"Kak, Syilla izin ketoilet dulu." Izin wanita mungil itu tanpa menunggu jawaban dari suaminya.
Syilla langsung berlari menuju toilet, memuntahkan seluruh isi perutnya di wastafel tetapi yang keluar hanya air saja. Melihat tingkah aneh istrinya membuat Izzuddin cemas akan keadaan istrinya saat ini, sehingga rela meninggalkan acara makannya demi sang istri.
Alhasil ia mengikuti langkah istrinya ketoilet wanita, terdengar istrinya muntah-muntah tak jelas didalam sana, Izzuddin tersenyum karena dugaannya benar. Jika istrinya tengah mengandung, lelaki itu tampak mengucapkan banyak puji syukur karena kerja kerasnya berhasil membuat istrinya cepat-cepat hamil, terdengar samar-samar istrinya berguman sendiri;
"Maafkan, Mommy ya, Baby. Mom takut untuk memberitahu keberadaanmu pada Daddy, Mom takut Daddy nggak percaya kalau kamu darah dagingnya, Mom... Mom... takut nasibmu seperti Darrell. Mom takut, Mom bingung.. Mom takut Daddy Izzu akan menceraikan--"
Izzudd
Seorang lelaki berkemeja putih kini duduk bersila menghadap kiblat di ruangan sesekat dekat Rumah sakit. Lelaki itu terlihat rapuh dan begitu tertekan, usai melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam, terlihat lelaki itu menangis, bibirnya bergetar hebat tak sanggup mengatakan pepatah kalimat pun. Ia seperti benar-benar menyesali dosa-dosa yang telah ia berbuat disengaja maupun tak di sengaja. Dosa yang ia berbuat beberapa jam yang lalu, dosa yang tidak dapat diampuni karena itu dosa besar dan berkaitan hukuman berat. "Ya Allah, inikah karma dari segala dosa-dosa yang hamba berbuat selama ini. Kenapa Engkau menghukum hamba lewat istri hamba, apa salah dia? Kenapa harus dia---" "Daddy." Tiba-tiba suara lucu anak perempuan memanggil lelaki itu dengan sebutan Daddy. Anak perempuan itu tak sendiri, ia bersama anak perempuan yang lebih kecil darinya. Lelaki itu menoleh kearah dua gadis kecil itu, ia tersenyum kearah anak perempuan itu, terbesit rasa rind
"Saya minta maaf akan hal itu, tetapi saya benar-benar ceroboh untuk kedua kalinya." "Ucapanmu seperti kau tidak bersalah dan tidak memiliki janji apapun, aku menyesal telah menyerahkan adik kecilku padamu." "Setiap kejadian itu pasti ada hikmahnya, semuanya milik ALLAH SWT, semua ini adalah milik-Nya. Buat apa kita menyalahkan orang lain jika semuanya sudah diatur sesuai scenario-Nya. Setiap manusia mempunyai jalan hidupnya masing-masing, termasuk saya dan Arsyilla." "Saya ikhlas jika pelita rumah tangga kami kembali pada penciptanya, karena saya yakin Allah maha pengasih lagi maha penyayang. Suatu hari nantinya akan memberikan kami ganti yang lebih indah dari ini, karena semuanya kembali pada Allah swt." "Dulu saya memang masih terlalu egois, tetapi saya sadar saya bukan pria sempurna untuknya. Jika anda meminta saya melepaskannya, mohon maaf-- saya tidak bisa." Izzuddin menoleh kearah pria disampingnya, lelaki itu menepuk bahu tegas Faihung
Sudah terhitung sekitar 40 jam lamanya Syilla tidak juga bangun pasca mengalami pendarahan hebat semalam. Wanita mungil itu tetap setia menutup mata indahnya membuat sang suami harus ekstra sabar menunggu. Bunda Vanya sudah puluhan kali bolak-balik menelepon dengan membawa laporan Bilal rewel lagi dan lagi, karena Orang tuanya tak kunjung pulang juga kerumah. Izzuddin mulai frustasi dibuatnya, putranya disana rewel terus sementara disini istrinya berbaring tak sadarkan diri. Jika boleh bertindak, Izzuddin akan meminta asistennya untuk membawa putranya di Rumah sakit. Tetapi, ini akan membuat keluarganya cemas dan berpikir berlebihan. Jika Bundanya tahu jika Syilla habis pendarahan hebat itu tidak mungkin, kembali ke usia pernikahannya yang masih dapat 5 hari. Jikalau ia memberitahu Orang tuanya yang pasti Ayahnya akan marah besar. Bagaimana bisa baru menikah sudah dinyatakan hamil? Alhasil Izzuddin harus bungkam akan pemikiran konyo
"Nyonya, obatnya jangan lupa diminum ya? Permisi saya cek kondisi Nyonya dulu." Seorang suster berusaha bersikap profesional ketika melayani Syilla, walaupun suster itu tampak ketakutan karena tatapan menakutkan yang Izzuddin pancarkan disana. Sesekali suster itu menyeka keringatnya sambil gemetaran menyuntikkan cairan kedalam botol infus Syilla. "Terima kasih, Kak!" "Ini sudah menjadi tugas saya, Nyonya. Segeralah sembuh." "Hm, bisakah anda tidak memanggil saya 'Nyonya', anda bisa memanggil saya Syilla." "What?" Suster itu langsung menganga lebar, karena baru ada istri Presdir yang dikenal dingin tak tersentuh menyapanya ramah dan seceria itu. "Hehehe.. Tidak apa-apa kan Syilla panggil suster, Kakak? Sepertinya usia Kakak sekitar 20 tahunan." "Ah, seperti yang anda tebak. Saya baru 22 tahun dan baru dua bulan magang disini." Suster itu bertingkah aneh, kedua melirik Izzuddin dalam diam kemudian menyelipkan sedi
"Hhh... saya tak peduli, dia sudah bersuami apa belum, karena sudah jelas-jelas suaminya tidak menginginkannya lagi. Apa lagi tadi saya melihat Tuan muda Elbarak sedang jalan-jalan dengan seorang wanita cantik nan bahenol--" "BOHONG... suamiku tidak seperti itu, anda jangan merusak rumah tangga orang lain. Saya bisa saja menuntut anda atas tuduhan penipuan." Perempuan itu tak bisa sedikitpun mendengar jika suaminya jalan berdua dengan wanita lain. Ia percaya semarah-marahnya Izzuddin padanya, lelaki itu tetap menjaga statusnya untuk menghormati istri juga keluarganya. Teriakan Syilla barusan membuat semua pengunjung dan penghuni Rumah Sakit menoleh kearah dua lelaki dan satu wanita mungil yang sedang berdebat di Taman Rumah sakit. "Sayang, kenapa kamu tidak percaya padaku. Aku bisa membuktikannya jika ucapanku benar, tadi aku mendengar suami sialanmu itu mengatakan: jika dia ingin punya anak cepat, maka dari itulah dia bermain serong setelah ta
"Karan Roberto Charloss, mantan penetasan Rainbown Stars University dan kejuruan teknik." Lelaki itu tertegun ketika mendengar nama itu, juga nama Universitas yang dulu menjadi tempatnya menimba ilmu dibangku perkuliahan. Karan adalah teman kuliah seangkatannya sendiri yang sudah lancang menyentuh wanitanya. Memang benar, sudah lama Karan menyukai Syilla dan meminta di comblangkan Izzu, karena hanya Izzuddin yang dekat dengan gadis manis itu. Izzuddin yang terkesan kaku dan dingin hanya acuh dengan ocehan tak bermutu temannya bahkan acara pernikahan Izzu dan Syilla pun, Izzuddin enggan mengundang teman kuliahnya karena itu akan membuat gempar sekampus, anggaplah seperti itu. Lokasi acara pernikahannya pun bukan di Indonesia tetapi di Russia dan pastinya hanya orang-orang tertentu yang di undang. Bahkan, tidak semua keluarganya yang dia fasilitasi datang ke Russia karena itu acara urgent. Apakah Karan sudah mendengar pernikahannya dengan Syilla
Di kamar perawatan, Syilla sedang sendirian karena tadi Izzuddin izin ada urusan sebentar diluar, akhirnya Syilla mengisi kesendiriannya dengan menonton film Dravin yang berjudul 'About is Love 2' yang diperankan Yanxi Liam. Perempuan itu tampak kesal lalu tersipu malu karena adegan romantis diperankan disana. Apa lagi ketika Zhe shi (Xu Xiao Nou) sebagai peran mahasiswi yang disuruh menyelesaikan tugas kuliah tanpa istirahat dan makan karena Wei Qing (Yanxi Liam), disini sebagai a handsome teacher menghukum muridnya yang malas belajar. Adegannya begitu membuat Syilla merona karena adegan itu membuat flashback on masa-masa dulu waktu sekolah sampai mendapatkan guru killer yang sialnya sekarang menjadi suaminya. "Ihh, Wei Qing begitu menyebalkan, hhh.. kan kasihan itu Zhe shi nya sampai lapar begitu. Hehehe... sekilas kok mirip seperti nasib Syilla dulu, ya? Ah, sudahlah, yang penting sekarang Syilla nggak mau sekolah lagi. Capek dimarahi Kak Izzu terus gara-gara mala
Baru saja Izzuddin keluar dari kamar rawat Syilla, tiba-tiba ada yang menarik bajunya sehingga punggungnya tersudutkan di tembok. Izzuddin tetap diam seakan menunggu apa yang akan dilakukan oleh seorang Dokter gila yang sudah berani-beraninya menyentuh miliknya. Siapa sangka jika dibalik sikap dingin nan acuh Izzuddin selama ini terdapat otak tak bisa tertebak, jadi jangan main-main dengan seorang Izzuddin. "Penghianat, aku nggak menyangka kamu bisa sekeji ini padaku, kau sudah merebut Syilla dariku, temanmu sendiri. Bukankah kamu sudah tahu sendiri kalau aku dari dulu sudah menaruh perasaan sama cewek itu. Aku bela-belain berjuang demi bisa menikahi dia jika dia lulus nanti, tapi apa? Kamu sudah merebut semuanya." "Saya menghargai perjuangan anda." "Brengsek!! Kamu anggap aku teman apa nggak?" "Memangnya kita berteman?" Izzuddin menatap Karan dengan santai, terbesit ingin merobek mulut pria itu. Miliknya ternodai