Share

Bab 288: Cinta dan Nafsu

Setelah sholat Asar Iptu Ryan pun bersiap pulang, namun dia sadar tugas sebagai abdi negara kadang tak kenal jam kantor.

Bisa saja dia mendadak di tugaskan oleh komandannya untuk suatu operasi besar dan beresiko. Sehingga Ryan menyadari dia harus siap dengan pilihannya tersebut dan tidak ada langkah mundur lagi.

“Papi akan menunggu kapan kamu nyatakan mundur…catat itu!” itulah ucapan Salman pada putranya ini, sesaat sebelum pulang ke Jakarta beberapa minggu yang lalu, setelah menjenguk dia bersama Brigitta dan Deasy di rumah sakit.

Lucunya, kakeknya Komjen Purnawirawan Andre selalu beri semangat agar cucu sambungnya harus mencapai level bintang, baru mundur.

“Kalau perlu sampai Kapolri yaahhh, biasa ajaa kena tembak, kan umur udah digariskan Tuhan. Jadi, mau mati kena pelor kek, kecelakaan kek atau di tempat tidur, itu namanya takdir…!” kata Andre tertawa, saat vidcal dengan cucu kesayangannya ini, kala melihat sang cucu terbaring di rumah sakit.

Ketika menuju mobil Aston Martin nya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status