Nauma tetap teguh menunggu cintanya kembali Lima tahun kemudian dia dipertemukan kembali dengan saka bukan bahagia tapi luka , saka kembali dengan cincin yang sudah melingkar dijari manisnya. mendengar pertengkaran Arumi dan Dion, akhirnya Nauma memutuskan menikah dengan Rendi pria yang lima tahun selalu menyatakan cintanya, namun dia memiliki penyakit langka disaat akad dia jatuh sakit Dia minta saka Abimana adiknya untuk menjaga Nauma dan menikahi nya
Lihat lebih banyakTidak Lama Saka masuk menenteng Mukena putih dan sajadah."Kamu udah wudhu'?""Sudah,""Tunggu aku sebentar, kita shalat berjamaah aku ambil wudhu dulu!" Saka bergegas masuk kedalam kamar mandi Nauma memasang mukena dan membentangkan sajadah nya sambil menunggu Saka dia menunaikan shalat sunah fajar."Kamu udah shalat duluan, kan aku suruh tunggu dulu?" Tanya Saka yang terlihat rapi memakai baju Koko dan sarung"Hmm belum," "Barusan kamu siap shalat," "Shalat sunah Saka, ayok buruan nanti kelewat waktu Subuh nya," Saka mengangguk paham, dia membentangkan sajadah didepan Nauma, mereka shalat cukup khusyuk walaupun bacaan shalat Saka tidak terlalu merdu tapi bisa membuat hati Nauma tentram, setidaknya dia tidak lupa dengan Agama dan sang penciptanya."Ayok turun sarapan!" "Mmm ia tunggu sebentar," Nauma berjalan ke tempat mukena nya disimpan tadi, dan memasang nya"Loh mau shalat apa lagi?" Saka menaikkan alisnya"Bukan, Jilbab ku belum k
Prosesi pemakaman Rendi telah selesai, selama pemakaman Papa Rendi tidak terlihat sama sekali, Saka telah memberitahunya melalui pesan suara. Dipemakan Tante Santi ditemani oleh Melisa dia tidak berbicara sepatah katapun kepada Saka maupun Nauma, Nauma terduduk dipinggir makam Rendi mengusap nisan yang tetulis nama Rendi permana bin Samuel. "Mas, aku rindu!" Lirih Nauma dibelakangnya Saka berdiri memakai kaca mata hitam, menyembunyikan mata merahnya. "Ayo kita pulang," ajak nya "Aku masih ingin disini," "Tapi hujan sudah hendak turun," "Biar saja, aku ingin menemani Mas Rendi dia disini kehujanan sendirian," tukas Nauma keras kepala "Ya sudah jika itu maumu,kita akan bermain hujan disini atau sekalian kita menyusul Mas Rendi dan menemani nya!" Nauma melotot "Jaga ucapanmu!" Serunya "Sekarang kamu suka melototi ku seperti itu," Saka terkekeh, gerimis sudah mulai turun tebal tapi mereka tetap set
Setelah tangis Nauma reda, Saka mengajak nya menemui Rendi yang terbaring lemah diatas brankar rumah sakit ditemani Tante Santi."Mas Rendi!" Seru Nauma berdiri diambang pintu kembali tangisnya pecah dan berlari menghambur kedalam pelukan Rendi."Uma! Jangan nangis nanti Mas ikut sedih," lirih Rendi lemah"Kenapa tidak pernah memberitahu Uma? Apa Uma sudah tidak penting lagi seperti dulu mas Rendi selalu bercerita banyak hal," rengek Nauma sedih"Mas hanya tidak ingin membuat Uma sedih, maaf ya Mas tidak bisa membahagiakan Uma!" "Mas Rendi jangan bilang gitu, Uma bahagia kok selama ini Mas Rendi selalu menjadi tempat Uma berkeluh kesah, selalu membuat Uma tertawa walaupun Uma telat jatuh cinta nya!" Rendi terkekeh melihat Nauma berkata jujur, dia melihat Saka hanya diam berdiri diambang pintu."Uma!" "Iya Mas?" Nauma menatap wajah Rendi yang terlihat pucat"Uma maukan ikuti permintaan terakhir Mas?" Rendi menggenggam tangan Nauma, disofa terlihat
Azan subuh sudah berkumandang, baru beberapa jam mata terpejam karena memikirkan ada yang mengganjal di hati Nauma, dia menunaikan kewajiban sebagai umat muslim, setelah shalat perias pengantin pun sudah datang karena akad akan dilangsungkan jam 8 pagi ini, dikamar yang lain Arumi juga sedang dirias karena mereka menikah dihari dan tempat yang sama.Keluarga Arumi akan datang sebelum akad begitupun dengan Tante Nauma adik dari ibunya, Nauma sejak berumur 15 tahun sudah kehilangan kedua orang tua nya.Sebelum dirias Nauma mencoba menghubungi Rendi, tapi masih sama tidak ada jawaban hatinya semakin gelisah, dia berfikir apa harus menghubungi Saka, dia menghidup matikan handphone nya risau."Rendi orang yang baik, tidak mungkin dia mengkhianati ku seperti didalam novel, yang tidak hadir di acara pernikahan dilangsungkan," Nauma berbicara sendiri didalam hatinya meyakinkan dirinya semuanya akan baik-baik saja, dia meletakkan handphone dan duduk didepan meja rias."Sudah
Sepulang dari Aruna Caffe Nauma dan Rendi langsung menuju kesebuah butik terkenal dengan desain dan model baju terbaik, didalam perjalanan Rendi mengirim pesan untuk Saka untuk menemani nya karena setelah ini dia harus check up ke rumah sakit, mereka sama-sama sampai dibutik."Loh ngapain kamu disini?" tanya Nauma melihat Saka bersandar di mobil dengan tangan dipangku, dia memakai kaca mata hitam membuat dia terlihat tampan"Mas tadi yang meminta Abi ke sini, soalnya setelah ini ada pekerjaan yang harus kita selesaikan,"Jawab Rendi yang berdiri dibelakang Nauma"Ya sudah, Ayok Mas!" ajak Nauma menggandeng tangan Rendi, Saka memperhatikan dengan wajah datar tampa ekspresiDidalam mereka sibuk memilih model gaun yang akan dipakai untuk acara pernikahan, terlebih Nauma terlihat mencoba beberapa potong gaun."Mas, bagaimana dengan yang ini? Nauma berjalan perlahan disana Rendi dan Saka sedang duduk menunggu gaun pilihan Nauma"Gak cocok," jawab Saka spontan padah
Pagi kembali menyapa sang mentari bersinar terang, burung-burung beterbangan kesana kemari membuat suasana di pagi hari begitu indah dengan kicauan suaranya, Pagi ini terlihat Saka sudah rapi duduk di depan meja makan menikmati sarapan yang dibuatkan Mama tercinta, "Emm ini nasi goreng paling enak!" gumam Saka memuji masakan Tante Santi, ia menyuap dengan lahap. "Bisa aja kamu, sebelumnya memang tidak enak!" kekeh Tante Santi melirik anak sulungnya yang sangat lahap memakan masakannya. "Enak, tapi sudah lama kali Abi tidak merasakan masakan Mama," ujarnya dan menengguk air didalam gelas, tante santi tersenyum dia beberapa Minggu ini tidak bisa memasak karena harus menemani Rendi "Mas Rendi belum bangun Ma?" tanya Saka setelah menyeka mulutnya dengan tisu, nasi goreng telah habis tampa bersisa satu butir nasipun. "Pagi semua!" seru Rendi, dia sudah terlihat rapi memakai setelan jas dia berjalan mendekati
"Tidak, Kamu yang akan menikahi Nauma." tolak Saka tegas dengan menatap tajam wajah pucat Rendi "Abimana , umurku sudah tidak lama lagi aku mohon menikah lah dengan Nauma,"Pinta Rendi memohon ke Saka "Siapa kamu hingga bisa menentukan hidup dan mati?" tanya Saka kesal mendengar penuturan nya "Aku hanya manusia yang puluhan tahun hidup dengan bantuan medis,"jawab Rendi penuh kesedihan "Aku sudah lelah Abi, aku juga ingin menikmati hidup dengan sisa umurku," imbuh Rendi terisak kecil buliran bening membasahi pipi, tidak kuasa melihat Rendi manangis Saka memeluknya. "Aku mohon menikah lah Abi dengan Nauma," lirihnya dalam sela-sela isakan tangisnya "Bagaimana mungkin aku menikahi calon istri Kakak ku sendiri!" seru Saka lirih suaranya terdengar sendu "Itu mungkin saja, asalkan kamu mau memenuhi permintaan ku." jawab Rendi menatap penuh harap kepada Saka "Bagaimana dengan Nauma?" tanya Saka "Dia pa
Seminggu setelah Nauma mendapatkan buket mawar, tidak ada kabar dari Rendi sama sekali, berkali-kali Nauma menghubungi tapi panggilan selalu diabaikan, tidak lupa mengirim pesan menanyakan kabar dan kapan kepulangan nya, semuanya sama tidak ada jawaban padahal pesannya selalu centang berwarna hijau,pertanda dia telah menerima dan membaca pesan dari Nauma."Kamu kenapa Mas?" tanya Nauma duduk menyendiri di balkon apartemen dia menatap langit gelap sepertinya sebantar lagi akan turun hujan, Nauma memejamkan mata menikmati semilir angin yang menyapu wajahnya."Ting!" Sebuah pesan masuk di handphone Nauma dia bergegas mengambilnya, ah kecewa hanya notifikasi pesan dari operator kartunya, ingin rasa bertanya dengan Saka, tapi semenjak hari itu pun Saka tidak pernah lagi terlihat, saat hendak meletakkan kembali handphone diatas meja kembali pesan masuk."Ting!" Sebuah pesan dari Rendi, Nauma membukanya dengan tidak sabaran disana terlihat sebuah gambar kota yang indah dari seb
Kedua sejoli yang berada dalam satu mobil,kembali terdiam tenggelam kedalam angan masing-masing, apa yang difikirkan Nauma tentang Saka adalah salah besar akan tetapi Saka tidak dapat meluruskan dengan benar, dia kembali merenangi telaga hidup dengan sunyi, biarlah apa yang difikirkan tentang dia itulah kebenaran."Mau diantar kemana?" tanya Saka ketika telah memasuki jalanan yang padat"Aku turun disini saja, aku bisa pulang naik taxi, disekitar sini sudah tidak susah mencari taksi," jawab Nauma"Tidak perlu,aku akan mengantarmu!" seloroh saka datar"Jangan terlalu memaksa Saka,ini tidak baik," tegas Nauma, Saka kaget biasanya Nauma memanggilnya Mas meski umur mereka cuma berjarak 5 bulan, jika dia marah akan hanya berbicara dengan kata Aku dan Kamu"Baiklah,aku tidak memaksa lain kali, untuk kali ini biarkan aku mengantarkan mu pulang sebagai tanggung jawab seorang adik ipar," jawab Saka dengan wajah datar nya, Nauma tidak bisa menolak perkataan Saka menekankan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.