Share

97. Pengakuan Julian

“Aku terlalu takut akan dibuang. Karena itu, aku mengarang cerita,” ujar Julian dengan suara tercekik. “Sesungguhnya, Mama memberikan kalung untuk kami berdua. Tapi, aku tidak terima.”

Pria yang bercerita itu mulai mengusap wajahnya yang basah. Suaranya telah disamarkan oleh desah napas yang terdengar sesak.

“Aku kesal karena Mama langsung memasangkan kalung di leher Max, sedangkan aku diminta untuk menyimpannya rapat-rapat. Aku marah karena kalungnya berisi foto dirimu dan Mama, sedangkan milikku ... seorang pria yang tidak kukenal.”

Mendengar pernyataan yang tak terduga itu, napas Herbert mulai putus-putus. Dengan tangan yang bergetar hebat, ia memegang kedua pundak Julian dan mengguncangnya. “Katakan bahwa itu tidak benar. Kau sedang menceritakan sesuatu untuk menghindar dari hakmu. Benar, ‘kan?”

Tawa si pria tua mulai terdengar tak waras. “Kau memang anak pengecut dan bodoh, Julian. Untuk apa mengarang cerita semacam itu? Sungguh tidak masuk akal.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status