Aku mendengar keributan di sekitar sini, suara langkah kaki terdengar begitu jelas. Aku membuka mata. Ternyata aku telah tertidur. Bisa-bisanya aku tertidur di saat Williams sudah pergi.Seseorang dipaksa untuk masuk ke ruang tahanan yang berada tepat di depanku. Dia sepertiku. Siapa dia? Ada masalah apa? Ketika Para Prajurit itu mengunci jeruji besi dan hendak pergi, sosok laki-laki itu mulai membalikkan badan. Tangannya terikat sama sepertiku, dia mulai menegakkan kepala.Philip?Segera aku mendekatinya. Tanganku menggenggam erat jeruji besi ini.”Mengapa kau berada di sini? Bagaimana bisa kau ditahan seperti ini? Apakah kau ditangkap di kediamanmu?”Dia menatap ke arah luar berharap tidak ada prajurit yang menunggu kami di sini. Namun, tangga itu hanya terlihat oleh pandanganku. Aku menggelengkan kepala memberinya tanda bahwa di sana sedang tidak ada penjaga.”Jane. Sepertinya mereka mengetahui masa lalumu. Seperti yang kau ketahui, aku mempunyai ramuan yang bisa mengembalikan inga
Cedric tidur dengan posisi duduk, kepalanya bersandar di atas kasur, dan sebagian badannya duduk di kursi. Aku membalikkan badanku ke arahnya, dan mengusap kepalanya.Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan? Jika saja Philip bisa mengembalikan ingatanku. Tunggu! Apakah ini alasan Cedric menyekap Philip? Untuk mengembalikan ingatanku?Dia terbangun."Bagaimana keadaanmu?"Aku tersenyum. Dia senang melihatku tersenyum, kemudian dia meraih tanganku dan mencium punggung tanganku."Ternyata pura-pura tertidur itu indah ya?"Aku menarik tanganku dari genggamannya, karena kesal. Namun, dia menariknya kembali.Dia mengusap-usap tanganku ke pipinya."Seandainya aku lahir dari keturunan kastil lain, atau bahkan jika aku adalah kakaknya Tom ataupun Williams. Aku tidak akan mengalah dan tetap berjuang untuk mendapatkanmu. Andai saja seperti itu, aku tidak akan berusah payah untuk menyerahkanmu kepada salah satu diantara mereka."Aku hanya menatapnya terharu."Kau tidak boleh duduk sampai Philip
Para penjaga itu pergi meninggalkan tempat ini. Entah apa yang mereka lakukan, aku tidak peduli. Maka dari itu, Phillip memberanikan diri untuk berbicara denganku. Mungkin saja karena dia kesepian. Seandainya di hadapannya terdapat sebuah pekerjaan yang bisa dia kerjakan di sini, aku yakin bahwa aku pasti diabaikannya."Sebenarnya Cedric sudah tau kediamanku. Namun, aku tidak menyangka jika dia adalah seorang Raja dari Kastil Chivalry. Pada saat kau pergi dan mengancamku, aku melihat kepergianmu dari balik jendela. Di saat yang sama. Ada seorang laki-laki yang sedang memperhatikanmu."Williams hendak mengejarmu, tapi dia mengurungkan niatnya karena kau bertemu dengan Tom. Pada saat Williams pergi tanpa pamit. Cedric datang mengacak-acak kediamanku."Mengapa kalian bersikap tidak sopan ketika pergi meninggalkan rumahku?! Di tambah lagi, ada seseorang yang mengacak-acak pekerjaanku."Aku hanya diam mendengar ceritanya. Karena dia sungguh benar-benar menyebalkan dan aku tidak ingin menga
Pagi hari Marry mengunjungiku. Dengan sikapnya yang angkuh, dia datang hanya untuk membuatku merasa tidak berguna. Seolah-olah dia sedang berkuasa di sini. Wanita ini sangat menyebalkan, rasanya aku ingin menarik ucapanku kemarin jika aku akan berteman baik dengannya. Mulutku terasa mual mengingatnya."Aku kesal! Mengapa kakakku bisa menyukai gadis gila ini."Aku sangat geram mendengarnya, berani-beraninya dia mengatakanku gadis gila. Namun, aku menahannya."Aku benar-benar senang berada di sini. Aku diperlakukan layaknya seorang Putri. Karena mereka sudah memperlakukanku seperti itu. Aku memutuskan untuk menjadi pengikutnya. Esok hari aku akan menandai bagian tubuhku.""Sungguh, aku benar-benar tidak peduli dengan ucapanmu. Jika kau memang seorang Putri sekarang, bukankah akan sangat tidak pantas mengunjungi penjara bawah tanah?"Aku bisa melihat wajahnya yang mulai kesal. Dia mengentakkan kakinya dan pergi begitu saja. Aku mulai tertawa. Terkadang dia membuatku terhibur. Ah, sudahla
Pandanganku tertuju kepada Philip. Namun, tatapanku kosong. Aku yakin, aku tidak tertidur semalaman ini. Berkali-kali Philip memanggilku dengan nada yang samar agar tidak terdengar oleh penjaga di sini, tapi aku mengabaikannya. Dia melambai-lambaikan tangannya ke arahku dan aku tetap mengabaikannya.Aku berharap jika malam itu adalah mimpi. Sayangnya itu adalah kenyataan. Apa yang sudah aku lihat adalah sebuah sisi kelam dari dalam diri Cedric.Saat Darren mengantarkanku kembali ke sini. Dia menceritakan sedikit tentang Cedric bahwa di sana adalah ruangan khusus yang dibuatnya untuk menyiksa orang hingga membuatnya sampai mati. Biasanya di sana dia hanya menyiksa orang-orang yang telah menganggunya dan orang yang telah mengangguku juga. Seorang pria pemabuk pada waktu itu telah tewas di ruangan ini. Aku pikir saat itu sudah selesai, saat aku berhasil menenangkannya. Namun, itu tidak akan membuat dendamnya meredam.Aku menatap Philip. Setelah dia mengembalikan ingatanku, apa yang akan
Cedric mengusap-usap perutku. "Bagaimana jika aku bisa hidup menua bersamamu?" ucapnya sambil tersenyum melihat perutku."Aku ingin memiliki anak yang memiliki paras sepertimu."Aku tertawa. "Mengapa? Kau tidak ingin berbagi rupamu?""Aku sudah bosan menatap diriku. Mau dia laki-laki atau perempuan, aku ingin dia mirip denganmu dan memberi nama mereka dari nama-nama bunga. Karena aku pernah melihatmu sedang melihat-lihat sebuah bunga. Aku pikir kau sangat menyukainya."Aku tersenyum mendengarkan khayalannya.Entah apa yang sedang kami bicarakan. Akan tetapi, aku berharap dengan membayangkan sesuatu yang indah bisa mengobati sedikit lukanya.Lalu dia menghentikan gerakan tangannya dan menatapku. "Aku senang bisa menghabiskan sisa waktuku bersamamu seperti ini. Membayangkan hal yang tidak mungkin, setidaknya aku mempunyai mimpi yang indah."Dia berbaring di atas pahaku dan aku mengusap rambutnya."Kau bisa mengubah semuanya."Dia menggelengkan kepalanya. "Tidak semudah itu, Jane. Aku ti
Aku mengenakan gaun yang diberikan Cedric, dan sekarang aku mengangkat gaun ini dengan kedua tanganku. Memang benar-benar merepotkan di saat situasi seperti ini.Kini aku berlari kecil mengikuti alur menuju keluar dari kastil ini. Aku bisa melihat para prajurit ini tewas, berserakan di sepanjang lorong dan darah di mana-mana. Pandanganku terasa bergerak memutar, kepalaku terasa sangat sakit. Tubuhku tidak bisa menerima ini semua, sehingga aku terjatuh karena lemas.Badanku mengenai salah satu prajurit yang sudah tewas, tanganku menyentuh cairan hangat. Aku rasa, aku telah menyentuh darah yang keluar dari jasadnya. Aku tidak sanggup melihatnya. Lalu aku memejamkan mata dan mencoba untuk bernapas sebisa mungkin. Jangan sampai aku jatuh pingsan karena hal ini. Bukan saat yang tepat di kondisi yang sedang kacau ini.Aku memang tidak sampai pingsan. Namun, aku benar-benar tidak bisa berdiri. Hingga akhirnya aku mendengar suara berteriak memanggil namaku."Jane! Kau tak apa?" Philip menyent
Siang ini aku diperintahkan untuk mengawasi seorang gadis. Entah seperti apa dia, sehingga membuatnya harus diawasi oleh orang sepertiku. Jika ini bukan perintah langsung dari seorang Raja yang sekaligus keluarga bagiku, aku tidak akan menuruti perintah ini. Terlalu membuang-buang waktu.Aku hanya duduk di depan sebuah kedai. Sesuatu membawaku kemari. Semua orang sibuk dengan kegiatan masing-masing, aku hanya terpaku melihat kesibukan itu. Sambil tanganku menopangkan dagu. Inilah arti kebosanan. Rasanya sudah lama aku tidak mengalami hal bosan seperti ini, semenjak kedatangan dia. Dia adalah seorang laki-laki yang merupakan sahabatku. Itulah alasannya mengapa aku mengikuti perintah sang Raja yang merupakan ayahnya, meskipun aku tahu akan membosankan seperti ini. Dia akan ikut perjodohan. Sebagai seorang sahabat, aku tidak ingin dia menikah dengan wanita sembarangan. Jadi aku menerima perintah ini—tapi aku masih heran, entah apa yang membuat Sang Raja tertarik, sehingga dia mengincar g