“Aku tidak akan menceraikan Bella sampai bertemu dengannya,” putus Sagar. “Aku tahu jika ini mungkin terdengar egois, tetapi aku ingin memastikan perasaanku terlebih dahulu. Aku ingin melihat bagaimana dia selama ini.”Kakek Zoku dan Bibi Hana tersenyum serta mengangguk-angguk saat mendengarkan jawaban dari Sagar.“Baiklah, kami mengerti jika itu pilihanmu, Sagar. Lagi pula, ini adalah pernikahanmu, kamulah yang berhak memutuskannya,” ucap Bibi Hana dengan menepuk-nepuk bahu Sagar. Meski tidak berbicara banyak, dari tatapan yang Kakek Zoku berikan pada cucunya itu terlihat jika ia sama setujunya dengan Bibi Hana.“Malam ini, kamu menginap di sini saja, ya? Kamu pasti lelah dengan semua yang sudah terjadi. Coba lihat tanganmu yang luka ini! Lalu … ya ampun, Nak, kenapa matamu jadi hitam begini?!” Bibi Hana mulai menceramahi Sagar dengan memegangi pipi pria itu. “Kamu pasti banyak pikiran, ya? Kamu bisa bersantai dulu di sini. Kami sangat rindu padamu, sudah lama kamu tidak tidur di si
“Tunjukkan di mana kamarnya!” perintah Jason yang dengan segera bangkit dari duduknya.Jason dan perawat itu pergi dari ruang kerja Jason menuju ruang UGD, tempat di mana perawat itu menunjukkan pasien yang sedang kritis. Di salah satu ranjang, terdapat seorang anak kecil yang terbaring tidak berdaya. Para perawat mencoba untuk menghentikan darah yang terus mengalir dari bagian tubuh anak yang terluka itu.Napas Jason tertahan ketika melihat kondisi anak tersebut yang mengenaskan. Perawat lain mencoba untuk memberikan napas buatan dan resistensi jantung-paru agar kesadaran bocah itu pulih. Jason segera ikut membantu. Sembari tangannya terus bekerja menutupi luka besar yang ada di tubuh bocah itu, Jason mencoba menganalisis apa yang terjadi. Anak itu seperti korban kecelakaan. Wajahnya pucat pasi dan kekurangan darah, perawat dengan sigap memberikan transfusi darah setelah Jason memberikan perintah. Namun, melihat bagaimana parahnya kondisi anak itu, mau tidak mau mereka harus melakuk
“Jadi, siapa orangnya?” tanya Sagar tidak sabaran.Sagar sudah menunggu saat-saat ini. Jika ia sudah menemukan siapa dalang di balik semua ini, ia pasti tidak akan memaafkan orang itu, tidak peduli meski dia adalah orang terdekatnya sekalipun. Orang itu sudah menghancurkan rumah tangga Sagar dan kehidupannya.Bryan menjawab, “Sesuai dugaan Anda sebelumnya, Tuan Sagar. Dia adalah Laura Guan.”Sagar berdecak kesal. Di sisi lain, ia juga merasa bangga karena tebakannya yang tepat sasaran. Ia sudah menduganya sejak lama. Wanita licik itu memang terkenal akan menggunakan berbagai cara untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Dengan adanya skandal ini, Laura jugalah yang akan mendapatkan keuntungan besar.“Laura bekerja sama dengan beberapa media untuk membuat berita skandal ini dengan tujuan agar bisa dekat dengan Anda dan agar tidak ada wanita lain yang berani mendekati Anda,” ungkap Bryan. “Dia menjual berita ini pada wartawan dan meminta mereka untuk memperbesar masalah ini dengan
“Semuanya berawal dari kedua Kakek yang saling menjodohkan, dia adalah kakekku dan kakek suamiku. Mereka dekat satu sama lain, intinya sudah seperti saudara. Bahkan, setelah aku kehilangan kedua orang tua dan kakekku, kakek suamiku lah yang merawatku dan memenuhi semua kebutuhanku. Ketika aku dewasa, aku dijodohkan dengan cucunya, dialah suamiku itu,” cerita Bella.Cerita Bella tidak berhenti sampai di situ. Ia menceritakan banyak hal yang terjadi pada rumah tangganya yang rumit. Bella berkata jika ia terus berada di sana, maka tidak akan baik untuk dirinya dan Gabriel. Sagar pun juga tidak tahu jika Bella saat itu sedang mengandung anaknya.Bella menceritakan itu semua tanpa menyebutkan nama-nama siapa saja yang berpengaruh dalam hidupnya.Naura yang mendengarkan hal itu pun mengangguk-angguk paham. Ia bisa memahami mengapa Bella memilih untuk keluar dari rumah itu dan menjadi ibu tunggal. Namun, ada yang mengganjal dalam hatinya.“Tapi Kak Bella … bukannya ayah dari Gabriel juga ber
Dengan kerja sama tim awak pesawat, mereka berusaha keras untuk menenangkan para penumpang dan menyelamatkan mereka semua. Kapten pilot dan co-pilot pun dengan sigap membawa pesawat untuk tidak landing di bandara itu. Mereka terus berkomunikasi pada menara penjaga untuk mencari tempat landing yang aman dari tsunami.Hingga akhirnya, mereka memberikan perintah untuk landing pada sebuah bandara yang berada tak jauh dari kota tersebut. Pendaratan pesawat berjalan dengan mulus dan tidak ada satu pun korban jiwa yang terluka.Semua orang bernapas dengan lega dan puji syukur mereka ungkapkan dalam hati mereka karena bisa berhasil melewati bencana tersebut. Mereka turun dan berkumpul pada salah satu bagian bandara untuk melakukan briefing darurat karena kejadian di luar rencana mereka.“Tolong pesankan kamar di hotel terdekat sesuai dengan jumlah para relawan,” perintah Jason diam-diam pada tim khususnya. Ia berbalik pada orang kepercayaannya yang lain. “Kamu, tolong carikan kendaraan yang b
Naura membuang muka dan mengalihkan tatapannya dari Bryan. Ia berusaha untuk tidak pusing-pusing memikirkan pria yang menyebalkan dan cuek itu. Perjalanannya tadi sudah membuatnya lelah dan ia tidak mau semakin bertambah lelah lagi.Bryan dan Zoy kembali melakukan sambutan kecil yang sempat tertunda sebelum akhirnya mereka membawa rombongan menuju kendaraan ke tempat hotel berada. Namun, hanya Zoy lah yang mengantarkan mereka ke hotel karena Bryan harus kembali bekerja. Tugasnya sebagai sekretaris dan tangan kanan Sagar membuatnya sangat sibuk. Beruntungnya, hotel yang diberikan bukanlah hotel dengan kualitas rendahan. Naura merasa kagum dengan hotel yang bagus dan punya fasilitas cukup mewah. Ia jadi tidak merasa menyesal sudah ikut dalam perjalanan dinas kali ini. Ia akhirnya bisa beristirahat sejenak sebelum akhirnya melakukan pekerjaannya.***“Bagaimana? Apa kamu sudah selesai menyambut rombongan dari Perusahaan Giancor?” tanya Sagar pada Bryan yang baru saja memasuki kantornya.
Pria yang tadinya duduk itu berdiri. Siapa pun yang melihatnya langsung membayangkan betapa tinggi dan tegapnya pria di hadapan mereka saat ini. Dari auaranya saja, terlihat jika dia bukanlah orang biasa.“Perkenalkan, saya adalah Sagar Biruga. Sebagai pemimpin, saya ucapkan selamat datang di perusahaan kami, Perusahaan Biruga.” Pria itu berbicara dengan suaranya yang mengintimidasi, membuat lawan bicara merasa tertunduk dengan kagum. “Kalian sudah jauh-jauh datang kemari, silahkan nikmati tour ini dengan nyaman.”'Jadi dia pemimpin perusahaan ini,' batin Naura dengan kagum. Tak hanya punya aura yang kuat, ternyata pria itu juga tampan dan menawan. Sosok luarnya sangatlah mempesona dan membuat orang-orang yang melihatnya menahan napas.“Jika ada yang membuat kalian merasa tidak nyaman, silahkan sampaikan langsung pada Tuan Zoy yang akan memimpin tour kalian,” sambung Sagar. Zoy yang dipanggil membungkukkan badan dengan hormat.Naura diam-diam menatap wajah Sagar. Ada sesuatu yang memb
“Berita duka kami sampaikan dikarenakan salah satu relawan yang dikirimkan ke kota terdampak gempa, meninggal dunia ketika bertugas. Nama ....”Bella tidak sanggup mendengarkan lanjutan dari pengumuman itu.“... James Tanu, usia 40 tahun. Mari kita berdoa agar ....”Bella tidak tahu harus merasa senang atau tidak. Ia bersyukur karena seseorang yang meninggal itu bukanlah orang yang ia kenal. Namun, di sisi lain, ia turut berduka cita atas kematian tersebut. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkan.“Ya ampun, sampai mengakibatkan korban jiwa. Semoga yang lainnya baik-baik saja,” doa Karin yang diaminkan oleh seluruh orang yang mendengarnya.'Dokter Jason, semoga kamu baik-baik saja di sana ....'Bella memegang dadanya dan berdoa dengan kesungguhan hatinya. Pria itu adalah pria yang baik, dia pasti rela melakukan apa saja untuk menyelamatkan semua orang dan tidak mempedulikan dirinya. Bella takut terjadi apa-apa pada pria itu.“Ternyata pekerjaan sebagai