Untungnya Rey punya tenaga kuat, sehingga dia tak kesulitan menggendong Viola yang hamil besar dan berat badannya pun naik drastis selama masa kehamilan.
Di tambah rasa panik yang luar biasa, sehingga Rey tak sadar mampu menggendong Viola tanpa merasa berat, padala dalam kondisi normal, cukup kesulitan Rey menggendong Viola yang kini memiliki berat badan hampir 75 kilogram.
Setelah berjalan lumayan jauh, klinik yang dimaksudpun ditemukan dan memang ada di mall mewah ini.
Viola langsung di baringkan di kasur klinik dan oleh dokter dan dua orang perawat yang kebetulan berjaga.
Rey diminta keluar ruangan, karena proses persalinan akan langsung dilakukan, mengingat di sela-sela kaki Viola sudah menetes air ketuban. Tanda kelahiran normal hanya tinggal menunggu detik-detik kelahirannya saja lagi.
“Pi…itu siapa?” Rey baru sadar dan kini dia jongkok menatap anaknya.
“Julian…itu tadi Mami Viola, sebentar lagi Ju
Tak punya pilihan lain lagi, akhirnya Rey pun menceritakan semuanya, sampai pada akhirnya Amanda yang sudah mualaf menyusulnya ke Jakarta bersama Julian.Baik Mami Sherin terlebih Priscilla, hanya bisa menarik nafas panjang dengan kelakuan Rey serta tau alasan sebenarnya Amanda membawa Julian ke Jakarta. Awalnya mereka pikir Rey dan Amanda selama ini sudah menikah.“Hadeuhh…bagaimana ini, apakah Viola sudah tahu hal ini?” Mami Priscilla bergumam sendiri, khawatir kalau menantu kesayangan mereka itu syok.“Begini…Rey harus segera meresmikan hubungannya dengan Amanda, cucu kita ini tak boleh begini. Amanda…kamu mau kan menikah dengan Rey kan!” Radin lalu menatap wajah Amanda yang dari tadi hanya diam, Priscilla, Sherin dan juga Rey menunggu jawaban Amanda.Amanda sampai terdiam sesaat, tak menduga orang tua Rey begitu hebatnya meminta dia segea jadi istri Rey. Ini luar biasa, batin Amanda salut.“Ama
Viola tetap membisu, dia malah memalingkan wajah dari tatapan Rey. Viola tetap mendiamkan Rey hingga tiba di rumah sakit bersalin milik mertuanya dan Viola dipindahkan ke kamar VVIP bersama bayinya.Perang dingin suami istri ini tak luput dari perhatian Radin dan ketiga Maminya, apalagi saat melihat Rey hanya duduk termangu di luar ruangan di mana Viola di rawat.Radin kasian sekaligus ingin tertawa melihat kelakuan anak sulungnya ini, sejak dulu dia sudah bisa menilai, dibandingkan Salman, Rey yang berwajah jantan tak hello kitty kalau sudah berhadapan dengan wanita. Dia kemudian mengajak Rey duduk santai di kafe yang ada di rumah sakit tersebut.Rey mengikuti saja kemana ayahnya ini mengajaknya, dia yang sedang kalut tentu saja butuh seseorang untuk curhat dan yang paling tepat siapa lagi kalau bukan ayahnya ini, yang sudah kenyang makan asam garam kehidupan asmara.Dan pastinya selalu memiliki jalan keluar dari masalah berat yang sedang ia hadapi, piki
Saat tiba kembali di rumah sakit, orang tuanya semuanya sudah pulang, Rey pun langsung menuju ke kamar di mana Viola di rawat.Rey pelan-pelan membuka kamar, dilihatnya Viola tertidur dan bayi mereka ada di bok khusus yang diletakan di kamar itu, si bayi juga terlihat nyenyak terlelap.Melihat istrinya tertidur, Rey pun mendekati bayi mereka dan dia pelan-pelan bergumam memanggil nama Veira pada sang bayi.“Siapa kamu…!” Rey tersentak kaget saat mendengar suara Viola, saat dia berpaling Viola sudah duduk di ranjangnya dan menatapnya dengan bengong.“Abanggg…kok…rambut…wajah kamu…!” Viola menatap wajah suaminya yang berubah total itu, tak lama kemudian tergelaklah Viola tertawa, untung saja dia melahirkan dengan normal, sehingga dia tertawa tak apa-apa, andaikan caesar tentu sangat berbahaya bagi perutnya.Rey terdiam di tertawakan istrinya, dia lalu mendekat pelan ke arah Viola.
Setelah kenyang, perawat kemudian memindahkan baby Viera ke bok khususnya, lalu permisi keluar dari ruangan, tak lama kemudian Viola pun tertidur kelelahan.Melihat istrinya tidur agak pulas, Rey yang bermaksud keluar dari kamar dan kala sudah berada di pintu terdiam, saat mendengar suara Viola.“Gitu yaaa…istri kecapekan susuin anak, abang enak aja mau pergi!” cetus Viola dengan tatapan tajam pada suaminya ini.Rey tak paham, wanita yang merasa di khianati akan sangat sensi dan pemarah. Walaupun berstatus mantan playboy, tapi Rey tipikal pria suami takut istri.“A-anu sayang…abang mau cari makan…kan belum makan malam dari tadi!” sahut Rey, yang agak kaget juga kenapa Viola malah bangun, padahal tadi dilihatnya sangat nyenyak tidur.“Ga usah…di sini saja, kalau mau makan pesan sama pelayan rumah sakit!” sungut Viola dengan tatapan makin tajam, Rey pun terpaksa berbalik dan mengalah, sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.“Apes dahhh, punya istri pemarah dan sensitive…gini akibatny
Ada seseorang yang melihat itu semua dari CCTV, dialah Mami Cynthia, dia terharu melihat betapa akrabnya Amanda dan Viola, apalagi saat melihat Julian yang merupakan cucunya terlihat sangat sayang dengan baby Viera, bahkan rela duduk di lantai agar tak jauh-jauh dari adiknya kandungnya ini, walaupun beda ibu.Mami Cynthia pun masuk ke ruangan dan langsung menyapa Amanda serta Julian, sedangkan Viola masih memberi ASI pada baby Viera, yang terlihat masih segan melepas mulutnya dari dada ibunya ini.“Julian, kasih salam pada nenek kamu!” perintah Amanda tanpa sungkan. Amanda tentu saja masih kenal baik dengan Mami Cynthia, karena pernah bertemu. Julian langsung patuh dan mencium tangan neneknya ini.“Anak ganteng…Julian ya namanya!” Cynthia langsung memeluk cucunya ini dan menciumi pipi Julian, dia jadi teringat cucunya Ryan, sangat mirip dengan bocah ini, tapi Julian lebih putih karena dia blasteran dan mata Julian pun agak kebiru-biruan seperti mata Amanda, rambutnya hitam sama sepert
Amanda mengajak Rey ke sebuah kamar kosong di lantai dua yang letaknya agak di ujung, ternyata selama ini kamar tersebut ditempati Amanda, keduanya bak lama kehausan di tanah gersang.Bertahun-tahun tidak bercinta membuat mereka lupa diri dan melampiaskan dengan penuh nafsu. Amanda juga tak memungkiri, sangat menunggu momen-momen intim bersama Rey.Kenapa setelah menikah 1,5 bulan lalu dia menolak setiap kali di ajak Rey bersama, tak lain untuk menghormati madunya, Viola.Amanda bertekad tak akan menyakiti hati Viola yang sudah begitu baik menerima dia sebagai istri kedua Rey, serta menyayangi anaknya Julian, inilah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hati Amanda.Untung kamar itu kedap suara sehingga lenguhan-lenguhan keduanya tak terdengar ke luar.“Pelan-pelan sayang…sejak Julian lahir, baru kali ini aku begini lagi…!” bisik Amanda. Rey yang sudah kadung nafsu, hanya mengangguk pelan, walaupun ada kekagetan di ha
“Anjrit-anjritt…hajar Amanda, ni suami kok ga tau diri yahhh, bini udah dua masa mau nambah lagi!” cetus Viola.“Becanda-becanda…ucapan itu doa tau ga, becanda abang tak lucu, dua saja sudah cukup, tak boleh nambah!” sengit Amanda, dan tanpa ampun kuping Rey pun benaran kena jewer Amanda.“Ampiunnnn dejaiii….abang kapok, ga berani lagi bilang-bilang itu!” Viola akhirnya tak mampu menahan tawa.Ini sekaligus mengakhiri kemarahan Viola terhadap Rey, hubungan yang sempat retak kembali terjalin baik.Di pagi hari yang cerah itu, untuk pertama kalinya Rey mampu menyatukan keluarga kecilnya, bersama Viola dan Amanda serta dua anak-anaknya.Amanda seakan paham, Viola dan Rey membutuhkan waktu berduaan, diapun kembali mengambil baby Viera dan mengajak Julian keluar kamar, sehingga Viola dan Rey bisa menuntaskan rasa kangen mereka.Amanda pun diterima dengan baik di keluarga besar Radin Durangg
“Sudahi tangismu…ayo kita masuk dan jenguk Vanya,” Radin menepuk bahu anaknya ini, agar jangan terlalu rapuh. Padahal Radin pun memerah matanya, tapi tetap tegar dan tidak mau terlalu larut dalam duka.“Iya Pi…maafkan Salman yang tak bisa nahan emosi…!” sahut Salman pelan, Radin kembali menepuk bahu anaknya ini, lalu mereka pun jalan beriringan menuju ruangan di mana Vanya di rawat.Begitu melihat suaminya datang bersama mertuanya, Vanya yang wajahnya agak pucat tersenyum, Radin langsung membelai dahi Vanya.“Bagaimana kondisi kamu Vanya, sudah enakan sekarang?” Vanya menganggukan kepala, terhadap papa mertuanya ini, Vanya memang sangat terlindungi, sifat Radin yang kebapakan serta selalu mengkhawatirkan dia sejak kena kista, telah membuat hati Vanya nyaman, dia bersyukur memiliki papa mertua yang sangat menyayanginya, melebihi sayang pada anak kandungnya.“Kenapa Salman menangis Pah…papah juga kenapa matanya merah?”“Ga-papa Vanya, papah hanya kurang tidur, juga suami kamu hanya meng