“Wanita cerdas sepertimu tidak bisa melihat sesuatu yang realistis. Kemarahan entah pada siapa, telah membuatmu gagal melihat diriku yang nyata.” Mata Bayu mengunci mata Marcella. Ada senyum yang tidak bisa Marcella artikan. Namun sebaris ingatan tentang masa lalu yang membuat mereka disatukan tak
“Alien?” Gerakan Bayu sontak berhenti ketika Marcella menyebutan nama Alien. Senyum sinis Bayu muncul. Senyum yang memperlihatkan kekejaman. Dia teringat kejadian beberapa hari sebelumnya. Bayu masih tidak percaya ketika Manu menyodorkan sebuah tablet berisi informasi yang harus Bayu ketahui. Set
“Pertanyaan bagus, Alien. Aku juga tidak tahu apa yang bisa kuambil dari kalian.” Mata Bayu mengerling pada Wibowo yang berdiri terdiam. “Bahkan jika aku mengambil nyawa salah satu dari kalian, itu akan sama tidak bergunanya.” Kata-kata Bayu telah menambahkan rasa malu di hati Alien. Kata-kata pria
“Aku sangat meridukanmu.” Bayu membelai wajah Marcella yang terbaring idah di bawahnya. Saat ini bagi Bayu, selembut apa pun Marcella, dia adalah kekuatan yang membuatnya selalu menginginkan kehidupan. Begitu pula bagi Marcella, Bayu adalah pria yang akan selalu menjadi cinta pertama dalam hidupny
“Tinggal bersamamu?” Marcella bergumam. Matanya menatap Bayu ragu. Marcella tahu bahwa mereka saling mencintai. Tapi, apakah itu menjadi pilihan yang baik untuk dilakukan? Bisakah mereka memulai semuanya? Kali ini dengan sesuatu yang lebih nyata. “Aku… keluargamu?” tanya Marcella. Bayu tahu bahwa
“Miranti Rukmana.” Manu menyebutkan nama wanita itu. Tatapan Manu dipenuhi dengan kebencian. Mendengar namanya disebut, Miranti menoleh menatap Manu. Senyumnya membuat Manu bergidik. Seharusnya Manu lebih berani beberapa tahun lalu. Saat dia tahu bahwa Gunawan telah memikirkan sesuatu yang buruk t
Setelah turun dari helikopter yang mendarat tidak jauh dari rumah Marcella, Bayu bergegas menuju ke tempat di mana dia melihat Marcella terakhir kali di video Miranti. Mengabaikan keadaan rumah yang porak poranda, Bayu berlari menuju ke bagian belakang rumah Marcella. Bayu datang tepat waktu. Saat
“Dia membutuhkanmu dalam keadaan lemahnya. Kau harus menjadi kuat untuknya, Mom. Sekarang makanlah dan buat dia bangga dengan ketegaran dan kekuatanmu.” Bianca menyodorkan nampan berisi makanan yang ada di tangannya. Marcella menatap nampan itu dengan mata dipenuhi genangan air. Tangannya terulur m