Arka mengeluarkan kembali mobil 4WD dari basement apartemennya. Di bak belakang terdapat motor trail yang sempat di rampas kuncinya oleh Dava. Setidaknya ia harus mampir ke tukang kunci dulu pagi ini baru bisa menuruni jalanan berlumpur dengan motor trail-nya. Sejak keributan antara Ara dan Gavin di apartemennya ia belum tidur hingga subuh ini. Ia ingin mengalirkan semua kegelisahan dengan menarik gas motor trail, menuangkan seluruh emosinya berpacu dengan adrenalin, emosi yang jika terus ia tumpuk tubuhnya bisa saja meledak dan terburai.
“Kita coba trek baru saja di dataran tinggi yang berjarak 5km dari tempat kemarin. Kita bertemu di rest area 265, aku akan menunggumu di sana,” kata Divo sebelum menutup teleponnya.
***
“Bisa kita mulai?” tanya Divo pada Arka yang sudah siap di atas motor trail kesayangan-nya. Arka menaikkan jari jempol tangan kirinya tanda bahwa ia sudah siap. Divo dan Arka mulai memacu motor mereka
Cinta Pertama Tiga PriaPagi ini tiga pria tampan yang masih belum saling mengenal mulai memasuki pintu gerbang SMP sebagai siswa baru di kelas tujuh berserta ratusan murid lain. Mereka yang sudah sangat menyadari potensi fisik mereka yang tampan, menjadikan tiga pria itu sering melakukan tebar pesona pada murid baru perempuan. Tapi, ada yang jauh lebih menonjol dibanding ketampanan tiga pria itu, yaitu seorang siswi baru yang sangat cantik, begitu memesona hingga membuat siswi perempuan bahkan mulai iri melihatnya. Anastasya, gadis berkulit putih bak pualam, senyum indah dengan dua lesung pipi di kanan kirinya, kecantikannya bahkan seperti cuilan bidadari di Surga. Dava, Arka, dan Gavin yang belum saling mengenal tentu mulai berlomba mendapatkan hati gadis cantik itu, bahkan banyak senior rela putus dengan pacarnya untuk mengejar cinta Anastasya.Pria paling beruntung jatuh pada Dava, ia kebetulan satu kelas dengan Anastasya, ia bahkan duduk di bangku yang berad
Duduk di samping jendela kaca besar sebuah restoran, Dava tengah menunggu kedatangan seorang gadis. Siang tadi Pak Heru Ayah dari Mivi meneleponnya secara tiba-tiba, ia ingin membuat janji temu antara Dava dan putri tercintanya. Pak Heru ingin menjodohkan Dava dengan salah satu putrinya, di telepon pengusaha sukses itu bercerita salah satu anak gadisnya merengek agar di aturkan perjodohan dengan Dava.Dava jelas saja langsung menerima tawaran itu, Mivi adalah gadis yang begitu Dava idamkan. Meski baru dua kali bertemu, ia sangat yakin bahwa pada gadis inilah pencarian cintanya akan segera berlabuh. Sore ini adalah kencan pertama mereka, untuk pertama kali juga dalam hidup Dava ia begitu gugup menunggu kedatangan wanita. Ia sengaja datang lebih dulu dengan menyiapkan bucket bunga tulip berwarna merah muda yang sudah ia letakkan di meja.Seorang gadis datang memasuki restoran yang sudah di booking oleh pak Heru untuk putrinya. Dava mengalihkan perhatian
Gavin sudah mulai putus asa, beberapa anak buah yang ia suruh tak kunjung menemukan keberadaan Nayara, ia bahkan menyewa detektif swasta untuk menemukan mantan pacarnya tapi belum ada yang membuahkan hasil. Kini ia yang hampir kehilangan kewarasan mulai mempertaruhkan semuanya untuk menemui Keanu agar dapat memberitahunya di mana keberadaan Nayara dan anaknya. Tak ada lagi kesabaran yang tersisa untuknya menunggu kabar Nayara dari usahanya sendiri.Gavin sudah bersiap memasuki rumah Keanu, ia meletakkan harga dirinya di depan pintu, melucuti seluruh ego yang menahannya untuk datang menemui Keanu. Ini adalah jalan terakhir yang pada akhirnya di pilih oleh Gavin. Entah seperti apa yang akan terjadi nanti di dalam, ia sudah memutuskan datang kesini sendirian tanpa siapa-pun yang mengetahuinya.Keanu jelas menerima dengan dada membusung kedatangan Gavin, ia bahagia seperti Singa yang mendapati mangsa masuk ke dalam kandangnya sendiri. Robi membawa Gavin menuju ruang latiha
Mata Keanu berbinar setelah menemukan sebuah rumah sederhana di tepi pantai, ia turun dari mobil dengan membawa banyak hadiah. Senyumnya merekah lebar akhirnya bisa menemui kakaknya yang sudah dua bulan pergi tanpa kabar. tangan kanan lelaki itu mengepal, mengetuk perlahan pintu kayu bercat coklat yang telah pudar. Bik Sri membukakan pintu dengan perlahan, bukan senyuman yang terpancar untuk sambutan Keanu tapi malah mata merah yang sudah bengkak efek menangis dalam dua hari ini.“Ada apa Bik? Apa ada yang tidak beres?” tanya Keanu begitu melihat raut kesedihan Bik Sri. Wanita tua itu malah menangis kencang, tangannya memukul-mukul ke arah dada Keanu. Wanita itu terus menangis tanpa menjawab pertanyaan Keanu. Kaki Keanu mulai lemas, barang bawaan yang sempat ia genggam dengan tangan kiri berjatuhan perlahan. Ia meninggalkan Bik Sri yang masih menangis di depan pintu dan mulai memasuki rumah kecil itu.“Kak Yara, di mana kamu? Aku datang kak?&rdq
Satu hari setelah Gavin dihajar Keanu, ia mulai masuk kerja di kantor manajemen Stone. Luka lebam masih menghiasi beberapa daerah wajah, tubuhnya beraroma Koyo yang ia tempel di setiap sisi. Dava jelas terkejut melihat keadaan sahabatnya itu, entah apa yang terjadi pada Gavin. Sejak kejadian Ara di rumah Arka, mereka bertiga belum saling bertemu lagi.‘119. Ke kantor Gavin sekarang!’ bunyi pesan yang Dava kirim ke ponsel Arka.Dava belum berani bertanya pada Gavin, wajahnya terlihat dingin dan menakutkan. Dava lebih memilih menunggu kedatangan Arka untuk menginterogasi secara bersama. Ia hanya duduk diam di kursi tamu depan meja Gavin sambil membolak-balikkan majalah, matanya sesekali melirik ke arah Gavin yang sibuk mengecek berkas di atas mejanya.“Apa yang terjadi?” tanya Arka begitu masuk ke ruang kerja Gavin. Nafasnya naik turun karena bergegas datang setelah mendapat pesan 119 yang berarti keadaan darurat. Gavin langs
Mivi menemukan Mika sedang mengacak-acak lemarinya. Mika tak menyadari bahwa kakaknya sudah pulang kerja dan menatapnya dari balik pintu kamarnya.“Apa yang kau lakukan?”Mika ter jingkat mengerti Mivi sudah berada di kamar. Mivi mendekat ke arah Mika dengan tatapan tajam. Ia tidak suka Mika menyusup ke kamarnya tanpa izin.“Apa yang kau cari?”“A-aku ingin melihat apakah ada baju pestamu yang bisa kupakai!” jawab Mika ketakutan.Mivi tertawa terbahak-bahak, bagaimana mungkin Mika yang berat badannya dua kali lebih banyak dari dirinya mencari dress dari lemari bajunya. Tawa Mivi membuat Mika merasa malu, ia ingin menangis tetapi dengan keras ia membendung air mata itu. Mivi menggeser tubuh adiknya ke kaca lemari, mereka kini berdiri sejajar di hadapan lemari.“Look at this! Dari ujung kaki hingga rambut, we are different! Bagaimana kamu bisa berpikiran bajuku bisa muat untu
Ara sudah siap dengan baju perangnya, tekadnya begitu mantap ingin membumi hanguskan kemesraan yang tercipta antara Arka bersama wanita cantik di seberang mejanya. Ia tak peduli meski kakaknya yang menyeramkan berada di sana. Ia melangkah penuh percaya diri sambil menyibakkan rambutnya ke belakang. Gavin yang menangkap jelas langkah adiknya menuju ke meja mereka membuat ia dengan sigap berdiri dan melangkah menghampiri Ara. Sorot matanya tajam, ia mencengkeram lengan Ara dan menghentikan langkahnya.“Kembali ke mejamu! Jangan mempermalukanku di sini!” titah Gavin tepat di telinga Ara.“Aku hanya ingin menyapa saja kak!” alibi Ara. Gavin tak menjawab dan malah menatap tajam ke arah Ara.“Baiklah, aku akan duduk kembali,” jawab Ara lesu.Arka menatapnya dari seberang, hatinya tiba-tiba saja merasa sakit. Anastasya menyadari pandangan Arka yang tak teralihkan, ia akhirnya ikut memutar kepalanya menuju arah belakang penasar
Dava pucat pasi begitu mendapati Mika melakukan penawaran 100 juta untuknya. Rasa malu dan runtuhnya harga diri membuat kakinya mulai terasa lemas. Apalagi setelah Mika melakukan penawaran banyak mata yang menatapnya dengan kasihan karena mendapatkan tawaran tertinggi dari gadis gendut. Gavin dan Arka sama terkejutnya ternyata gadis yang sedari tadi hanya diam duduk di samping mereka bisa menawar Dava dengan harga sefantastis itu. Mereka merasa kasihan tetapi juga bahagia melihat temannya itu kini harus berkencan dengan seorang gadis gendut.“Tiga, dua, satu! Penawaran makan malam bersama Dava ditutup dengan angka 100 juta! Fantastis sekali!” teriak Mc, “Ayo kakak berbadan subur dengan baju kuning silakan naik!” MC berusaha keras menahan tawa tapi tidak bisa. Kini ia berbalik arah dan tertawa. Tawa itu jelas terlihat oleh Dava yang berada di sebelahnya.“Shit!” maki Dava lirih.“Sorry,!”Mi