Share

BAB 104| Teman Lama

Ucapan demi ucapan yang Javin utarakan sangat mempengaruhi mentalku. Sekarang, aku takut harus melakukan apa. Aku takut akan menyinggung orang lain akan sikapku.

Aku menatap langit dengan air mata yang mengalir di wajah. “Selamanya, apakah aku akan hidup seperti ini? Tanpa teman dan tujuan yang jelas?”

“Aku juga ingin hidup seperti orang lain. Aku juga ingin hidup dengan baik. Aku berusaha melakukan itu, tapi mengapa akhirnya jadi seperti ini? Kenapa?” pekikku frustasi, dadaku naik turun.

Aku memejamkan mataku sesaat, mencoba meredakan emosiku. Ketika mataku terbuka, tanganku langsung mengambil kotak kecil yang terbuat dari kaca. Aku melemparkannya ke dinding sambil berteriak kecang.

“Katakan, apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus mati sekarang?”

Tubuhku jatuh ke lantai, aku menekuk kedua kakiku dan tanganku terangkat memeluk sebagian tubuhku. “Aku harus hidup seperti apa? Kalau kesulitan terus kulalui tanpa akhir, kenapa aku ditakdirkan untuk hidup? Aku lelah, aku benar-benar su
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status