Untuk Tuan Sagar Biruga …Jika kamu membaca surat ini, kemungkinan besar aku telah pergi dari rumah. Selama tinggal di sini, aku sangat berterima kasih pada Anda atas semua kebaikan yang telah Anda berikan kepada saya.Mungkin Anda bertanya-tanya mengapa saya memutuskan untuk pergi meninggalkan Anda. Ini semua saya lakukan karena saya tidak mau menjadi beban bagi Anda, Tuan Sagar. Saya juga takut fitnah yang Anda tuduhkan pada saya mengenai saya yang memiliki kekasih menjadi pikiran bagi Anda. Sekali lagi, itu semua tidak benar.Lalu, saya pikir saya jahat. Saya minta maaf karena pernikahan yang kita lakukan ini membuat Anda tidak bisa bersama dengan orang yang Anda cintai.Saya pun sadar jika saya sangat tidak cocok untuk berada di samping Anda. Saya hanyalah wanita biasa yang kebetulan kakek kita saling mengenal. Saya tidak berasal dari keluarga kaya raya dan terpandang. Saya pun tidak cantik seperti halnya wanita-wanita yang selalu berada di dekat Anda.Maka dari itu, saat Anda bil
Secangkir teh hangat disesap oleh seorang wanita yang baru saja bangun dari tidurnya. Meski pemandangan di depan huniannya tidak jauh berbeda dengan kehidupan kota pada umumnya, setidaknya Bella, wanita yang meminum teh itu, merasa lebih tenang dari kehidupannya di rumah sebelumnya. Kontrakan tempat ia tinggal mungkin memang berisik karena banyaknya penghuni yang juga tinggal.Bella sengaja memilih tempat tinggal baru yang berada di luar kota dan jauh dari kotanya yang lama. Ini semua agar Sagar dan keluarga Biruga tidak dapat menemukannya.Meski tidak dikelilingi oleh kemewahan, makanan yang langsung siap santap, kemudahan untuk bepergian, dan harus hidup serba sederhana, Bella merasa sangat bersyukur. Malah sebenarnya, kehidupannya yang seperti ini adalah hal yang normal baginya. Ia sudah merasakan bagaimana hidup sederhana sebelum ia mengenal Sagar.Tidak ada lagi belenggu yang mengikat Bella. Tidak ada Sagar yang hanya membuat kepalanya terasa pusing karena perilaku kasar pria itu
“Terima kasih atas pesanannya. Silahkan dinikmati,” ucap Bella pada pelanggan yang datang setelah menyerahkan pesanan mereka.Bella segera kembali ke dapur dan mengambil pesanan-pesanan lain yang sudah mengantri minta dibagikan. Diam-diam, Bu Zalwa memperhatikan Bella dari kejauhan. Akhir-akhir ini aura dalam diri Bella berbeda dari biasanya. Ia terlihat lebih murung dan tidak bersemangat. Senyum yang ia bagikan terlihat kecil dan palsu.Padahal sebelumnya, Bella selalu menjadi yang pertama menyambut tamu, memberikan pesanan dengan senyum lebar, dan selalu terlihat semangat tidak peduli dengan beban berat dalam perutnya.Setelah kedai sepi, Bu Zalwa yang sudah tidak tahan itu pun memanggil Bella untuk duduk di dalam. Ia meminta Naura untuk menggantikan Bella sejenak. Keduanya duduk berhadapan. Bu Zalwa tahu jika Bella terlihat kaku karena ia memang tidak biasa dipanggil di saat seperti ini.“Nak Bella, apa terjadi sesuatu denganmu akhir-akhir ini?” tanya Bu Zalwa dengan ramah dan lemb
Tidak ada cahaya dalam tatapan Bella. Tidak biasanya ia merasa penasaran dengan majalah yang baru saja datang di kedai ramen Pak Handoko. Kini, ia merasa menyesal sudah membuka-buka majalah itu.Sejak mendengarkan berita yang menggosipkan hubungan asmara antara Sagar dan Laura, Bella hampir tidak pernah melihat maupun mendengar gosip tentang para artis.Bella melempar majalah itu ke atas meja. Sudah berbulan-bulan sejak kepergiannya, tetapi nampaknya Sagar benar-benar baik-baik saja. Hubungan Laura dan Sagar pun sepertinya semakin jelas dari hari ke hari seperti yang dijelaskan dalam majalah itu.“Dia sama sekali tidak terlihat sedih,” geram Bella. “Dia terlihat bahagia, sedangkan aku di sini membesarkan anaknya dengan susah payah!”Perasaan kesal yang menyesakkan muncul dalam diri Bella. Namun, tak lama kemudian, rasa sakit itu tiba-tiba berpindah ke perutnya.“Aw, aduh … kenapa ini?” tanya Bella bertanya-tanya saat merasakan nyeri di perutnya. Saat ia mengira nyeri itu hanya sebenta
“Sepertinya ada yang sengaja membuat rumor tentang Anda, Tuan Sagar. Setelah saya lacak, ternyata rumor ini sudah ada sejak kita menandatangani perjanjian kerja dengan Nona Laura. Anda ingat tentang proyek yang sukses besar itu, kan?”Sagar menghela napas dan mengangguk. Saat itu, karena proyeknya yang berhasil, ia dan laura jadi sering bersama untuk bertemu dengan para klien dan promotor.“Ini buruk, Tuan, rumor seperti ini jika tidak bisa diterima oleh masyarakat akan membuat saham kita menurun,” sambung Bryan.Sagar bukannya tidak paham akan hal itu. Namun, hal yang lebih memusingkan dirinya adalah jika Kakek Zoku sampai mendengar rumor ini. Kakek Zoku sudah marah besar saat mendengar kepergian Bella. Jika Kakek Zoku tahu, mungkin Sagar akan dihapuskan dari daftar keluarga Biruga.“Bryan, urus tuntas masalah ini dengan cara apapun! Jangan sampai kakekku tahu tentang rumor ini!” perintah Sagar dengan segera. “Aku ingin berita ini lenyap dalam waktu satu jam ke depan!”'Jangan sampai
“Apa kamu tidak dengar? Urusi perceraian kalian! Aku jadi kasihan pada Bella karena harus terpaksa menikah denganmu!” bela Zoku.“Tapi …,” ucapan Zoku melayang di udara. Ada sedikit rasa nyeri yang menyesakkan.'Apa aku benar-benar harus merelakan pernikahan ini?' batin Sagar bertanya-tanya.Semakin ia berpikir, semakin sesak dadanya.“... Baiklah, tapi aku minta waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu,” ucap Sagar dengan suara rendah, seolah tidak rela untuk melakukan hal itu.“Tidak masalah. Selesaikan semuanya dengan baik dan jangan lari dari tanggung jawabmu itu,” nasihat Zoku yang hanya dibalas dengan anggukan kecil dari Sagar. “Sudah, kamu bisa pergi sekarang. Aku tahu kamu sedang banyak pekerjaan,” sambung Zoku tanpa bermaksud mengusir.Lagi-lagi Sagar mengangguk dengan diam. Ia pun bangkit dan segera pergi dari mansion Biruga tanpa merasa keberatan. Diam-diam, Zoku yang memperhatikan cucunya itu menyeringai. Entah mengapa ia merasa tertarik dengan sikap Sagar yang tampak ber
“Sebenarnya, garis merah satu ini agak tidak jelas Tuan, tapi Tuan sendiri juga melihatnya, kan?” ucap Diana menjelaskan makna dari testpack. Sagar mengangguk paham. “Ini sebabnya saya tidak berani memberitahukannya pada Tuan, saya takut salah sangka dan mengira jika Nyonya Bella sedang hamil. Kira-kira, apa benar Nyonya Bella sedang hamil?”Sagar tidak tahu. Dia ingat jika ia tidak pernah tidur dengan Bella, ia bahkan tidak menyentuhnya sama sekali.'Apa jangan-jangan Bella memang punya kekasih di luar sana?' tebak Sagar.Akan tetapi, mendengar bagaimana sikap Bella yang sesungguhnya dari Zoku, rasanya tidak mungkin Bella melakukan hal itu.Atau jangan-jangan ....Pupil Sagar mengecil saat teringat akan sesuatu. Ia ingat pernah ada malam di mana ia sedang mabuk dan dalam kondisi nafsu yang menggebu-gebu. Itu adalah malam di mana Laura dengan lancang memberikan obat perangsang pada minumannya, tanpa ia tahu.Sagar tanpa sadar menyentuh bibirnya. Mimpi di mana ia sedang mencium seorang
“Kak Bella, Kak Bella tenang dulu, ya?” ucap Naura. “Aku telepon Ayah dan Ibu dulu.”Naura membawa Bella menepi dan duduk pada salah satu kursi taman. Ia tidak mungkin membiarkan Bella berada di atas tanah.Ia segera merogoh ponsel dalam sakunya dan menelpon Pak Handoko. Naura menjelaskan apa yang sedang terjadi pada mereka.Tak lama, Pak Handoko datang dengan membawa mobil. Mereka akan langsung membawa Bella menuju rumah sakit. Di dalam sana, ada Bu Zalwa dengan beberapa perlengkapan bersalin yang sudah disiapkan oleh Bella jauh-jauh hari.Sesampainya mereka di rumah sakit, Dokter Jason langsung memeriksa keadaan Bella. Namun, Bella tidak terlihat baik-baik saja. Beberapa dokter yang ikut menangani juga memikirkan hal yang sama.“Sepertinya ini karena Nyonya Bella terlalu gugup dan ketakutan,” jelas salah satu dari dokter itu pada keluarga Pak Handoko yang datang sebagai wali. “Jika terus seperti ini, maka akan berbahaya bagi ia dan bayinya.”“Ya ampun, Kak Bella …,” lirih Naura semba