Nathan dan Rachel sedang menikmati secangkir capucino dingin di sebuah caffe didalam mall.
Sambil terus mengawasi Key yang tengah asyik bermain.
Awalnya agak canggung. Tapi dengan sedikit gugup, akhirnya Rachel memulai pembicaraan.
"Jadi, apa maksudmu menemuiku? Melihat bagaimana kejadian tadi, aku jadi berfikir bahwa pertemuan tempo hari juga bukan lah suatu kebetulan." tanya Rachel panjang lebar.
"Aku memang tidak mengenalmu saat ini, tapi mungkin dulu aku mengenalmu." jawab Nathan sambil menyesap sedikit minumannya. Hanya sekedar membasahi kerongkongan. Karna jujur saja, dia juga sangat gugup saat ini. Ia tak habis pikir, saat ini bisa ada disini bersama wanita yang tak ia kenal.
"Apa maksudmu? Katakan langsung dengan jelas, jangan membuatku menerka-nerka kemana arah pembicaraanmu itu." Rachel masih saja berbicara dengan nada ketus.
"Aku tidak tau secara pasti. Tapi aku mengalami kecelakaan mobil tujuh tahun lalu, yang mengakibatkan
"Boss, ini kiriman dokumen dari Dokter Bram." ujar Roy sambil menyerahkan amplop coklat pada Nathan."Mari kita lihat, apa saja yang mereka lakukan padaku tujug tahun belakangan ini." sahut Nathan sambil mengeluarkan kerta putih itu dan mulai membacanya.Setelah meninggalkan Rumah Sakit malam itu, Nathan kembali menghubungi Dokter Bram. Ia meminta semua dokumen riwayat pengobatannya sejak pertama pasca kecelakaan itu.Ia sangat yakin ada yang tidak beres dalam pengobatannya yang selalu di tangani oleh Arnold dan Celline.Terlihat dengan jelas, urat-urat leher Nathan menegang. Lalu ia meremas kertas itu dan melemparnya ke tong sampah disamping meja kerjanya."Sialan! Beraninya kau mempermainkanku. Dasar jalang! " Nathan berkata dengan geram."Tunda semua rapat dan pertemuan klien hari ini! Aku ingin pulang dan beristirahat." perintah Nathan pada Roy."Baik, Boss." sahut Roy.Ia tau suasana hati boss-nya sedang tidak baik saat in
Setelah 2 pekan berlalu.Rachel dan Keynara menjalani hidup seperti biasanya. Nathan tidak pernah lagi datang mengganggu ketenangan ibu dan anak ini."Kak, hari ini Key pengambilan raport kenaikan kelas. Orang tua di haruskan hadir." Jihan menyampaikan pesan guru Key kemarin saat menjemputnya pulang sekolah."Astaga, benarkah ? Tapi aku ada rapat penting pagi ini. Lalu jam 10 aku harus langsung berangkat ke kota S untuk menemui klien. Apa tidak bisa kamu saja yang mewakiliku Jihan?" Pinta Rachel tulus."Tapi kak, Guru Key bilang itu harus orang tuanya." Jihan menjawab dengan sedih."Kak, tidak masalah. Kemarin Key sudah izin sama Bu Misca, kalau Momy tidak bisa hadir. Untuk Key, kan selalu ada toleransi dari Bu Misca." Key tiba - tiba datang sambil mengedipkan sebelah mata kepada Jihan.Jihan faham, Key sedang berbohong.Mungkin dia juga tidak tega jika ibunya ini gagal pergi bertugas. Ia tau ibunya bekerja keras demi kehidupannya.
Nathan salah satu anak dari deretan keluarga konglomerat di kota S, menjalin hubungan asmara dengan Rachel gadis biasa yang bekerja paruh waktu di sebuah caffe.Berita ini tentu saja menjadi topik panas dikalangan konglomerat.Berita ini juga sangat mengganggu Frans dan Jeny sebagai orang tua Nathan.Sementara mereka telah merencanakan perjodohan dengan keluarga Paul dan Lara, untuk anak semata wayang mereka Celline."Bagaimana ini Pi? Selama ini Nathan tidak pernah mau dijodohkan dengan gadis manapun, ternyata karna gadis miskin itu. Pasti dia telah mencuci otak Nathan. Orang-orang seperti mereka hanya tergila-gila pada harta." Jeny buka suara.Sementara Frans masih duduk sambil sebelah tangannya menopang dagu, sebelah lagi mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja."Piii,ngomong dong! Jangan diam aja. Mami ga akan pernah rela kalau Nathan sampai menikah dengan gadis itu. Mau simpan dimana wajah mami ini pii?." rengeknya lagi pada Frans.
Di kamar sebuah apartamen.Sepasang kekasih sedang bercumbu mesra. Tapi, selalu tak pernah lebih dari ciuman -ciuman panas saja.Meski dua tahun sudah mereka menjadi sepasang kekasih. Nathan selalu bisa menahan diri. Karena ia takut Rachel menganggapnya lelaki yang menjalin hubungan demi kepuasan birahinya saja.Tapi mungkin, hal itu tidak berlaku untuk hari ini.Nathan dengan lembut mengecup setiap inci wajah Rachel.Mata, hidung, pipi. Lalu menggigit manja telinganya. Kecupan itu turun ke leher.Rachel hanya bisa mendesah karena cumbuan yang diberikan kekasihnya itu.Kemudian kecupan itu berakhir di bibir mungilnya, dari kecupan menjadi lumatan.Mereka berciuman sangat lama, saling bertukar saliva. Seakan tak pernah puas. Seakan -akan napas mereka tak akan pernah habis.Tangan kanan Nathan telah menyelinap kebalik kemeja Rachel.Sementara satunya lagi memegang tengkuk Rachel agar ciumannya tak lepas. Rache
Dua bulan sudah berlalu sejak percintaan pertama Nathan dan Rachel. Sejak saat itu mereka sering melakukannnya.Mereka biasanya akan bercinta di akhir pekan, saat keduanya bebas dari tuntutan pekerjaan. Tapi Nathan selalu memakai pengaman.Pagi ini Rachel ingin sekali meminum kopi, padahal sebelumnya ia tak pernah suka kopi.Rachel juga merasa sangat pusing dan tak berselera makan beberapa hari ini. Ia membuat kopi hitam, lalu menyeruputnya selagi panas.Rachel duduk sambil menonton tivi. Rachel memang sudah berhenti bekerja seminggu ini karena caffe tempatnya bekerja mengalami kebangkrutan. jadi ia memilih untuk tidak buru-buru mencari pekerjaan lain agar bisa bersantai paling tidak tiga bulan ini.Saat iklan sebuah produk mie muncul, dia sangat ingin memakannya. Lalu pergi kedapur untuk membuat mie, tapi ternyata stok mie Rachel habis.Ia segera berganti baju, dan berjalan ke mini market di depan gang rumahnya. hanya untuk membeli sebungku
Di sisi lain.Nathan ternyata tidak berada di kantor. Ia sedang berada di sebuah restoran mewah. Tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk melancarkan niat tulusnya malam ini. Ia ingin melamar Rachel. Ia sudah tak sabar menjadikan Rachel sebagai isterinya.Sudah tiga jam ia disini mengatur para pelayan agar mendekor tempat ini seindah dan seromantis mungkin.Setelah semua ia rasa cukup indah, ia bergegas ke parkiran. Masuk ke mobil dan mengemudi dengan santai.Ia ingin segera ke rumah Rachel. Nathan bahkan telah menyiapkan gaun yang indah untuk Rachel kenakan ke restoran nanti bersamanya.Tak disangka-sangka. Setelah setengah perjalanan, ketika memasuki sebuah terowongan panjang pedal gas mobilnya lengket.Sehingga mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi meski Nathan menginjaknya dengan sangat pelan.Tak sampai di situ saja, saat Nathan menginjak pedal rem, itu tidak berfungsi sama sekali.Kejadian buruk lainnya datang, yang a
Kembali ke masa kini.Setelah Rachel menceritakan bagian-bagian terpenting dalam kisahnya bersama Nathan dulu (tentu saja hanya yang Rachel alami yaaa ) ia melihat Nathan hanya terdiam, tanpa sepatah kata pun. "Mungkin dia benar-benar tidak bersalah dalam hal ini." Pikir Rachel dalam hati."Jadi, seperti itu lah kita dulu. Dan tolong camkan itu ya, Du-lu!" Rachel mengeja dan menekankan kata dulu."Bagaimana mungkin kau menyalahkanku untuk semua itu? Aku bahkan tak bisa mengingat siapa namaku saat pertama kali sadar setelah dua tahun berjuang antara hidup dan mati." sanggah Nathan meyakinkan Rachel lagi."Ya, anggap lah seperti itu. Tapi selama beberapa tahun ini kita memiliki kehidupan sendiri. Kau hidup dengan sangat baik tanpa diriku, dan aku juga selalu berusaha hidup dengan baik." jawab Rachel lagi."Lalu, siapa ayah Key? kenapa kau tak menceritakan sedikit pun tentang Key?aku merasa dia amat mirip denganku, mungkin kah...?"Nathan senga
Setelah acara selesai, seorang anak datang untuk berdebat dengan Key. "Key, apakah benar dia Papi-mu?" "Ya, dia Papi-ku." "Aku tidak percaya padamu." Katanya memprovokosi Key. "Aku tidak perduli kau percaya atau tidak." Jawab Key acuh. "Lalu kenapa kau selalu di temani baby sitermu itu?" "Papi-ku sibuk bekerja di luar negri" sahut Key acuh. "Kau berbohong. Mungkin kau hanya menyewa seorang paman kaya ini untuk berpura-pura menjadi Papi-mu. Karena kau malu setiap pengambilan raport kau hanya naik sendiri ke atas panggung itu." Ejeknya lagi. "Jaga bicaramu. Setidaknya aku lebih cerdas darimu. Sebaiknya kau minta orang tuamu untuk mengajarimu cara menghormati orang lain." Kata-kata Key sungguh di luar dugaan. "Kenapa cara Key berbicara tidak mirip dengan Rachel sama sekali ? Itu lebih bisa dikatakan mirip dengan gaya ku berbicara." Bathin Nathan. "Anak manis, siapa namamu?" "Aku? Namaku Trisa.