Sagar dan Bella terpaksa menikah karena dijodohkan oleh kakek mereka. Pernikahan yang tidak pernah diinginkan itu kini harus berakhir dengan penuh luka. Sagar yang dulunya sangat membenci Bella, kini merasa menyesal setelah wanita itu pergi dari hidupnya. Sementara Bella yang sudah tak sanggup pun pergi diam-diam membawa bayi dalam kandungannya. Sagar mencari Bella ke sana kemari seperi orang gila. Namun, setelah menemukan wanita itu ia malah dikejutkan oleh sosok seorang anak laki-laki kecil yang sangat mirip dengan dirinya.
View MoreNapas Sagar tertahan setelah mendengar ucapan dari Bu Zalwa yang mengatakan bahwa Bella sudah pulang sejak tadi sore. Sagar mencoba berpikir positif, tetapi ia tetap tidak bisa melakukannya.“Baiklah, terima kasih banyak atas infonya, Bu Zalwa. Sayangnya, sepertinya saya tidak bisa datang malam ini. Bella sampai sekarang belum pulang juga, maka dari itu saya menelpon Bu Zalwa. Semisal Bu Zalwa tahu keberadaan Bella, tolong segera hubungi saya, ya. Sekarang saya mau mencari Bella dulu.”Setelah itu, panggilan pun dimatikan oleh Sagar. Sagar tidak langsung meletakkan ponselnya. Ia beralih menelpon orang lain. Kini, ia menelpon bawahannya, William.Tak butuh waktu lama bagi William untuk mengangkat telepon dari Sagar."Iya, Tuan? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya William. Ia merasa heran karena ia baru saja kembali dari apartemen Sagar beberapa saat yang lalu, tetapi kini atasannya itu sudah kembali menelponnya.“William, gawat! Sepertinya terjadi sesuatu pada Bella. Sampai sekarang d
Berita akan terbakarnya salah satu pabrik kerja sama perusahaan Sagar juga sampai di telinga Bella. Berkat itu pula ia jadi terus memikirkan hal itu selama ia bekerja di rumah sakit.‘Sagar pasti masih sangat sibuk sekarang,’ batin Bella sembari menatap layar ponselnya yang menampilkan nomor telepon Sagar dengan foto profil pria itu. ‘Pasti susah mengurus perusahaan dari tempat yang jauh.’‘Karena aku dan Gabriel, Sagar jadi kesusahan seperti ini. Jika bukan karena aku, mungkin Sagar sudah bisa langsung mengurus perusahaannya tanpa menyerahkan masalah ini pada bawahnnya,’ batin Bella dengan perasaan bersalah.Setelah Sagar mendapatkan telepon dari Bryan tadi, Sagar langsung cepat-cepat menghabiskan makanannya. Ia pun mulai bekerja dengan melihat semua berkas yang dikirimkan Zoy. Sagar juga terlihat berbincang serius dengannya dan mendiskusikan banyak hal. Bella yang melihat betapa sibuknya Sagar tidak berani mendekati pria itu, bahkan untuk berpamitan ke tempat kerja.Beruntungnya, Sa
Mata Bella terbelalak saat melihat wajah Sagar yang sangat dekat dengannya. Jaraknya bahkan sangat dekat sehingga jika Bella bergerak sedikit saja, kulit pipinya bisa bersentuhan dengan hidung Sagar.“Ap-apa yang kamu lakukan?!” Bella menyuarakan kegelisahannya.Sagar yang sudah terbangun itu hanya tersenyum nakal. Bukannya menjauhkan diri dari Bella, ia justru mengikis jarak di antara mereka hingga akhirnya tidak ada jarak lagi yang memisahkan keduanya.Bibir Sagar menyentuh bibir Bella dengan pelan dan lembut. Pria itu memejamkan matanya, menikmati kedalaman dan rasa cinta yang ia tumpahkan pada Bella melalui ciumannya. Sementara itu, Bella yang terkejut pun membeku. Akan tetapi, ia segera sadar ketika Sagar semakin memperdalam ciuman mereka.Bella mencoba untuk melepaskan diri dengan mendorong Sagar. Akan tetapi, kekuatan pria itu tak sebanding dengannya. Tangan Sagar justru semakin melingkari pinggang Bella dan menariknya ke dalam pelukannya.“Lep—”Sagar tidak membiarkan Bella u
Mata Sagar dan Bibi Hana melebar saat melihat Bella yang tiba-tiba saja melompat dan memeluk Bibi Hana dengan sangat erat. Bibi Hana mengerjap beberapa kali karena masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.“Bella?” gumam Hana dengan pelan. Betapa terkejutnya dia saat menyadari jika bahu Bella bergetar kecil. Tak hanya itu, terdengar sedikit suara isak tangis dari Bella.Hana tersenyum maklum dan mengelus punggung Bella. Setidaknya Bella masih mau menerimanya dengan lapang dada. Tak lama, Bella pun melepaskan pelukannya pada Bibi Hana. Terlihat mata Bella yang berkaca-kaca.“Bagaimana Bibi Hana bisa ada di sini?” tanya Bella dengan lembut.Sambil berjalan masuk ke apartemen, Hana menjawab, “Aku sedang ada acara di kota ini. Kebetulan Sagar juga diundang di acara itu, jadi kami bertemu di sana.”“Karena Bibi Hana bilang mau mampir dan bertemu denganmu juga Gabriel, jadi aku tawari untuk datang ke sini,” tambah Sagar. Bella menoleh ke arah Sagar. Tingkah lakunya terlihat agak canggun
Hana dan Sagar menoleh serempak ke arah wanita yang menghampiri mereka berdua. Tidak ada yang menyangka jika wanita itu adalah Stefany. Sagar sendiri mengernyit heran karena tidak tahu jika Stefany adalah salah satu orang yang diundang ke acara itu.Stefani melangkah dengan memasang senyum terbaiknya. Ia bahkan berkedip dan mengerlingkan matanya ke arah Sagar, juga memainkan rambutnya yang terurai indah.Stefany menatap Sagar dan Hana bergantian, lalu ia bertanya, “Wah, ternyata Nona Hana dan Sagar saling mengenal, ya? Kulihat dari tadi kalian berbincang dengan akrab.” Stefany sengaja berkata seperti itu dan berpura-pura tidak tahu layaknya orang bodoh. Sementara itu, Hana menyeringai samar saat melihat bagaimana hebatnya akting yang dilakukan oleh Stefany.‘Ternyata dia pintar sekali berpura-pura jadi orang bodoh dan polos di depan Sagar,’ batin Hana dan menatap Stefany dengan sebelah mata.Namun, Hana lebih memilih untuk ikut dalam permainan yang Stefany buat. Ia ingin melihat seja
"Tidak bisa, ya? Kalau tidak bisa, tidak apa-apa. Lagipula, Bibi juga tidak memaksa, kok, semisal jika Bella tidak mengizinkannya," ucap Bibi Hana.Wanita itu mengerti akan kondisi rumah tangga keponakannya itu. Ia akan menahan dirinya meski ia sangat ingin bertemu dengan sang cucu. Ia tidak mau kondisi rumah tangga Sagar semakin runyam karena merasa terganggu oleh keberadaannya—mungkin saja Bella masih belum bisa menerima Sagar sepenuhnya.Sagar terdiam sejenak, lalu ia menjawab, “Tidak apa-apa, Bibi. Sepertinya Bibi Hana bisa bertemu dengan Gabriel. Jika mau, akan aku buatkan agendanya.”Di seberang sana, Bibi Hana tersenyum lebar. Ia senang bagaimana Sagar terdengar bersemangat untuk mengatur agenda pertemuan mereka. Ia jadi semakin tidak sabar untuk melihat Gabriel yang selama ini hanya bisa ia pandang melalui layar handphone itu."Begitu ya? Terima kasih banyak, ya, Sagar. Maaf, Bibi jadi merepotkanmu."***Ding! Dong!Bunyi bel pintu membuat Sagar cepat-cepat membuka pintu. Mulu
“Bella, apa kamu … tidak mau memperbaiki hubungan denganku?” tanya Sagar sambil menatap Bella dengan lembut.Suasana menghening. Bella menatap Sagar tanpa berkedip, pikirannya melayang jauh, mencoba berpikir kalimat apa yang harus ia ucapkan untuk menjawab pertanyaan Sagar itu.Sagar sendiri tidak bisa mengalihkan tatapannya dari Bella. Ia terus menatap wanita itu tanpa berkedip. Ia mencoba untuk menelisik ke dalam mata Bella dan mencari jawaban di sana.Di saat seperti itu suara erangan dari Gabriel membuat keduanya tersadar. Gabriel yang bangun itu menggeliat dengan menangis kecil. Bella pun dengan sigap segera menggendong Gabriel dan mencoba untuk menenangkannya sekaligus mengecek anak itu.“Ka-kamu haus ya, Gabriel? Mama buatkan susu dulu, ya” ucap Bella dengan canggung. “Duh, aku belum buatkan susunya. Aku pinjam dapurmu, bolehkan?”“Tidak perlu,” cegah Sagar. Bella menatapnya kebingungan. “Biar aku yang buatkan susunya. Kamu di sini saja.”“Eh, tidak perlu!”“Tidak apa-apa. Kamu
Bella tidak pernah menyangka jika dirinya akan berpapasan dengan Jason di tempat dan waktu seperti ini. Ia mengangguk atas pertanyaan yang diajukan oleh pria itu.“Iya. Itu karena … Sagar sedang sakit, jadi saya datang karena khawatir,” cerita Bella pada Jason dengan sedikit canggung.Jason mengernyit mendengar kabar itu. “Tuan Sagar sakit?”Bella sekali lagi mengangguk. Tiba-tiba, terlintas dalam benaknya ketika ia mengingat bahwa Sagar yang sedang sakit itu belum sempat memeriksakan dirinya ke dokter.“Dokter Jason, bagaimana kalau Anda ikut dengan saya untuk melihat Sagar? Dari cerita William, dia belum sempat dibawa ke dokter karena alasan tertentu. Apa Dokter Jason mau memeriksanya?” Bella terdiam beberapa saat. “Tapi, saya tidak memaksa, kok. Kalau Dokter Jason sibuk—”“Tidak apa-apa. Ayo cek bersama,” jawab Jason cepat. Senyum Bella mengembang. “Terima kasih! Maaf merepotkan Dokter Jason malam-malam begini.”Keduanya pun berjalan bersama-sama masuk ke gedung apartemen itu. Bel
Aurel bergelayut manja di lengan Jason sepanjang jalan mereka menuju ruang pribadinya Jason. Wanita itu memaksa agar bisa berdua dengan Jason dengan alasan ada yang ingin ia bicarakan. Jason pun terpaksa meninggalkan Sisy dan memintanya untuk beristirahat sejenak dan akan menghubunginya lagi nanti.“Jason …,” panggil Aurel dengan manja. Ia sengaja duduk tepat di sebelah pria yang ia idam-idamkan itu.“Apa yang mau kamu bicarakan? Cepat katakan,” ucap Jason dingin.Aurel memanyunkan bibirnya dan menggembungkan sebelah pipinya. “Kamu kok jutek gitu sih? Aku kan cuma mau tanya kapan tanggal pertunangan kita! Kamu sudah mengundur-undurnya terus, lho! Padahal waktu itu kamu bilangnya seminggu, tapi sekarang sudah mau satu bulan!”Jason diam mendengar keluhan dari Aurel. Sebenarnya, ibu dan ayahnya juga sering menerornya dengan topik yang sama. Padahal, biasanya ayah Jason akan bersikap netral, tetapi sekarang ia jadi ikut-ikutan berpihak pada ibunya karena Jason yang tidak segera menentuka
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.