“Ngeri dehh ortu-ortu kamu Ryan, terutama dua mami kamu itu, apes banget dehh hari ini malah bisa ketemuan mereka!” sungut Tiara. Ryan hanya tertawa kecil dan bilang tak usah dipikirkan.
“Lama-lama juga mereka akan baik kok, jangan takut, kedua mamiku aslinya ramah-ramah kok, hanya orang yang tak kenal saja akan berpikirin lain seperti kamu ini, karena belum bergaul akrab dengan mereka!” Ryan mencoba menenangkan Tiara yang masih kurang puas dengan pertemuan barusan tadi dengan orang tuanya.
Tak lama kemudian, terlihat Julian melakukan vidcall dengan Ryan, Julian bilang tak bisa datang ke Surabaya, karena sedang sibuk syuting dan tentu saja sibuk kuliah.
“Tapi kamu sehat aja kan bang…eh itu siapa di samping, kayak kenal!” kata Julian tertawa.
“Dia Tiara…sahabatnya Reni, masih ingat kan?” sahut Ryan, Tiara langsung melambai pada Julian sambil kissbye.
“Ohhh yang itu…ingat donk
“Oma…lihat deh wajah Ryan, mirip siapa dia!” Oma Sherin baru sadar, dan dia langsung berdiri dan mencubit wajah Ryan.“Mirip siapa lagi kalau bukan mirip Opa waktu muda, gileee kamu Ryan, kok bisa banget sihh mirip sama Opa kamu. Eh tau ga kelakuan Opa kamu waktu muda, ga kalah dengan kelakuan Om kamu si Rey itu, lebih parah malah, selalu ninggalkan keturunan,” sindir Oma Sherin tertawa terbahak, bagi Sherin sudah tak ada kamus cemburu dalam hatinya, masa muda mereka selalu dijadikan bahan candaan bahkan semenjak dua madunya itu masih hidup.Setelah sholat Magrib, Radin kemudian memberikan sebuah ilmu khusus buat Ryan, entah mengapa semua anak-anaknya tak ada yang di beri ilmu ini, hanya kepada Ryan saja Radin memberikannya, tentu saja ilmu peninggalan orang tuanya, Durangga Jan Terling.“Kakek tahu, kamu punya banyak musuh saat kini, bukan sembarangan musuh, tapi berniat menghabisi kamu, gunakan ilmu itu. Soal hidup ma
“Oh iyaaa….baru ingat, bukankah ini yang bulan lalu jadi berita besar, gara-gara nembak dua penjahat, aihhh kita kedatangan tamu istemewa ini. Dyehhhh maafinnn si Bobby yahhh, sini sayanggg mau apa!” sikap Bobby langsung berubah 180 derajat, dia langsung menggandeng tangan Ryan.Begitu tau siapa jati diri Ryan, kini Ryan bak Sultan saja, Bobby langsung sibuk memarahi puluhan anak buahnya yang dianggapnya tak bertanya siapa Ryan ini. Setelah duduk dan di hadapan Om Silo dan Bobby, Ryan pun menjelaskan maksudnya datang ke salon ini.“Hehehe…soal kecil itu sayanggg…pokoknya eyke jamin dahhh ye bakal berubah jadi pangeran tampan, badan ye udah bagus banget, hanya rambut dan pakaian yang belum berkelas, masih keliatan standar,” sahut Bobby sambil tertawa tergelak.Sesuai janji pria ngondek ini, Ryan pun di permak habis-habisan, wajah dan rambutnya di rubah sedemikian rupa, setelah itu Ryan di ajak ke sebuah gerai pakaian-pakaian bermerek milik pria gemulai ini.Tak tanggung-tanggung Ryan l
Setelah bercanda ria kurang lebih 30 menitan, Ryan dan Lestya kemudian keluar, saat jalan keduanya lagi-lagi sukses bikin semua polisi bahkan beberapa tamu harus ‘rela’ pegal leher menatap keduanya.“Serasi banget yaaa…yang laki-laki ganteng pake bingit, yang wanita juga kayak model, kok ada yang polisi kayak gitu!” kata seorang ibu, pegawai wanita yang terkenal suka nge-gibah di kantor ini.Ternyata ruangan kerja Lestya dan Ryan bersebelahan, saat masuk duluan ke ruangannya, Lestya terdiam sebentar, lalu dia pun tanpa sungkan minta nomor hape Ryan. Ryan dengan senang hati memberitahu dan langsung di catat Lestya.Setelah masuk ruangan kerjanya, tak lama kemudian masuk tiga anak buahnya melaporkan perkembangan penyelidikan mereka.Awalnya mereka juga kaget melihat penampilan Ryan yang berubah makin dandy, tapi Ryan hanya tersenyum dan bilang dia ingin ciptakan polisi lebih stylish dan humanis.“Nanti kalau misi kita sukses, aku akan beri kalian bonus, mau kayak saya penampilan boleh!”
Setelah sholat Asar Iptu Ryan pun bersiap pulang, namun dia sadar tugas sebagai abdi negara kadang tak kenal jam kantor.Bisa saja dia mendadak di tugaskan oleh komandannya untuk suatu operasi besar dan beresiko. Sehingga Ryan menyadari dia harus siap dengan pilihannya tersebut dan tidak ada langkah mundur lagi.“Papi akan menunggu kapan kamu nyatakan mundur…catat itu!” itulah ucapan Salman pada putranya ini, sesaat sebelum pulang ke Jakarta beberapa minggu yang lalu, setelah menjenguk dia bersama Brigitta dan Deasy di rumah sakit.Lucunya, kakeknya Komjen Purnawirawan Andre selalu beri semangat agar cucu sambungnya harus mencapai level bintang, baru mundur.“Kalau perlu sampai Kapolri yaahhh, biasa ajaa kena tembak, kan umur udah digariskan Tuhan. Jadi, mau mati kena pelor kek, kecelakaan kek atau di tempat tidur, itu namanya takdir…!” kata Andre tertawa, saat vidcal dengan cucu kesayangannya ini, kala melihat sang cucu terbaring di rumah sakit.Ketika menuju mobil Aston Martin nya,
“Jadi sudah berapa lama kamu janda Lestya, ooh ya kamu punya anak ga dengan suami kamu itu?”“Bulan ini genap 1,5 tahun…aku ga punya anak dengan dia…penyebabnya rahasia!” Lestya senyum di kulum penuh makna.“Eh aku penasaran sama elo, kenapa sih lebih milih jadi polisi ketimbang nerusin jadi pengusaha kayak bokap sama kakek elo?” keluarlah gaya asli Lestya, bahasa gaul Jakartanya.Ryan bangkit berdiri…lalu berjalan ke arah jendala dan melihat pemandangan di luar, kemudian dia menatap Lestya yang terlihat penasaran dengannya.“Awalnya…aku marah dengan papi…3 tahun setelah mami wafat, beliau malah menikah lagi?” Ryan juga mulai terbuka, latar belakang kenapa dia jadi polisi.“Oh yaaa…terus?”“Lalu kakekku meminta agar aku melampiaskan kejengkelanku itu ke arah yang positif, dia menyarankan agar aku jadi polisi. Nahh selepas SMU akupun milih jadi abdi negara dan beginilah hasilnya!” Ryan tersenyum kembali.“Wuihh singkat dan padat dehh ceritanya…ya udah ga-papa, semua orang punya masalah
Di sebuah rumah megah di Jakarta juga terjadi kehebohan, gara-gara aksi Ryan tersebut, adik-adik Ryan, Celine dan Vanya langsung berteriak memanggil papi dan mami-maminya, saat ikut melihat tayangan di medsos.“Mamiiii…papiii liat ka Ryan ngamuk, kayak di film Hollywood!” teriak Vanya heboh, Brigitta dan Deasy pun buru-buru mendekat dan mereka langsung ikutan berseru wow, saat melihat aksi-aksi Ryan yang tertangkap jelas di kamera ponsel, yang menggugah video itu di medsos.Salman yang berada tak jauh dari anak-anak dan dua istrinya membuka smartphonenya, dan dia geleng-geleng kepala melihat aksi Ryan begitu.“Hmmm…makin nekad saja tu anak, main tembak dan main hajar!” ucap Salman tak habis pikir. Sebagai orang tua, Salman pasti memiliki kekhawatiran juga dengan sepak terjang anak sulungnya ini.Kalo soal beladiri, dia percaya Ryan sudah sangat hebat, di keroyok 10 orang pun Ryan masih unggul, dengan catatan musuhnya
Menjelang 50 meteran jelang garis pertama mereka jalan tadi, Ryan benar-benar tancap gas, sampai Flora ngos-ngosan tak mampu dia mengejar Ryan, ketahuan sekali kalau Flora jarang olahraga. Ryan melepas topinya dan mengipas-ngipaskan ke wajahnya yang mulai keringatan, dia tersenyum manis menatap kedatangan Flora yang ngos-ngosan.“Gila…kamu atlet lari yahhh, kencang banget sihh larinya…aduhhh cape dehh!” kata Flora dan dia turun dari sepedanya lalu duduk begitu saja di sisi jalan, diatas trotoar tanpa takut celananya kotor.Ryan duduk di samping Flora, tercium aroma parfum Ryan yang bikin hidung Flora kembang kempis.“Ihh wangi banget sih ni cowok,” batin Flora, hingga dia melirik dan barulah dia sadar, melihat gede dan kekarnya badan Ryan, tentu saja dia sekaligus memuji betapa gantengnya pemuda yang baru di kenalnya ini.“Hayoo di mana warung buburnya, abang Ryan laper nihh!” Ryan juga
“Iya ada…masih penasaran yang dipintu itu!” Lestya langsung mencubit paha Ryan sambil tertawa.“Hmmm ini mobil ganti lagi, SUV mewah lagi, banyak banget sih kamu punya mobil Ryan…upsss sorry jadi kepo, lupa kalau kamu itu anak crazy rich?” Ryan hanya angkat bahu dan bilang sayang juga mobil-mobil mewah ini teronggok di garasi kalau ga di pakai.Lestya makin geleng-geleng kepala, saat Ryan membawanya ke apartemen yang tergolong termewah di Kota Surabaya.“Gilee banget ni orang, kayaknya di mana-mana punya aseet ga nanggung-nanggung!” pikir Lestya.Begitu sampai di lobby apartemen, Ryan langsung melarang Lestya yang bermaksud mengangkut sendiri tasnya, Ryan memanggil dua sekuriti dan mereka langsung mengangguk hormat.“Siap komandan…ada perintah!” sahut Ucop, salah satu satpam itu sambil berdiri tegap bersama satu satpam lainnya.“Ucop, Baron, angkat tas di belakang mobil itu, terus parkirin ni mobil yahh, eh kunci apartemen nomor 1752 tolong bawakan ke sini!” perintah Ryan. Lestya hany