Share

[4] 48 - Harus berterima kasih

Beberapa jam setelah insiden itu, Brian yang mengotot menjagaku di samping kasur.

Karena aku menolak keras dia membawaku ke rumah sakit—lagi pula itu kondisi yang tak bisa diatasi oleh dokter biasa.

Lalu diseret ayahku keluar dan diancam habis-habisan. Ini pertama kalinya keberadaaan ayahku itu ada gunanya.

Jadi aku senang-senang saja menyapa ayahku, yang tentunya membuat ayahku semakin tinggi dagunya saat mengancam Brian.

Aku hanya senyum saat Brian menatapku lama.

Tahu kan rasanya saat kita bertatapan dengan mayat yang matanya terbuka lebar? Itulah yang kurasakan saat bertatapan dengan Brian.

Bisa dibilang, sangat sulit membuat senyumanku terlihat natural di hadapannya.

“Aku akan mengecek lagi besok.”

Untung saja dia tak bilang apa-apa pada ayahku apa yang terjadi padaku, aku tak ingin situasinya menjadi lebih kacau.

Pada akhirnya dia hanya bisa kembali ke kamar tamu dengan wajah kosong.

Lalu aku membuka jendela kamar dan mendapati angin sejuk bertiup, membuat rambu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status