Share

20. Ke Rumah Kalila

Bab 20

*

Setelah mengangguk dalam kebingungan, Udin menunggu aku naik di belakangnya dan mengayuh dengan pelan. Mungkin ia lelah jika harus mendayung sekuat tenaga, karena matahari terlihat sangat gagah di atas sana, panas sekali.

Kami mulai berjalan dalam diam. Wajahku mungkin kini terlihat cemas atau takut, sebab itu Udin hanya terus mendayung tanpa bertanya. Sebenarnya jarak rumah Kalila lumayan jauh jika ditempuh dengan sepeda, maklum saja kampung kami lumayan luas untuk seukuran biasanya.

“Sekar!” Tiba-tiba Udin memanggil.

“Apa?” tanyaku masih dengan suasana hati yang panik.

“Kamu dengan Kalila ada apa sebenarnya? Aku lihat kalian tidak terlalu akur sebagai saudara.” Udin terlihat seperti sedang mengemukakan hasil pengamatannya selama ini.

“Begitu kelihatan ya?” Aku bertanya balik. Aku hanya berpikir berarti selama ini orang-orang juga bisa melihat hubungan aku dan Kalila juga Karina sebagai saudara. Jelas beda sekali dengan orang lain, jelas terlalu jauh. Tidak akrab dan bahkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status