Ella menatap pantulan dirinya di cermin. Ia memakai dress panjang tanpa lengan berwarna pink campur putih. Dari dada sampai pinggang menggunakan kain katun berwarna pink dengan hiasan bunga dari emas dan perak. Sementara dari pinggang sampai bawah menggunakan kain organza berwarna pink dengan campuran warna putih di bagian depan kiri. Seperti itulah gambaran dress yang dipakai Ella. Kecantikannya semakin menonjol karena rambutnya yang berwarna pirang digulung membentuk pola bunga. Di leher jenjangnya terpasang sebuah kalung emas berbandul berlian berbentuk segi lima. Wajahnya yang cantik semakin cantik karena dibubuhi riasan tipis yang terlihat natural."You are always beautiful and shining," celetuk Ares yang tiba-tiba datang dengan sibuk merapikan lengan kemejanya."Thank you Ares," sahut Ella seraya berbalik menghadap Ares.Ella terpukau melihat Ares yang memakai setelan jas berwarna putih dengan kemeja berwarna merah. Tidak lupa sebuah dasi kupu-kupu berwarna senada dengan jas se
Jam sepuluh Ares dan Ella sudah kembali ke mansion. Ella yang merasa gerah memutuskan untuk mandi lagi. Sedangkan Ares langsung pergi meeting bersama Liam.Setelah mandi dan berganti pakaian dengan daster lucu, Ella langsung rebahan di kasur. Namun, baru saja ia mengistirahatkan tubuhnya, ia melihat sebuah paper bag berlogo aplikasi kesehatan online di atas meja. Ella sontak langsung bangun dan terkejut melihat pesanan obatnya. Ia bergegas mengambilnya dan membukanya. Dan isinya memang benar obat gangguan mental untuknya. Namun ia bertanya-tanya dalam hati, kira-kira siapa yang menerima paket obatnya? Ella lalu turun ke lantai bawah dan menemui Rahma."Rahma, siapa yang menerima paket obatku?" tanya Ella."Nala yang menerimanya Nona. Tapi karena waktu itu Nona Ella masih jogging jadi saya menyimpannya sampai hari ini lalu paket obatnya saya berikan kepada Tuan Ares," sahut Rahma.Ella merasa sedikit was-was ketika Rahma mengatakan bahwa Ares yang menerima paket tersebut. Karena seben
Hari Selasa menjadi hari terakhir untuk Ella mengerjakan ujian tengah semester. Ella telah selesai mengerjakan ujiannya dan sekarang ia bersantai-santai sekaligus mengobrol dengan Miss Laila. Es teh melati dengan beberapa camilan tersaji di meja yang membuat obrolan terasa semakin seru.Namun tiba-tiba raut wajah Miss Laila menjadi serius. Setelah mengunyah dan menelan habis sebuah roti berbalut keju mozzarella, Miss Laila berucap, "Ella, ada yang ingin Miss sampaikan.""Iya, Miss?" Ella memperhatikan Miss Laila dengan seksama."Miss Laila perkirakan nilai hasil ujianmu buruk, tidak sampai sembilan puluh." Ucapan Miss Laila sukses membuat Ella syok hingga tersedak."Uhuk, uhuk!" Ella segera meminum teh melati untuk menggelontorkan makanan yang menyangkut di tenggorokannya."Miss Laila kalau bercanda kelewatan, sampai membuatku tersedak," ucap Ella kesal."Miss tidak bercanda," sahut Miss Laila dengan raut wajah yang semakin serius.Ella pun menjadi bingung sendiri. Ia benar-benar tida
Lima menit sebelum acara ulang tahun Ella akan dimulai, Raymond datang dengan sebuah paper bag kecil dan sebuah buket bunga berwarna biru bercampur putih yang sangat indah di genggamannya."Halo Ella sayang," sapa Raymond."Halo Ayah," sahut Ella.Raymond dan Ella pun berpelukan. Sebenarnya Ares sedikit cemburu namun ia tahan mengingat bagaimanapun Raymond adalah ayah kandung Ella.Raymond melepaskan pelukannya dengan Ella lalu menyerahkan paper bag kecil dan sebuah buket bunga dari tangannya kepada Ella. "Ini kado dari Ayah untuk kamu."Ella menerima kado dari Raymond dengan perasaan bahagia lalu berucap, "Terima kasih banyak Ayah.""Ayah?" ucap Saras bertanya-tanya.Ella lupa bahwa ibunya belum tahu mengenai hal ini. Ella hanya diam karena bingung ingin menjelaskan dari mana. Raymond yang sebelumnya tidak menyadari keberadaan Saras pun kaget ketika melihat Saras ada di belakang Ella. Saras mendadak shock saat teringat bahwa pria di depan Ella adalah pria yang sama dengan pria yang
Acara ulang tahun Ella sudah selesai. Kini Ares, Ella, Lia, Saras, dan Raymond duduk di ruang keluarga. Bernard sudah pulang duluan karena ada urusan penting. Suasana canggung menyelimuti mereka semua. Sebagian dari mereka sedang berpikir keras tentang masalahnya."Ehem, kepada Nyonya Saras, saya akan bertanggung jawab kepada anda walaupun saya tahu semuanya sudah terlambat." Raymond memulai percakapan.Saras memandang Raymond takut-takut. Sedangkan Raymond menatap Saras dengan penuh penyesalan."Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu lagi Nyonya Saras," sambung Raymond.Saras hanya diam saja tak menanggapi. Sementara Raymond memakluminya karena pasti tidak mudah menyembuhkan trauma atas kejadian itu.Saras yang hanya diam kemudian memberi kode kepada Lia untuk bicara kepada Ella. Lia pun paham dan berucap, "Ada yang ingin aku dan Ibu sampaikan… Kak Angel pernah menyayat pergelangan tangannya sendiri saat di rumah sakit lalu aku mendonorkan darahku kepada Kak Angel. Tapi sayangnya …
Di malam hari, terdapat panggilan telepon di ponsel Angel. Karena sekarang Angel berada di rumah sakit jiwa, maka Lia lah yang menyimpan ponsel Angel. Sebelumnya ponsel Angel kehabisan paket data namun sudah diisi oleh Lia. Barulah Lia melihat banyak sekali telepon dan pesan dari sebuah kontak bernama Mr. Zaley."Mr Zaley? Siapa itu?" Dengan ragu-ragu, Lia mengangkat telepon itu."Halo Angel sayang, akhirnya diangkat juga. Aku capek tau nunggu kamu angkat telepon atau balas pesanku dari kemarin-kemarin. Kok tidak ada kabar, kamu baik-baik saja 'kan?" Terdengar suara pria dari balik telepon."Ma-maaf, Kak Angel sedang sakit makanya sekarang di rawat di rumah sakit. Ini ponselnya di pegang adiknya," papar Lia.Terjadi hening sesaat sebelum kembali terdengar suara yang menyahut, "Oh baiklah kalau begitu. Semoga Angel cepat sembuh, ya. Berarti kamu dirumah sendiri 'kan?"Lia mengernyitkan dahinya mendengar pertanyaan aneh dari pria bernama Mr Zaley tersebut. "Memangnya kenapa ya kalau say
Setelah melakukan homeschooling, Ella berniat pergi ke panti asuhan. Ella ingin berbagi kepada anak-anak di panti asuhan sebagai perayaan ulang tahunnya kemarin.Ella sudah membicarakan hal ini dengan Ares kemarin dan tentu saja Ares menyetujuinya. Ella sudah membeli beberapa pack minyak ikan, beberapa kardus susu kotak, dan beberapa kardus nasi ayam untuk dibagikan kepada anak-anak panti asuhan.Ella pun berangkat dengan Maya. Sepanjang perjalanan Ella dan Maya sibuk menyanyi sesuai lagu yang diputar di radio mobil.Beberapa menit kemudian mereka sampai di panti asuhan yang bernama their smile is our happiness."Halo Bunda Kalina," sapa Ella kepada pemilik panti asuhan."Halo juga Ella, sudah lama sekali kamu tidak kesini," sahut Kalina."Iya, Bunda. Saya minta maaf karena saya sibuk akhir-akhir ini. Ini saya membawa beberapa makanan dan minuman untuk anak-anak panti," ungkap Ella."Wah, terima kasih ya. Mari masuk semuanya. Biar saya bantu," ucap Kalina seraya membantu Raya mengelua
Rayhan : prank! HahahahahahaRayhan : ini aku, Livia. Takut, ya?Livia membanting ponselnya ke atas kasur setelah membaca chat dari Rayhan.Livia : sialan kamu! Awas aja, aku marah sama kamu.Livia pun mematikan ponselnya dan memilih menonton film di laptop."Wah, kenapa ini? Kok jadi badmood? Airlangga bertanya."Itu, hantu perempuannya ternyata Rayhan. Dia tadi nge-prank kita," ucap Livia bersungut-sungut."Hahahahahahahaha. Sebenarnya aku juga sudah tahu kalau itu Rayhan," ucap Airlangga."Ih, kalian kok ngeselin banget," ucap Livia seraya melempar bantal ke arah Airlangga.Akhirnya mereka saling melempar bantal ke arah satu sama lain dan berakhir tertawa bersama.•••Setelah dari panti asuhan, Ella berniat pergi ke rumah sakit jiwa tempat Angel dirawat. Ella sudah mengirimi pesan kepada Lia bahwa Ella akan kesana namun pesannya tidak dibaca oleh Lia. Ella memakluminya, mungkin Lia sangat sibuk.Ella membuka bagasi mobilnya untuk dimasukkan rantang makanan yang dibawakan oleh para