Share

[4] 49 - Merasa dipermainkan

Aku keluar diam-diam saat melihat sebuah taksi yang memasuki kawasan perumahan.

Itu bukan hal yang mudah, karena aku bukan asasin.

Jantungku berulang kali ingin lepas karena berbagai macam suara yang muncul entah dari mana itu.

'Cath, aku di depan.'

“Tunggu sebentar…” bisikku perlahan sambil membuka kunci pintu depan.

Klik.

Jantungku kali ini benar ingin lepas karena suara kunci terbuka. Tapi aku memberanikan diri untuk mengayunkan gagang pintu.

Klak. Kriekk.

…Rumah mahal macam apa punya pintu bersuara nyaring seperti ini!

Padahal biasanya aku tak pernah mendengarnya berbunyi saat dibuka.

Aku yang pengecut ini tak berani menutup pintu dan membiarkannya saja terbengkalai. Lari secepat kilat ke gerbang depan.

Tak lupa memastikan Nanda lah orang yang keluar dari taksi.

“Nanda?”

“Ini aku.”

'Ini aku.'

Aku juga mendengar suaranya di telepon.

“Oh, tunggu sebentar.”

Tahu kalau tak ada gunanya aku bergerak pelan-pelan, aku tak peduli jika aku membuka gerbang secara berisik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status