Adelia pun langsung tersadar dan menganggukkan kepala. Dua sahabat itu pun langsung melangkahkan kaki mereka cepat menelusuri koridor dan menuju lapangan basket yang mana sudah banyak cewek dari berbagai kelas bergemuruh disana. Adelia dan Friska pun langsung bergandengan tangan, masuk diantara kerumunan itu, berdesak-desakan sebentar hingga akhirnya sampai barisan paling depan.
Angin berhembus dengan sepoi-sepoi menyambut seseorang yang masih berada di dalam mobil Alphard putih itu. Sedetik setelah Adelia dan Friska sampai di barisan paling depan, satu pintu mobil itu terbuka menampakkan sebuah sepatu hitam berlogo ceklist.
Perlahan namun pasti pintu mobil itu terbuka sempurna dan menampilkan sosok dari dalam yang mulai keluar dengan cool-nya. Hal itu tentu sukses membuat sebagian besar mulut ce
Dicky berjalan di belakang kepsek GHS --Bu Sukma-- atau kerap disapa 'busuk' yang entah berniat menghina, melecehkan, atau menginjak-injak tapi yang pasti intinya cuma satu, becanda. Koridor-koridor yang Dicky lewati pun tampak sepi --hanya yang datang telat saja yang masih berlalu lalang-- karena proses KBM yang telah berlangsung beberapa menit yang lalu. Dan hanya suara heels Bu Sukma yang mengiringi langkah mereka di sepanjang koridor.Dicky diterima menjadi murid di GHS dengan jurusan IPA karena nilai rata-rata raportnya yang memang tidak mengecewakan, yaitu 9,8. Karena selain tampan, pemuda itu juga jenius. Bahkan lebih jenius dibanding dengan Adelia yang notabene-nya selalu setiap semester, Ia rangking 1 di kelasnya.Langkah Bu Sukma terhenti di depan pintu bercat coklat yang pada atasnya tertulis XI IPA 2. Bu kepsek itu pun langsung mengetuk daun pintu itu.Tok .. Tok .. Tok ..Setelah mendapa
Dicky pun menghela nafasnya dan kembali tersenyum ke seluruh penjuru kelas itu, "Hai temen-temen semua! Nama gue Muhammad Dicky Prasetyo! Usia gue otw ke 17! Gue pindahan dari Paris, 10 tahun gue tinggal disana, tapi gue asli Indonesia kok!" kata Dicky yang lagi-lagi pandangannya terhenti pada satu objek menarik, Adelia.Beberapa pertanyaan pun muncul dari mulut-mulut centil itu."Rumah kamu di daerah mana?""Pulang sekolah jalan bareng yuk! Mau nggak?""Nope Lo berapa? Ada pin BB nggak?""Whatsapp boleh lah? Sama ID LINE juga?"
DIBILANG cemburu nggak mau. Dibilang jealouse nggak mau. Terus apa namanya kalo nggak suka atau marah liat cowok yang kita sukai dikelilingi banyak cewek cantik? Adelia menghentakkan kakinya di rerumputan pada taman tempatnya dan Friska biasa bersantai, Ia pun semakin meremas makanan ringan dalam genggamannya saat dilihatnya Dicky yang tengah asik bermain basket bersama Rakha --teman sebangkunya-- di lapangan basket itu dengan sorakan cewek-cewek di sekeliling lapangan."AAA SIAPA TUH COWOK?""MURID BARU YAA?""AAA GILA! GANTENG BANGET YA?""KAK DICKY
"Eh, Ren Lo beneran jadi dinner sama Adel ntar malem?" Ivan menyeletuk sembari menepuk pundak Reno yang berjalan di samping kirinya. Ia teringat akan pertandiangan basket one by one antara Reno vs Adelia dua hari yang lalu sepulang sekolah yang akhirnya berakhir dengan selisih skor 1 itu.Reno menaikkan alisnya, "Jadi dong! Gue malahan udah nggak sabar mau ngerjain dia!" kata cowok itu sambil menyeringai. Hal itu membuat Sham dan Ivan pun saling berpandangan, "Lo mau ngerjain Adelia? Emang Lo punya rencana apaan?" tanya mereka."Ada lah pokoknya! Gue suka soalnya lihat cewek itu marah-marah! Lucu gimana gitu!" ujar Reno sembari membayangkan wajah Adelia yang bersungut ketika sedang marah.Sham menghentikan langkahnya, "Jangan bilang kalo Lo suka sama tuh cewek?" tebaknya sembari menunjuk wajah Reno yang kini tanpa ekspresi itu. "Entah! May be yes! May be no!" jawabnya sembari mengidikkan bahu.
"Kak Adelia! Ini ada titipan buat Kakak!"Adelia spontan mengangkat kepala nya ke sumber suara, sejenak untuk mengalihkan pandangannya dari semangkuk soto ayam panas dengan kuah berminyak dan berasap yang terlihat menggiurkan itu seketika gendang telinganya menangkap sebuah suara lembut di depannya. "Ini ada titipan buat Kak Adel!" gadis itu menyodorkan sebuah kotak kecil dengan kedua tangannya.Adelia menautkan kedua alisnya heran, "Dari siapa ya?" tanyanya sembari menerima kotak itu dan memperhatikannya sebentar.Gadis itu tersenyum sumpul, "Dari seseorang, Kak! Yaudah kalogitu Aku duluan ya, Kak! Permisi!" katanya dan segera berlalu pergi dari meja itu.
Di lapangan itu masih ramai akan sorakan cewek-cewek GHS. Dicky dan Reno masih saling berebut bola dengan gesitnya. Dengan bergantian mereka memasukkan bola itu ke dalam ring.Pertama, Dicky.Kemudian Reno.Dicky.Reno.Reno.Dicky.Dicky.Reno.Begitulah seterusnya hingga akhir nya sebuah shoot yang dilakukan oleh,
Gadis itu mulai mengerjapkan mata nya, perlahan namun pasti pandangan nya mulai kembali normal. Ia menatap ke sekelilingnya sembari memegang kepalanya yang masih terasa pening itu. Ada beberapa orang disana, yaitu : Dicky,Friska,Reno,Ivan,Dan, Sham.Namun tiba-tiba saja, "Adelia Lo nggak papa kan?""Adelia Lo nggak papa kan?"Dua cowok di kedua sisi ranjang UKS Adelia itu saling melempar tatapan tidak suka mereka begitu mendengar kalimat yang sama terlontar dari bibir mereka di waktu yang sama juga."Gue nggak papa kok! Cuma rada pusing aja sih!" Adelia yang hendak merubah posisinya menjadi duduk pun dengan cepat langsung dibantu oleh Dicky. Sebenarnya Reno juga ingin membantunya tetapi tangan Dicky lebih dulu terulur dan Ia pun lebih me
JENGAH. Itulah yang Adelia rasakan selama dua jam ini mendekam di UKS. Hanya tiduran nggak jelas, kalo mau tidur beneran juga nggak bisa karena kepalanya yang masih sedikit cenat-cenut dan ngobrol-ngobrol ketawa-ketiwi nggak jelas juga sama Dicky yang kocak dan PD maksimal itu tapi bikin dia seneng. Dan sekarang adalah waktu yang selalu dinanti-nantikan semua murid, yaitu pulang sekolah.Tapi aneh ya anak jaman sekarang, berangkat sekolah niatnya cuma buat nunggu bel pulang? Haha lucu.Saat Adelia tengah asik mengikat tali sepatunya di sofa-karena memang tadi sengaja dilepaskan oleh Dicky supaya tidak mengotori kasur UKS-sesuatu di dalam saku roknya bergetar. Ia pun mengeluarkan benda itu.Private Number's CallingAdelia langsung mengernyitkan dahi nya seketika menatap layar ponselnya, "Private number? Siapa lagi? Iseng banget?" gumamnya kemudian me-reject panggilan itu dan meletakkan ponselnya di se