Season 2 Part 7
"Bapak tidak apa-apa?" tanyaku pada bapak-bapak itu.Ia bangkit membenarkan badannya sembari berterima kasih kepada warga."Ini tas bapak?" tanyaku mengambilkan tas yang tadi hampir saja direbut oleh perampok. Tas itu terjatuh diatas rerumputan, tak jauh dari mobilnya."Iya terima kasih ya, Nak," sahutnya sembari tersenyum."Entahlah, apa jadinya kalau gak ada kamu. Tas ini berisi uang gaji untuk para karyawan, biasanya ada yang mengawal saya, tapi kebetulan pas sendiri malah pas apesnya juga," jelasnya."Iya sama-sama, pak. Kalau gitu saya permisi, Pak," timpalku.Aku berbalik, namun bapak itu mencegah langkahku."Ini buat kamu, Nak," ujarnya sembari menyodorkan beberapa uang seratus ribuan."Tidak usah, pak. Saya ikhlas membantu."Ia tampak sungkan dengan jawabanku.Kruyuuuuk ... Tiba-tiba perutku berbunyi, ya terang saja, karena sedari pagi aku belum makan apapun.Season 2 Part 8Kuberanikan diri untuk maju dan melawan kedua preman itu. Salah satunya aku timpuk pakai batu, hingga mengenai kepalanya dan terhuyung. Dan yang lainnya mulai berduel denganku. Aku menendangnya dan memukulnya tanpa ampun. Mungkin karena keadaan mereka yang sedang mabuk membuat mereka tak mampu membela diri. Kedua orang itupun terjerembab ke tanah.Aku segera menarik tangan wanita itu dan membawanya berlari sebelum preman-preman itu sadar dan mengejar kami. Langkah larinya tertatih-tatih, dia kelihatan sangat tersiksa, mungkin kakinya sakit karena tadi sempat terjatuh."Ayo cepat naik ke motorku," sergahku sambil terus memegangi tangannya.Tiba-tiba wanita itu berhenti, ia terlihat sangat kelelahan, napasnya ngos-ngosan. Badannya terlihat gemetaran."Tinggalkan aku, aku akan naik taksi, Mas," ujarnya lagi, nafasnya masih tampak terengah-engah."Hei mbak, jalanan ini sepi, tidak ada kendaraan yang lewat. L
Season 2 Part 9"Terus kamu anggap aku ini apa? Aku bersedia menemanimu dari nol, tapi sekarang kau--""Aku menikah bukan dengan orang sembarangan.""Apa maksudmu, Mas?""Aku akan menikah dengan putri pemilik perusahaan tempatku bekerja. Kau tahu apa artinya? Kesuksesan sudah di depan mata.""Tidak, aku tidak setuju mas. Kenapa kamu tega lakukan ini? Apa sekarang aku tidak cantik lagi? Sampai kau rela berbuat seperti ini padaku? Mana janjimu kalau kau akan tetap setia?""Tenanglah sayang, hatiku tetaplah milikmu. Kaulah satu-satunya wanita yang kucintai. Aku tak mungkin jatuh cinta pada wanita itu. Penampilannya yang kuno dan ya dia sama sekali bukan tipeku. Kamu jangan khawatirkan hal itu. Percayalah, aku akan memberikan apapun yang kau mau setelah kita kaya. Kau bisa hidup dengan mewah, tidak seperti ini lagi. Kau tidak mau kan hidup kita terus-menerus dihina. Percayalah padaku dihatiku cuma ada kamu seorang."Setelah
Season 2 Part 10POV Anita"Mas, kamu masih marah sama aku? Maaf mas, aku benar-benar tidak sengaja," ucapku lagi dengan nada memohon."Sudah, Dek, kamu pulang saja. Tolong gak usah neko-neko kirim makanan seperti ini lagi. Mas bisa makan di luar," sahut Mas Bagus menahan rasa kesal di dada.Aku terdiam sembari mengamati ruang kerja Mas Bagus. Baru kali ini kulihat Mas Bagus marah dan kesal setengah mati. "Tunggu apa lagi? Pulanglah, kamu bisa pesan taksi, kan?" tegurnya kembali.Aku mengangguk, kemudian keluar dari ruangannya. Hatiku ikut berkecamuk antara kesal dan yang lainnya. Mas Bagus mengusirku dari kantor ayahku sendiri. Masih banyak rahasia yang tidak kumengerti. Ternyata selama ini Mas Bagus sudah serakah. Bisa saja ia menggunakan uang perusahaan untuk Viona.Bruukk ...Saat keluar dari kantor, tiba-tiba aku menabrak seseorang."Maaf, saya tidak sengaja," ucapku sambil tertunduk. Bahkan aku t
Season 2 Part 11POV Anita"Siapa laki-laki ini? Sudah berani ya kamu bermain dibelakangku?!" "Uhuk-uhuk!" Gara-gara Mas Bagus ngomong tidak jelas aku jadi tersedak. Secepat kilat Kak Arya langsung menyodorkan air putih ke hadapanku. "Minumlah dulu," ucap Kak Arya dengan santai. Ia memang sengaja memanas-manasi Mas Bagus dan tetap tersenyum walaupun Mas Bagus menatapnya dengan sinis."Hei Bung, tidak bisakah kau berhenti perhatian pada istri orang?" ketus Mas Bagus lagi. Kulihat dadanya naik turun menahan emosi."Tidak. Aku tidak bisa berhenti menyayanginya dan memperhatikannya. Terus kau mau apa?" Kak Arya dengan sengaja mengatakan hal itu membuat Mas Bagus makin naik pitam."Kurang ajar kau!!" Tiba-tiba saja Mas Bagus meraih krah kemeja Kak Arya dan tanpa ba-bi-bu lagi ia memukulnya.Buugg!! Praankk!!Pukulan keras Mas Bagus membuat Kak Arya terjatuh, begitu pula dengan
Season 2 Part 12POV BagusTak lama seorang laki-laki keluar dari mobil."Kau???!!" pekikku terkesiap kaget, lebih tepatnya aku tak suka melihat kehadirannya. Lelaki yang tadi siang bersama dengan Anita. Dialah lelaki yang sudah membuatku membayar ganti rugi cafe dengan nominal yang cukup besar.***Beberapa jam yang lalu ...Kepalaku kembali berdenyut mengingat ini semua. Hah, aku tak percaya ini. Jalan yang tadinya mulus kini ada batu sandungan. Apa yang harus aku lakukan? Sedangkan Anita juga hamil anakku. [Sayang, temui aku di Cafe Bintang. Aku mau bicara, penting!]Tulisku pada pesan WhatsApp untuk Viona. Benar sekali, aku harus membicarakan ini pada Viona.[Oke, aku segera kesana, Mas]Kulajukan mobilku menuju cafe bintang, memesan meja disana. Tak lama Viona dan Bayu--anak kami datang. Ia tersenyum sangat manis. Sambil menunggu pesanan kami datang, kami berbincang terlebih dahulu.
Season 2 Part 13Sebuah mobil Honda CRZ berwarna merah memasuki area pelataran rumah yang mewah itu.Seorang lelaki dengan rambut sedikit ikal keluar dari mobil. Ia menatap takjub saat tak ada sedikitpun yang berubah dari bangunan ini padahal ia sudah pergi selama bertahun-tahun dan baru kali ini kembali lagi.Tak lama setelah mengetuk pintu, seseorang membukanya. Wanita paruh baya yang sudah mengabdi selama berpuluh tahun bekerja di keluarga Rusdy tampak terkejut melihatnya."Bi Surwi masih kenal aku?" tanya lelaki itu saat menyapanya."Sepertinya bibi pernah lihat, tapi siapa ya? Kok seperti Den Arya tapi ini ganteng banget," sahut Bi Surwi sambil mengingat-ingat."Haha iya bibi bener, ini aku Arya yang dulu berandalan itu, ternyata ingatan bibi masih tajam ya," sahut Arya dengan suara yang manis. Ia tertawa melihat tingkah kekonyolan Bi Surwi."Ya Allah den, bibi sampe pangling. Aden bisa berubah seperti ini. Ayo masu
Season 2 Part 14POV AnitaPagi itu setelah Mas Bagus berangkat ke kantor, aku bergegas ke rumah ayah. Ayah yang memintaku untuk bertemu saat berbicara di ujung telepon.Sampai di rumah ayah, kulihat ada sebuah mobil Toyota Yaris berwarna merah terparkir disana. Kira-kira mobil siapa ya? "Assalamualaikum.""Waalaikum salam," jawab mereka dengan serempak."Ayah," aku berjalan menghampiri ayah dan menyalami punggung tangannya. Kutangkupkan kedua tanganku di depan dada untuk menyapa tamu yang ada di hadapanku."Anita, ini Pak Haris dan Bu Sonata. Tadinya mereka juga bekerja di perusahaan ayah menjadi karyawan terbaik, tapi katanya mereka dipecat beberapa bulan yang lalu oleh suamimu dengan alasan yang tidak jelas. Ayah juga baru tahu hal ini sekarang. Mereka juga mengatakan ada hal yang ganjil tentang suamimu. Maka dari itu ayah kirimkan Arya untuk mengawasi Bagus. Maaf Anita, bukannya ayah suudzon, tapi hal ini ayah lakuk
Season 2 Part 15POV AnitaTerdengar suara anak kecil menangis. Aku segera masuk ke dalam, lalu meraih Bayu ke dalam gendonganku, kemudian kubawa masuk ke dalam rumahku sendiri.Hatiku seakan teriris begitu perih, karena keegoisan orang tuanya, sang anak bisa saja jadi korban. Anak ini tidak bersalah. Hanya orang tuanya yang tak pandai bersyukur. Perasaan hancur berkecamuk jadi satu. Mengingat hal tadi. Rasanya aku malu pada diriku sendiri.Bayi mungil itu sudah terlelap dalam tidurnya. Sementara mataku masih terjaga. Entahlah malam ini tak bisa tidur. Harusnya di saat kehamilan pertamaku, aku bisa bermanja-manja dengan suami tapi ini justru ...Selang satu jam, Mas Bagus kembali tanpa Viona. Ia masuk ke dalam rumah dengan wajah ditekuk."Gimana keadaan Viona, Mas?" tanyaku."Gak usah sok peduli. Kamu senang kan udah buat Viona seperti ini! Puas?!" bentaknya. "Astaghfirullah hal'adzim. Sudah kukatakan