Amanda mengajak Rey ke sebuah kamar kosong di lantai dua yang letaknya agak di ujung, ternyata selama ini kamar tersebut ditempati Amanda, keduanya bak lama kehausan di tanah gersang.Bertahun-tahun tidak bercinta membuat mereka lupa diri dan melampiaskan dengan penuh nafsu. Amanda juga tak memungkiri, sangat menunggu momen-momen intim bersama Rey.Kenapa setelah menikah 1,5 bulan lalu dia menolak setiap kali di ajak Rey bersama, tak lain untuk menghormati madunya, Viola.Amanda bertekad tak akan menyakiti hati Viola yang sudah begitu baik menerima dia sebagai istri kedua Rey, serta menyayangi anaknya Julian, inilah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hati Amanda.Untung kamar itu kedap suara sehingga lenguhan-lenguhan keduanya tak terdengar ke luar.“Pelan-pelan sayang…sejak Julian lahir, baru kali ini aku begini lagi…!” bisik Amanda. Rey yang sudah kadung nafsu, hanya mengangguk pelan, walaupun ada kekagetan di ha
“Anjrit-anjritt…hajar Amanda, ni suami kok ga tau diri yahhh, bini udah dua masa mau nambah lagi!” cetus Viola.“Becanda-becanda…ucapan itu doa tau ga, becanda abang tak lucu, dua saja sudah cukup, tak boleh nambah!” sengit Amanda, dan tanpa ampun kuping Rey pun benaran kena jewer Amanda.“Ampiunnnn dejaiii….abang kapok, ga berani lagi bilang-bilang itu!” Viola akhirnya tak mampu menahan tawa.Ini sekaligus mengakhiri kemarahan Viola terhadap Rey, hubungan yang sempat retak kembali terjalin baik.Di pagi hari yang cerah itu, untuk pertama kalinya Rey mampu menyatukan keluarga kecilnya, bersama Viola dan Amanda serta dua anak-anaknya.Amanda seakan paham, Viola dan Rey membutuhkan waktu berduaan, diapun kembali mengambil baby Viera dan mengajak Julian keluar kamar, sehingga Viola dan Rey bisa menuntaskan rasa kangen mereka.Amanda pun diterima dengan baik di keluarga besar Radin Durangg
“Sudahi tangismu…ayo kita masuk dan jenguk Vanya,” Radin menepuk bahu anaknya ini, agar jangan terlalu rapuh. Padahal Radin pun memerah matanya, tapi tetap tegar dan tidak mau terlalu larut dalam duka.“Iya Pi…maafkan Salman yang tak bisa nahan emosi…!” sahut Salman pelan, Radin kembali menepuk bahu anaknya ini, lalu mereka pun jalan beriringan menuju ruangan di mana Vanya di rawat.Begitu melihat suaminya datang bersama mertuanya, Vanya yang wajahnya agak pucat tersenyum, Radin langsung membelai dahi Vanya.“Bagaimana kondisi kamu Vanya, sudah enakan sekarang?” Vanya menganggukan kepala, terhadap papa mertuanya ini, Vanya memang sangat terlindungi, sifat Radin yang kebapakan serta selalu mengkhawatirkan dia sejak kena kista, telah membuat hati Vanya nyaman, dia bersyukur memiliki papa mertua yang sangat menyayanginya, melebihi sayang pada anak kandungnya.“Kenapa Salman menangis Pah…papah juga kenapa matanya merah?”“Ga-papa Vanya, papah hanya kurang tidur, juga suami kamu hanya meng
“Pantes selama ini Ka Vanya selalu memberi kesempatan padaku untuk selalu akrab dengan baby Celine dan Ryan, ternyata ini sebuah wasiat yang harus ku jaga!” batin Brigitta yang kini sedang hamil muda. Salman hanya terdiam saat Brigitta menceritakan hal ini, dia tak menyalahkan Vanya dan Brigitta serta memaklumi kalau Vanya tak ingin dia selalu kepikiran.“Ka Vanya meminta padaku, agar sudi menikah dengan papi, dia bilang usianya tak lama lagi dan dia tak ingin baby Celine dan Ryan kehilangan figur ibu Pi…!” kata Brigitta pelan sambil memeluk suaminya sambil menangis sesungukan.Dua bulan setelah itu, dokter yang merawat Vanya memberikan informasi yang sangat mengejutkan ke Salman.Kalau usia Vanya sudah tak panjang lagi, hanya menunggu keajaiban saja lagi. Kondisi Vanya sendiri kadang sehat, kadang drop sehingga seluruh keluarga besar Radin Durangga benar-benar bersedih tak terkira melihat kondisi Vanya ini. Badan Van
Salman masih tak bergerak di pemakaman umum ini, dia masih tak percaya kalau gundukan tanah di depannya ini telah terkubur jasad Vanya, istri tercintanya.Salman tak memperdulikan celana dan bajunya yang masih kotor terkena tanah, karena Salman ikut turun ke liang lahat menguburkan Vanya. Bahkan beberapa kali dia mencium wajah Vanya yang sudah di kafani dengan berurai airmata.“Pi…ayoo kita pulang, sudah sore ini!” Brigitta, istri keduanya menarik tangannya, Salman akhirnya luluh dan mengikuti langkah Brigitta.Seluruh keluarganya sudah pulang dari tadi, Brigitta sengaja bertahan menemani Salman. Brigitta memeluk Salman dalam mobil, dia sama seperti suaminya ini, merasakan kesedihan yang luar biasa semenjak madunya ini meninggal dunia di Singapura dan dimakamkan hari ini di pemakaman umum yang ada di Jakarta.Jasad Vanya di bawa pulang ke Jakarta, setelah proses donor matanya selesai dilakukan dokter, sesuai wasiatnya, matanya diberikan
Radin mengangguk-anggukan kepala, kalau menurut hatinya, yang cocok tentunya Salman lah yang harus menemui Jaka.Tapi Radin yang penasaran memutuskan akan datang sendiri menemui Jaka yang kini di rawat di rumah sakit. Terlebih Salman masih belum habis masa berkabungnya setelah meninggalnya Vanya.“Baiklah…sore ini juga saya akan menemui ayah kamu, tolong beri alamat rumah sakitnya dan juga kamar berapa ayahmu di rawat!” Andi pun memberikan nama rumah sakit dan alamatnya berikut kamarnya, setelah itu dokter ini pun balik lagi ke rumah sakit.Radin Durangga datang ke rumah sakit itu, seperti biasa dia hanya membawa satu asisten yang merangkap pengawalnya kalau jalan kemana-mana, berikut satu orang sopir pribadinya.Begitu sampai di lobby rumah sakit, dokter Andi langsung menyambutnya dan dia sendiri yang mengantar Radin menuju kamar di mana ayanya di rawat.Sampai depan pintu, Andi mempersilahkan Radin masuk, sedangkan dia sendiri
Jaka melanjutkan kisahnya yang benar-benar luar biasa bagi Radin ini, menurut Jaka saat menikahi istri pertamanya, Dedy Sukarman sendiri tak tahu, kalau mendiang Tiska ibunya Deasy, anak kandung Jaka Darminto.Namun belakangan Dedy akhirnya tahu latar belakang Tiska, yang saat itu nakal dan masih suka dugem walaupun sudah menikah dengan Dedy.“Mengetahui Tiska yang merupakan anakku dari istri nomor tiga yang pergi ke Kalimantan dan ku dengar menikah lagi di sana, setelah aku masuk penjara. Sikap Dedy mulai tempramen pada Tiska, KDRT sering dialami Tiska yang akhirnya membuatnya jatuh sakit. Saat sakit itulah Dedy mulai sadar dan mulai menyesali perlakuannya pada Tiska, terlebih saat mengetahui Deasy mulai bermasalah pada matanya dan saat Deasy SMU, Tiska akhirnya meninggal dunia,” kata Jaka.Jaka menuturkan, dia sengaja mendatangi mantan istrinya ke Kalimantan selepas dari penjara, hanya untuk mengetahui anak-anaknya.Dari sanalah dia tahu cer
Ceritanya, saat itu Salman bermaksud menjenguk Deasy di kamar, karena dia ingin memberitahu kalau dua hari lagi mereka harus ke Singapura untuk chek rutin.Salman masuk tanpa permisi, dia nyelonong saja, di pikirnya paling Deasy sedang istirahat di kamar bersama baby Celine, kamar yang ditempati Deasy cukup besar dan mewah.Salman kaget bukan kepalang, saat masuk ke kamar, dia melihat Deasy sedang berganti baju, tentu saja dia tak pernah menduga, saat ini melihat tubuh Deasy seutuhnya yang hanya mengenakan penutup dada dan CD saja.Salman diam saja memperhatikan gadis ini terus bersalin pakaian, lalu memakai baju kurung yang bersih dan kemudian memasang kerudungnya.Selama proses itu, Salman harus menahan libidonya melihat mulusnya body Deasy. Apalagi saat gadis ini mengangkat ketiaknya, hampir saja Salman tak tahan, tapi dia langsung sadar, kalau wanita ini keponakan mendiang istrinya dan sedang tidak melihat.“Terlalu jahat diriku, kalau lu