Share

S2| 115. Kesakitan

Sambil membasahi kerongkongannya yang terbakar keresahan, Julian mengusap keringat dingin di wajah putih kekasihnya.

“Mia,” panggilnya dengan suara serak. “Maafkan aku. Maafkan aku karena tidak menjagamu dengan benar.”

Alih-alih menjawab, sang gadis bergeming dengan tatapan menerawang. Sama sekali tidak ada pergerakan yang ia lakukan. Pelupuk mata yang terangkat maksimal itu bahkan enggan membuat satu kedipan.

“Mia?” panggil Julian dengan suara yang lebih mengiris.

Tak kunjung mendapat jawaban, pria itu akhirnya menurunkan pandangan ke arah lubang di baju sang kekasih. Meski tidak ada darah yang mengucur, ia tetap saja merasa tak tenang.

“Apakah kita sudah boleh membukanya?” tanya Julian kepada pria yang sibuk menyimak suara dari speaker kecil di telinga.

“Sebaiknya kita pindahkan dulu istri Anda ke tempat yang lebih aman,” jawab petugas itu disertai anggukan meyakinkan.

“Baiklah,” desah sang CEO sembari menempatkan lengannya d

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status