Share

SAKA ABIMANA KECEWA

Malam ini begitu terlihat indah walau tidak ada bintang yang menghiasi langit , karena bintang itu ada dalam genggaman seorang Rendi Permana. Dilain sisi Saka Abimana merasa kelam, sungguh dia tidak rela cintanya direnggut sang kakak namun dia tidak berdaya untuk menjelaskan kebenaran ke semua orang.

"Ini tidak bisa dibiarkan." umpat Saka kesal meninju tembok dinding kamarnya

Diluar terlihat Rendi akan mengantarkan Nauma pulang, dia membuka kan pintu mobil untuk Nauma dengan senyum yang tidak pernah lepas di pipinya. "Silahkan masuk tuan putri." Nauma merasa risih tapi sadar diperhatikan saka di balik jendela kamarnya ia bersikap manis untuk memanasi Saka.

"Terimakasih pangeran." Nauma tersenyum mempesona, Rendi sedikit heran melihat tingkah Nauma, biasanya dia akan ngomel jika digombali.

"Nauma." geram Saka dari dibalik jendela dalam kamarnya

"Aku tidak bisa begini,aku akan meminta penjelasan Nauma." Saka mengambil jaket dan kunci mobilnya, dia mengikuti mobil Kakak nya dengan jarak sedikit jauh.

Mobil rendi berhenti didepan sebuah apartemen, dia kembali membukakan pintu untuk Nauma.

"Terimakasih Ren," ucap Nauma berdiri dihadapan Rendi

"Apa tadi sandiwara?" tanya Rendi bingung pasalnya Nauma sekarang memanggilnya dengan sebutan nama

"Bu.. bukan aku serius ingin menikah dengan mu." jawab Nauma gugup, karena perasaannya belum sepenuhnya bisa menerima

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Rendi sedangkan dari kejauhan Saka melihat tapi tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan.

"Apa ada yang salah?" tanya Nauma

"Bukan begitu, aku tau kamu selama ini belum bisa melupakan kekasih mu, kenapa sekarang tiba-tiba."

"Ya sudah masuklah, sudah larut malam aku pamit dulu assalamualaikum." salam Rendi dengan sedikit kecewa, Nauma yang melihat nya merasa bersalah

"Waa'alikumsalam." jawab Nauma lirih tampa ada adegan romantis seperti sebelumnya

Setelah mobil Rendi menghilang dari pandangan, Nauma hendak masuk tiba-tiba ada yang menahan pergelangan tangannya .

"Kamu.!"

"Nauma kita harus bicara sekarang."

"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi." jawab Nauma melepaskan tangannya dari genggaman Saka

"Aku butuh penjelasan Nauma."

"Apa tadi masih kurang jelas, sampai kamu mengikuti ku kesini." Saka mencoba meraih tangan Nauma tapi Nauma mundur

"Jangan coba-coba sentuh saya tuan Saka Abimana." geram Nauma dengan rahang menegang

"Nauma please." Saka memohon dengan menangkupkan kedua telapak tangan nya didada.

"Baik, bicaralah." ujar Nauma

"Lebih baik kita cari tempat duduk dulu." ajak Saka

"Jika mau bicara katakan saja, aku ingin istirahat." jawab Nauma menolak ajakan nya

"Apa kamu sudah yakin dengan keputusan mu menikah dengan mas Rendi?"

"Apa urusannya denganmu apa yang aku putuskan sudah pasti aku fikirkan terlebih dulu."

"Dia kakak ku, kita akan bertemu setiap hari." ujar Saka berusaha menjelaskan perasaannya

"Apa masalahnya?" tanya Nauma bersikap santai seakan tidak ada hubungan apa-apa diantara mereka

"Masalah nya adalah kita , kamu dan aku." Saka terpancing emosi dan meninggikan suaranya

"Saya tidak merasa mempunyai masalah dengan mu, apa kita saling mengenal sebelum nya?" Nauma semakin memancing amarah Saka

"Nauma.." geram saka dan menarik paksa tangan Nauma ke mobil karena mereka sudah menjadi bahan tontonan disana.

"Lepaskan.." teriak Nauma yang tidak digubris Saka

Saka membuka pintu mobilnya dan menyuruh Nauma masuk dengan terpaksa Nauma menurut,mata Nauma sudah berlinang, bersusah payah dia berusaha tegar.

"Apa kamu selalu ingin menyakiti ku." lirih Nauma memegang pergelangan tangannya yang kesakitan

"Maaf." ucap Saka menatap Nauma dalam

"Tidak ada yang perlu dimaafkan, semuanya sudah terjadi sekarang biarkan aku pergi." isak Nauma yang sudah tidak bisa membendung air matanya

Saka menangkup wajah Nauma,dan menghapus buliran bening yang berjatuhan dipipi mulusnya.

"Nauma masih belum terlambat, tolong batalkan rencana pernikahan mu dengan mas Rendi." lirih Saka "Mas Rendi mencintaiku ."

"Tapi kamu tidak mencintainya, selama Lima tahun mas Rendi mengemis cintanya untuk mu kenapa tiba-tiba sekarang kamu menerima nya, jika hanya untuk membalaskan dendam mu padaku aku mohon jangan lakukan itu." jelas Saka panjang kali lebar dengan memohon

"Aku tidak memiliki dendam, aku ingin hidup dengan orang mencintai ku dan tidak akan ada masalah jika aku tidak mencintainya seiring berjalannya waktu cinta itu akan datang sendiri." jelas Nauma tidak kalah panjang nya dengan air mata masih mengalir lancar dipipi mulusnya

"Bagaimana dengan perasaan ku?" tanya Saka menggenggam tangan Nauma

"Kenapa dengan perasaan mu tuan Saka?" tanya Nauma matanya mendelik tajam pipinya memerah

"Apa kamu sudah tidak mencintai ku?"

"Tidak." jawab Nauma dan melemparkan pandangan kedepan

"Tatap mataku, dan katakan kamu tidak mencintaiku." ucap Saka menarik wajah Nauma menghadap nya, Nauma hanya menggeleng dan menahan sesak di dadanya.

"Ayo katakan dik Nauma." ulangnya

"Aku tidak mencintaimu Saka Abimana." tegas Nauma telaga air matanya hendak menerebos membanjiri pipinya , ia segera turun dan berlari memasuki apartemen nya.

Saka terperangah,dia kecewa dulu demi melihat kakaknya bahagia dia mengorbankan rasa cintanya untuk Nauma dan dia pergi tampa berita,dan Rendi pun tidak menyadari jika perempuan yang dia cintai adalah kekasih adiknya.

"Aaaarrrrgghh...!!" teriak Saka dan memukuli stir mobilnya, lelaki berkarisma itu juga bisa menangis buliran bening dari matanya berjatuhan membasahi pipinya, dia usap buliran bening itu dengan kasar.

Apa aku harus berkata jujur dengan mas Rendi,tapi bagaimana jika jantung nya tiba-tiba melemah selama ini dia harus rutin keluar negeri untuk berobat.

"Drtt...drtt..." panggilan telfon dari Melisa, Saka melempar telfon ke jok mobil , dia tidak ingin diganggu dengan sifat melisa yang over protektif.

"Kamu dimana Mas?" pesan masuk di hp saka ia membacanya dengan hanya menggulir layar atasnya.

"Mas, aku mau jumpa kamu sekarang." satu pesan lagi dari Melisa

"Kamu jemput aku sekarang jika tidak,aku akan memberi tahu Ayah!" pesan berikutnya dengan ancaman.

"Serumit ini hidupku ya Allah." lirihnya,kapan aku akan lepas dari perempuan peliharaan ayah ini, fikirnya

"Drrtt..drtt.." dering telfon hp Saka tidak kunjung berhenti terpaksa dengan rasa malas dia mengangkat gagang hijau tampa melihat penelfon, dia dipikir itu sudah pasti Melisa

"Maumu apa sih?" teriak Saka yang masih dipenuhi emosi

"Abi,ada apa nak kenapa kamu berteriak?" ternyata Mamanya yang menelfon diseberang sana

"Astaga Ma, maafin Abi tadi Abi kira Melisa, dia selalu saja meneror Abi dari tadi." Saka menjelaskan

"Kamu dimana nak?" tanya Mama nya ada getir nada khawatir terdengar disana.

"Ada apa Ma, kenapa mama terdengar cemas?" tanya nya penasaran

"Kamu sekarang ke rumah sakit Bakti ya sayang, Mas Rendi tiba-tiba pingsan dan jantung nya melemah."

"baik Ma Abi segera kesana, mama jangan khawatir mas rendi pasti baik-baik saja dia kan kuat." Saka kaget namun dia mencoba menghibur Mamanya, yang dia khawatir kan akhirnya terjadi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status