Sore ini ketiga sahabat sepakat bertemu di sebuah Cafe dekat kantor Gavin. Sepanjang pertemuan sepertinya cuma Dava yang sangat berapi-api menceritakan banyak hal sementara kedua sahabatnya hanya duduk menyimak, tak ada umpan balik antara percakapan mereka. Gavin dan Arka seperti tenggelam dengan dunianya sendiri, tubuh mereka ada dan mendengarkan tapi entah jiwa mereka. Gavin lebih sering menatap ke arah Arka, ia masih teringat pada pengakuan Ara tentang cintanya pada Arka semalam. Sementara Arka ia memilih lebih banyak diam karena baginya ia seperti tak mempunyai hak untuk bisa tertawa lepas lagi bersama sahabatnya setelah kejadian dengannya dan Ara.
Sudah beberapa kali Dava menegurnya tapi tetap sama mereka tenggelam di dunia masing-masing.
“Hallo, Jor kamu tahu dimana aku bisa memanggil team exorcist sepertinya kedua sahabatku butuh bantuan!” Dava mulai lelah melihat tingkah aneh kedua sahabatnya yang lebih banyak diam dan melamun. I
Di depan pintu masuk lantai bawah sebuah Mal sudah mengular antrean fans yang banyak di dominasi oleh gadis muda. Dava penyanyi solo terkenal duduk di ujung bangku menyambut satu persatu fans yang meminta tanda tangan di album terbarunya. Dava selalu menunjukkan senyum ramahnya ketika para fans mengajak ber-selfie, gunungan gado dari fans menjulang tinggi dari belakang tempat duduknya.“Gadis gendut minggirlah, kau sebaiknya antre di bagian belakang sendiri. Lemakmu menutupi pandangan kami dari Dava” maki salah satu gadis yang menyerobot antrean Mika, sedari tadi gadis itu terus saja di serobot antreannya. Seharusnya ia sudah mendapatkan tanda tangan Dava pada acara jumpa fans dan lounching album baru Dava seandainya ia tidak terus di suruh mundur. Wajah Mika sudah mulai letih, ia berdiri sejak dua jam lalu hanya untuk bertemu dengan Dava yang sudah dua kali ia bantu.“Acara tanda tangan akan
Arka bergegas mandi setelah seharian berada di lounching make up terbaru, Dava dan Gavin tak henti menelepon agar cepat menyusul mereka di acara ulang tahun Zivana seorang model terkenal. Pesta itu sudah pasti dihadiri oleh para model teman Zivana, mereka bertiga tak ingin memanfaatkan kesempatan langka untuk mendapatkan gadis ideal mereka. Arka berada di kamar mandi ketika tanpa sadar seseorang sudah menekan tombol pintu memasuki apartemennya. Bagi Arka yang tinggal sendiri ia terbiasa mengelap tubuhnya yang basah, meninggalkan handuknya dikamar mandi dan berjalan tanpa sehelai benang menuju kamarnya. Ia tak sadar seorang wanita tengah menatapnya di kursi ketika ia berjoget tanpa mengenakan baju. “Aku penasaran hal apa yang membuatmu begitu bahagia?” “Astaga!” Arka terjingkat ketika mendengar suara Ara yang tanpa ia sadari tengah duduk menatapnya tanpa busana. Pintu apartemen Arka memiliki sandi sama dengan Dava dan Gavin yang jelas diketahui
Pesta meriah ulang tahun Zivana sengaja di gelar dengan menyewa diskotek RedFloor yang berada di tengah kota. Pesta kali ini benar-benar bertabur wanita cantik dengan tinggi semampai, apalagi mereka di balut dengan pakaian sexy yang membuat banyak pria menelan ludah.“Kamu datang terlambat!” Gavin mulai menggeser tubuhnya begitu Arka datang, memberikan ruang untuk Arka duduk di sebelahnya.“Ada pekerjaan yang harus kubereskan.” Arka tak akan mampu berkata jujur pada Gavin bahwa alasan ia terlambat adalah kedatangan adik perempuannya di apartemen Arka. Saat Arka datang ia sudah menemukan kedua temannya telah memiliki pasangannya masing-masing, dua wanita cantik yang kini dalam rangkulan Gavin dan Dava. Dari tubuh mereka yang tinggi semampai dengan bentuk tubuh ideal jelas terlihat mereka adalah seorang model.Arka menghabiskan tiga puluh menit setelah kedatangannya menjadi obat nyamuk, hanya ia di bangku itu yang tidak memil
Pintu hotel tertutup, Rena berjalan lebih cepat menuju ke dalam, ia segera menghempaskan tubuhnya yang setengah mabuk ke atas ranjang. Tasnya dibuang begitu saja ke lantai. Ia tidur menyamping dengan tangan kanan menopang kepalanya, lekuk tubuhnya indah seperti jam pasir.Tidurlah di sini!” kata Rena sambil menepukkan bagian ranjang di sebelahnya. Ia tersenyum indah menatap Arka yang mulai mendekat ke arah ranjang. Rena terus mengagumi ketampanan yang tercipta dari setiap sudut wajah Arka, tak ada yang kurang sedikit pun, semua dibuat proporsional tanpa cacat, ia juga memiliki tubuh yang tinggi dan bidang. Rena bahkan dapat merasakan betapa hangat berada di pelukan Arka meski lelaki di hadapannya itu bahkan belum memeluknya.“Sebentar, aku masih ingin istirahat!” Arka menolak panggilan Rena di atas ranjang, ia lebih memilih menuju sofa panjang yang berada di kamar. Rena memang memiliki tubuh yang indah, pinggangnya ramping, ia mengenakan tube dres
Gavin murka, ia memacu pedal gas mobilnya menuju galeri desain interior milik pewaris KAGA Corp begitu Damar mendapatkan informasi bahwa kuat dugaan Sivana adalah sutradara di balik kejahatan Ferdi, terlebih lagi tender Leaf Corp milik keluarga Gavin baru saja di serobot oleh KAGA Corp. Sivana adalah mantan Gavin saat mereka masih kuliah, sebenarnya mereka berdua mengakhiri hubungan dengan baik-baik karena rasa bosan kedua belah pihak. Sivana sendiri juga dikenal sebagai gadis playgirl yang tak bisa bertahan lama dalam hubungan. Gavin sebenarnya masih belum menemukan alasan yang kuat kenapa Sivana tersangkut dalam masalahnya dan Ferdi. *** Gavin membuka pintu kaca galeri dengan kuat, wajahnya dingin penuh amarah. Matanya nanar mencari keberadaan Sivana. “Sivana, di mana kamu?” teriak Gavin, beberapa karyawan perempuan terlihat ketakutan dan penasaran pada pria yang datang penuh amarah mencari bos mereka. Mulai menyadari ada yang tidak beres, dua satp
Dua hari pasca pertemuan pertama dengan adik Nayara, tiada waktu yang tak dihabiskan Gavin untuk mencari informasi tentang mantannya itu, ia ingin menyibak misteri apa yang telah terjadi pada Nayara hingga Keanu sangat dendam pada dirinya. Gavin mendatangi tiap orang yang pernah dekat dengan Nayara dari teman kantor hingga atasannya namun nihil, semua berakhir dengan gelengan kepala. Tak ada yang tahu di mana gadis itu berada. Ia hilang tanpa jejak, ingin sekali ia datang sekali lagi pada Keanu dan menanyakan langsung, tetapi laki-laki itu tak terjamah. Di tempat latihan Gym ia melampiaskan semua amarah pada samsak yang terus di tinju oleh tangannya, meski ngilu sudah menjalar hingga urat lengan tetap saja Gavin tak memedulikan bahkan jika urat-urat itu terburai mungkin lelaki kekar bernama Gavin tak menyadarinya. Ia terus saja menyalurkan tiap amarah pada samsak yang tak hentinya bergetar mendapat tinjuan Gavin. Setelah menjadi penonton pelampiasan amarah Gavin pada s
Perjalanan panjang Gavin dalam mencari Nayara sampai pada daerah pesisir utara, sebuah rumah sederhana berdinding batu kapur. Gavin mengetuk pintu rumah itu, seorang perempuan tua membuka dengan tatapan teduh senyumnya ramah pada tamu yang bahkan belum ia kenal.“Nak ini siapa? Sepertinya dari kota?” tanya wanita berusia 60 tahunan setelah mempersilahkan tiga pria muda masuk ke ruang tamu rumahnya.“Ini benar dengan Ibu Sri yang pernah bekerja di rumah Pak Hanung?” tanya Damar.“Iya, betul. Ada apa ya?”“Apa bibik tahu keberadaan Nayara putri Pak Hanung?” tanya Gavin.“Lho, Nona Yara belum pulang?” tanya Bibik penasaran.“Kami kesulitan mencari informasi terakhir keberadaan Nayara Bik, keluarga Hanung telah mengeluarkan nama gadis itu dari silsilah keluarga mereka,” terang Gavin.Mata wanita itu berkaca-kaca, wajah cerah yang sempat ia tunjukkan saat menyambut tam
“Sampai kapan kamu akan menghitungnya, sudah tiga kali mulutmu komat-kamit menghitung minumanku?” tanya Rangga seorang bartender tampan di club NintyNine.Sedari tadi Dava hanya menggeser jari telunjuknya ke sana kemari menghitung barisan wiski di rak yang berada di hadapan-nya. Kepalanya bahkan di sandarkan kemeja, tanpa harus bertanya sudah di pastikan Dava sedang sangat kebosanan. Malam ini ia hanya sendiri tanpa kehadiran Arka dan Gavin, mereka mulai tidak tertarik lagi pada dunia malam. Gavin masih di sibukkan dengan pencarian keberadaan Nayara, jangankan untuk pergi ke kelab malam, urusan pekerjaan saja ia sering absen. Sementara Arka, sangat di sibukkan dengan tour pameran make up-nya bersama desainer baju Italia yang segera berlangsung. Kemarin ia di Thailand, hari ini ia sudah terbang ke Malaysia, esoknya ia sudah pindah lagi ke Singapura dan menjadikan pesawat sebagai satu-satunya tempat istirahat.“Separu