“Julian, kasih salam buat bapak kandung kamu…!” Rey benar-benar shock mendengar Amanda berkata seperti itu, dia langsung menatap Amanda dan anak yang dipanggil Julian itu bergantian.“A-amanda…apa maksudmu?” Rey sampai tergagap bicara.Amanda malah menarik tangan Julian dan bocah yang umurnya sekitar 6 tahunan ini langsung mencium tangan Rey.Sikap yang aneh, mengingat di dunia barat mencium tangan bukan hal yang wajib bagi anak. Inilah didikan terhebat dari Rukayah pada Julian, yakni budi pekerti.Siapakah Rukayah? (ada kisahnya, tentang wanita yang jadi penolong Amanda di bab ini juga).Sikap masa bodoh yang selalu dilakukan Amanda sebelum dia hijrah dan sudah jadi hal keseharian di Paris, perlahan mulai terkikis.Rey yang masih terkaget-kaget kini di tarik Amanda untuk duduk di kursi yang agak di pojokan, Julian malah aseek menonton TV dengan cueknya di ruangan itu, anak kecil ini seakan paham, ibunya dan pria yang dikatakan sebagai ayah kandungnya ini pasti akan berbicara serius b
Setelah 3 hari, kondisi Amanda pun berangsur-angsur sehat, dia yang semula tak ingin mempunyai anak, lambat laun mulai jatuh cinta dengan bayinya, yang justru terlihat sangat sehat dan makin menggemaskan ini.Rukayah mengajarkan Amanda cara menyusui bayinya ini, sehingga Amanda tak kagok lagi. Rukayah mengatakan, ASI langsung sangat sehat bagi bayi Amanda, daripada susu formula.Hubungan Amanda dan Rukayah yang keibuan ini makin erat, Amanda pun tanpa sungkan meminta Rukayah turut memelihara bayinya ini.Rukayah yang sudah menjanda karena suami dan satu anaknya meninggal saat masih berada di Alzajair karena persoalan politik, dengan senang hati merawat bayi ganteng ini.Amanda akhirnya terbuka kalau ayah dari bayi ini orang Indonesia. Rukayah langsung berbinar dan mengatakan negara itu banyak muslimnya, sama dengan keyakinannya.Rukayah makin senang, saat Amanda bercerita kalau suaminya memang muslim di Indonesia. Namun Amanda tak mau terbuka, kenapa dia dan Rey berpisah, Amanda hanya
“Aku akan bicara dengan Viola pelan-pelan, beri aku waktu…sementara…kalian tinggal dulu di apartemen…jangan di hotel ini!” Amanda hanya senyum mendengar ucapan Rey, tapi tak mengiyakan.Rey tentu saja iba melihat Amanda dan Julian yang kini sudah dia yakini sebagai anak kandungnya, tinggal di hotel yang bagi Rey sangat sederhana ini.Yang lebih membuat Rey kaget, saat Julian minta uang pada ibunya, karena dia ingin memesan makanan. Amanda dengan lirih menasehati Julian agar berhemat karena dia sudah makan pagi dan tak perlu belanja makanan tambahan sampai makan siang.“Hmmm…baiklah…aku beri kamu waktu…tapi sampai kapan Rey, aku punya pekerjaan di Paris dan harus pulang. Aku hanya diberi cuti dua minggu oleh kantor tempat aku kerja!” sahut Amanda, setelah Julian balik lagi ke depan TV.“Kamu berhenti saja kerja di sana…!” sahut Rey pendek. Amanda tersenyum lagi, bagi Rey senyum Amanda makin menambah kecantikan wanita yang kini sudah muslimah dan terlihat sangat menjaga sikap ini.“Rey…
Mendengar ucapan Amanda ini Rey pun mengungkapkan diapun juga sudah menyadari kelakuan-kelakuan jeleknya, sejak bertemu kembali dengan Viola dan menikah, dia sudah berubah total. Amanda langsung bilang Viola gadis baik dan beruntung Rey bertemu wanita sebaik Viola.Sebelum pulang, Rey mengajak Amanda sholat isya berjamaah, Amanda langsung berbinar dan menganggukan kepala. Usai sholat Isya, Rey memberikan satu kartu debit premium buat Amanda.“Gunakan ini untuk belanja buat kamu dan Julian, di garasi ada 10 mobil, silahkan Amanda pake yang mana saja, kuncinya ada di lemari kecil itu,” Rey menunjuk sebuah lemari, diapun kemudian pamit dan mencium kening Amanda, lalu mendekati Julian yang sedang nyenyak tidur di kamar satunya, dan kembali mencium kening anak kandungnya ini.“Kudoakan moga Viola ikhlas menerimaku sebagai madunya,” ucap Amanda, Rey tersenyum dan sekali lagi mempagut bibir kekasihnya ini dan pergi dari apartemen ini dengan semangat berlipat-lipat dan hati bahagia.Amanda me
Untungnya Rey punya tenaga kuat, sehingga dia tak kesulitan menggendong Viola yang hamil besar dan berat badannya pun naik drastis selama masa kehamilan.Di tambah rasa panik yang luar biasa, sehingga Rey tak sadar mampu menggendong Viola tanpa merasa berat, padala dalam kondisi normal, cukup kesulitan Rey menggendong Viola yang kini memiliki berat badan hampir 75 kilogram.Setelah berjalan lumayan jauh, klinik yang dimaksudpun ditemukan dan memang ada di mall mewah ini.Viola langsung di baringkan di kasur klinik dan oleh dokter dan dua orang perawat yang kebetulan berjaga.Rey diminta keluar ruangan, karena proses persalinan akan langsung dilakukan, mengingat di sela-sela kaki Viola sudah menetes air ketuban. Tanda kelahiran normal hanya tinggal menunggu detik-detik kelahirannya saja lagi.“Pi…itu siapa?” Rey baru sadar dan kini dia jongkok menatap anaknya.“Julian…itu tadi Mami Viola, sebentar lagi Ju
Tak punya pilihan lain lagi, akhirnya Rey pun menceritakan semuanya, sampai pada akhirnya Amanda yang sudah mualaf menyusulnya ke Jakarta bersama Julian.Baik Mami Sherin terlebih Priscilla, hanya bisa menarik nafas panjang dengan kelakuan Rey serta tau alasan sebenarnya Amanda membawa Julian ke Jakarta. Awalnya mereka pikir Rey dan Amanda selama ini sudah menikah.“Hadeuhh…bagaimana ini, apakah Viola sudah tahu hal ini?” Mami Priscilla bergumam sendiri, khawatir kalau menantu kesayangan mereka itu syok.“Begini…Rey harus segera meresmikan hubungannya dengan Amanda, cucu kita ini tak boleh begini. Amanda…kamu mau kan menikah dengan Rey kan!” Radin lalu menatap wajah Amanda yang dari tadi hanya diam, Priscilla, Sherin dan juga Rey menunggu jawaban Amanda.Amanda sampai terdiam sesaat, tak menduga orang tua Rey begitu hebatnya meminta dia segea jadi istri Rey. Ini luar biasa, batin Amanda salut.“Ama
Viola tetap membisu, dia malah memalingkan wajah dari tatapan Rey. Viola tetap mendiamkan Rey hingga tiba di rumah sakit bersalin milik mertuanya dan Viola dipindahkan ke kamar VVIP bersama bayinya.Perang dingin suami istri ini tak luput dari perhatian Radin dan ketiga Maminya, apalagi saat melihat Rey hanya duduk termangu di luar ruangan di mana Viola di rawat.Radin kasian sekaligus ingin tertawa melihat kelakuan anak sulungnya ini, sejak dulu dia sudah bisa menilai, dibandingkan Salman, Rey yang berwajah jantan tak hello kitty kalau sudah berhadapan dengan wanita. Dia kemudian mengajak Rey duduk santai di kafe yang ada di rumah sakit tersebut.Rey mengikuti saja kemana ayahnya ini mengajaknya, dia yang sedang kalut tentu saja butuh seseorang untuk curhat dan yang paling tepat siapa lagi kalau bukan ayahnya ini, yang sudah kenyang makan asam garam kehidupan asmara.Dan pastinya selalu memiliki jalan keluar dari masalah berat yang sedang ia hadapi, piki
Saat tiba kembali di rumah sakit, orang tuanya semuanya sudah pulang, Rey pun langsung menuju ke kamar di mana Viola di rawat.Rey pelan-pelan membuka kamar, dilihatnya Viola tertidur dan bayi mereka ada di bok khusus yang diletakan di kamar itu, si bayi juga terlihat nyenyak terlelap.Melihat istrinya tertidur, Rey pun mendekati bayi mereka dan dia pelan-pelan bergumam memanggil nama Veira pada sang bayi.“Siapa kamu…!” Rey tersentak kaget saat mendengar suara Viola, saat dia berpaling Viola sudah duduk di ranjangnya dan menatapnya dengan bengong.“Abanggg…kok…rambut…wajah kamu…!” Viola menatap wajah suaminya yang berubah total itu, tak lama kemudian tergelaklah Viola tertawa, untung saja dia melahirkan dengan normal, sehingga dia tertawa tak apa-apa, andaikan caesar tentu sangat berbahaya bagi perutnya.Rey terdiam di tertawakan istrinya, dia lalu mendekat pelan ke arah Viola.