TWINS BROTHERS.
ALEX pertama kali membuka mata setelah menghabiskan waktu selama berjam-jam. Sebuah suara yang tak asing memenuhi indra pendengarannya. Begitu kesadarannya pulih, ia segera mengedarkan pandangan dan menemukan sesuatu yang sangat… ganjil. Di sana berdiri ayah yang sangat dicintainya dengan seorang wanita. Keduanya saling berpelukan, bahu wanita itu berguncang. Itu artinya wanita itu tengah menangis. Sepanjang hidupnya, Alex nyaris tidak pernah melihat ayahnya memeluk wanita seperti itu. Sejauh yang ia tahu, sang ayah sangat mencintai ibunya dan tidak akan pernah membuka hati untk wanita selain ibunya. Namun kenapa sekarang Axel yang terkenal kaku terhadap wanita itu justru tampak mesra dengan…
Napasnya tercekat kala menyadari siapa yang dipeluk oleh Axel. Alex yang semula hanya bisa menatap punggung wanita itu, berhasil melihat dengan jelas siapa sosok itu saat wanita itu berbalik. Lalu, belum
AN AGREEMENT.BRUCE melempar remote control ke lantai dan langsung diambil oleh Huxley. Malam ini hanya Hugh yang menemaninya di kamar. Sejak ayahnya- Dewa Herlambang memutuskan untuk tidak memberinya akses terhadap dunia luar, Bruce hanya bisa berbaring di atas ranjangnya. Lukanya belum sepenuhnya sembuh, tetapi saat ini ia sudah merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. berkali-kali Bruce meminta Huxley untuk menyerahkan ponselnya atau melakukan sesuatu yang mungkin bisa membantunya mengetahui perkembangan hubungan Eva dan Alex. Namun lagi-lagi sang ayah yang kolot itu tidak mau memenuhi keinginannya.“Dasar keras kepala!” gerutu Bruce dengan suara keras. Ia sangat yakin Huxley mendengar apa yang ia katakan, tetapi sepertinya Huxley enggan menanggapi kata-katanya. “Kau tidak bertanya siapa yang kumaksud?” ucap Bruce saat Huxley meletakkan remote control di sisinya.Sejak lima belas menit yang lalu, karena
THE FOREST FAIRY.EVA menatap keluar jendela dan melihat daun-daun berguguran dari pohon. Pemandangan itu sekaligus menyejukkan hati dan pikirannya yang belum pulih sejak terungkapnya fakta bahwa Alex adalah kakaknya. Bukannya ia menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada keluarganya selama ini. Sungguh, ia merasa sangat bahagia akhirnya fakta tentang kakak tiri terungkap. Hanya saja, semua yang terjadi belakangan ini cukup mengguncangnya. Ia seolah kehilangan arah dan tak tahu kemana lagi harus melangkah. Sejak kejadian perkelahian Bruce dengan Alex, ia menghubungi Payton dan mengatakan kepada wanita untuk untuk menjadwal ulang semua pekerjaannya karena ia ingin beristirahat entah sampai kapan.“Kau tahu kenapa aku dinamai Bruce?”Eva menggeleng. Ingatannya terlempar pada kejadian bertahun-tahun lalu. Hari itu di musim semi, Bruce mengunjunginya bersama Romeo. Mereka berdua menginap selama dua hari d
A ROMANTIC DINNER.SEPANJANG perjalanan menuju rumah orangtuanya, Eva sama sekali tidak berhenti memikirkan pertemuannya dengan Meghan. Ternyata, selama ini ia salah. Salah besar karena telah menuduh Bruce menghianati hubungan mereka. Padahal yang terjadi sebenarnya tidak seperti itu. Bruce tidak pernah sekali pun berpaling darinya. Dirinya lah yang terlalu bodoh karena membiarkan kesalahan pahaman terjadi di antara mereka berdua selama bertahun-tahun. Dan selama itu pula, ia berusaha sekuat tenaga untuk menghindari Bruce Spencer Smith. Bruce yang selalu ingin bertemu dengannya dan menjelaskan tentang ciuman yang terjadi di taman waktu itu.Eva mendendesah pelan. Untung saja ia tidak perlu mengemudi karena supir Delta berbaik hati mengantarnya pulang. Seandainya saja Ava tidak menjalin hubungan dengan Delta, mungkin fakta ia memiliki kakak tiri tidak akan terungkap sampai mereka meninggalkan dunia ini.Seulas senyum getir muncul
UNLIMITED KISSES.EVA mengerjapkan pandangannya beberapa kali sebelum akhirnya memutuskan kalau pria yang barusan mengucapkan kata-kata itu adalah Bruce Spencer Smith. Ia meneguk salivanya kasar. Astaga! Apa yang Bruce lakukan di sini? Dan kenapa pula pria itu bisa melihat dirinya dan Andrew? Apakah… apakah Bruce membuntutinya? Tidak. Itu tidak mungkin terjadi, bukan? Bruce dan dirinya sama sekali tidak punya alasan untuk bertemu. Tentu saja Bruce juga tidak punya alasan membuntutinya seperti sekarang.“Siapa kau?” Kening Andrew mendadak berkerut dalam. Pria itu memalingkan wajah dan menatap Bruce penuh permusuhan. “Apa yang kaulakukan di tempatku.”“Kubilang lepaskan dia!” geraman rendah dan buas bangkit dari dada Bruce. Pria itu sama sekali tidak mengalihkan tatapannya dari Andrew.Andrew tertawa. Cengkeraman tangannya seketika melemah. Eva menggunakan ke
TOUCH ME, PLEASE.EVA mengamati Bruce yang saat ini tengah mengobrol dengan Huxley lewat sambungan telepon. Akhirnya, dia tahu nama pria yang selama ini menjadi tangan kanan Bruce-Huxley. Nama yang cukup menarik dan sepertinya sesuai dengan karakter orangnya. Tegas dan… “Pastikan saat aku tiba di rumah tidak ada siapa pun di sana.”“…”“Jangan banyak bertanya, Hux. Lakukan saja perintahku. Kupastikan aku baik-baik saja.” Pria itu melirik Eva sekilas dengan tatapan nakal.Eva memalingkan wajahnya, kali ini ia merutuki dirinya sendiri karena tidak berpikir dua kali sebelum bertindak. Jika biasanya nia selalu berhati-hati, satu jam yang lalu ia bersikap sangat ceroboh dengan membuat perjanjian paling konyol dengan pria paling arogan di muka bumi. Seandainya saja Eva tidak sedang dalam misi menyelamatkan Andrew, mungkin ia tidak mau direpotkan dengan perjanjian i
THE WORLD OUTSIDE.EVA tahu dia tidak akan bisa berhenti sekarang. Tidak setelah Bruce membaringkannya di atas tempat tidur dalam keadaan tanpa busana. Pria itu menunduk dalam lalu kembali mengecup bibirnya. Sesuatu di antara paha Bruce menggelitik kulitnya yang sensitive hingga Evaa tersentak karenanya.Gerakan itu rupanya disadari oleh Bruce. Dia melepas pagutan bibir mereka lalu menatapnya dengan yang berkobar di sorot matanya. “Apa kau siap?” tanyanya dengan suara serak.“Entahlah. Aku… gugup.”“Aku tahu apa yang kau rasakan.” Bruce mengeucup keningnya lama. “Aku juga. Tapi aku tidak yakin akan melepaskanmu begitu saja. Jadi, sekarang atau nanti, tidak ada bedanya.”Eva membelai dada Bruce lalu menghentikannya tepat di bagian sensitive pria itu. Tangannya mengukur seberapa besar kejantanan Bruce selama beberapa saat. Setelah itu, erangan pelan
MY SOULMATE.BRUCE hanya bisa mendesah pelan saat melihat Eva turun dari ranjang untuk menerima panggilan dari ibunya. Ia ingin sekali mendengarkan apa yang tengah Eva bicarakan dengan sang ibu, tetapi ada hal yang harus ia urus. Ayahnya. Entah mengapa firasatnya mengatakan kalau apa yang akan dikatakan sang ayah bukanlah sesuatu yang baik. “Ya, Dad.”“Di mana kau?” tanya sang ayah tanpa basa-basi.Bruce mendesah, pertanyaan ayahnya sungguh sangat tidak sopan. Tidak bisakah Dewa menanyakan bagaimana kabarnya? Bukannya malah menanyakan keberadaannya. Tanpa bertanya pun, seharusnya sang ayah tahu di mana dirinya berada. “Di rumah. Apa ada yang mengganggumu?” tanya berusaha bersikap setenang mungkin.“Aku akan sampai di rumahmu kurang dari satu jam. Bersiaplah! Ada yang ingin kubicarakan padamu.”Dewa nyaris memutuskan sambungannya, beruntung bagi Bruce ka
CONTENTS OF THE AGREEMENT.BRUCE membawa kedua kakinya menuju ruang makan di mana ia akan menghabiskan makan siang dengan kedua orangtuanya. Ia melangkah dengan gontai dan berat hati. Siapa pun yang berada di posisinya saat ini pasti memilih untuk kabur ataau menghindari pertemuan dengan dua orang keras kepala yang sialnya berstatus sebagai orangtua biologisnya. Bruce mengedarkan pandangan saat hampir tiba di ruang makan. Sebelumnya, ia telah meminta Eva untuk menunggunya di kamar dan untungnya wanita itu tidak keberatan dengan permintaannya.“Mom… Dad…” Bruce memeluk ibu kemudian berganti dengan ayahnya. Tak lupa ia mendaratkan sebuah ciuman di pipi mereka berdua. Seburuk apa pun hubungannya dengan Gadis dan Dewa, Bruce merasa ia tetap harus menghormati mereka. “Maaf membuat kalian menunggu.”“Aku berniat menyusulmu ke kamar. Tapi Huxley melarangku. Apa kau meny