"Nyonya, obatnya jangan lupa diminum ya? Permisi saya cek kondisi Nyonya dulu."
Seorang suster berusaha bersikap profesional ketika melayani Syilla, walaupun suster itu tampak ketakutan karena tatapan menakutkan yang Izzuddin pancarkan disana.
Sesekali suster itu menyeka keringatnya sambil gemetaran menyuntikkan cairan kedalam botol infus Syilla.
"Terima kasih, Kak!"
"Ini sudah menjadi tugas saya, Nyonya. Segeralah sembuh."
"Hm, bisakah anda tidak memanggil saya 'Nyonya', anda bisa memanggil saya Syilla."
"What?"
Suster itu langsung menganga lebar, karena baru ada istri Presdir yang dikenal dingin tak tersentuh menyapanya ramah dan seceria itu.
"Hehehe.. Tidak apa-apa kan Syilla panggil suster, Kakak? Sepertinya usia Kakak sekitar 20 tahunan."
"Ah, seperti yang anda tebak. Saya baru 22 tahun dan baru dua bulan magang disini." Suster itu bertingkah aneh, kedua melirik Izzuddin dalam diam kemudian menyelipkan sedi
"Hhh... saya tak peduli, dia sudah bersuami apa belum, karena sudah jelas-jelas suaminya tidak menginginkannya lagi. Apa lagi tadi saya melihat Tuan muda Elbarak sedang jalan-jalan dengan seorang wanita cantik nan bahenol--" "BOHONG... suamiku tidak seperti itu, anda jangan merusak rumah tangga orang lain. Saya bisa saja menuntut anda atas tuduhan penipuan." Perempuan itu tak bisa sedikitpun mendengar jika suaminya jalan berdua dengan wanita lain. Ia percaya semarah-marahnya Izzuddin padanya, lelaki itu tetap menjaga statusnya untuk menghormati istri juga keluarganya. Teriakan Syilla barusan membuat semua pengunjung dan penghuni Rumah Sakit menoleh kearah dua lelaki dan satu wanita mungil yang sedang berdebat di Taman Rumah sakit. "Sayang, kenapa kamu tidak percaya padaku. Aku bisa membuktikannya jika ucapanku benar, tadi aku mendengar suami sialanmu itu mengatakan: jika dia ingin punya anak cepat, maka dari itulah dia bermain serong setelah ta
"Karan Roberto Charloss, mantan penetasan Rainbown Stars University dan kejuruan teknik." Lelaki itu tertegun ketika mendengar nama itu, juga nama Universitas yang dulu menjadi tempatnya menimba ilmu dibangku perkuliahan. Karan adalah teman kuliah seangkatannya sendiri yang sudah lancang menyentuh wanitanya. Memang benar, sudah lama Karan menyukai Syilla dan meminta di comblangkan Izzu, karena hanya Izzuddin yang dekat dengan gadis manis itu. Izzuddin yang terkesan kaku dan dingin hanya acuh dengan ocehan tak bermutu temannya bahkan acara pernikahan Izzu dan Syilla pun, Izzuddin enggan mengundang teman kuliahnya karena itu akan membuat gempar sekampus, anggaplah seperti itu. Lokasi acara pernikahannya pun bukan di Indonesia tetapi di Russia dan pastinya hanya orang-orang tertentu yang di undang. Bahkan, tidak semua keluarganya yang dia fasilitasi datang ke Russia karena itu acara urgent. Apakah Karan sudah mendengar pernikahannya dengan Syilla
Di kamar perawatan, Syilla sedang sendirian karena tadi Izzuddin izin ada urusan sebentar diluar, akhirnya Syilla mengisi kesendiriannya dengan menonton film Dravin yang berjudul 'About is Love 2' yang diperankan Yanxi Liam. Perempuan itu tampak kesal lalu tersipu malu karena adegan romantis diperankan disana. Apa lagi ketika Zhe shi (Xu Xiao Nou) sebagai peran mahasiswi yang disuruh menyelesaikan tugas kuliah tanpa istirahat dan makan karena Wei Qing (Yanxi Liam), disini sebagai a handsome teacher menghukum muridnya yang malas belajar. Adegannya begitu membuat Syilla merona karena adegan itu membuat flashback on masa-masa dulu waktu sekolah sampai mendapatkan guru killer yang sialnya sekarang menjadi suaminya. "Ihh, Wei Qing begitu menyebalkan, hhh.. kan kasihan itu Zhe shi nya sampai lapar begitu. Hehehe... sekilas kok mirip seperti nasib Syilla dulu, ya? Ah, sudahlah, yang penting sekarang Syilla nggak mau sekolah lagi. Capek dimarahi Kak Izzu terus gara-gara mala
Baru saja Izzuddin keluar dari kamar rawat Syilla, tiba-tiba ada yang menarik bajunya sehingga punggungnya tersudutkan di tembok. Izzuddin tetap diam seakan menunggu apa yang akan dilakukan oleh seorang Dokter gila yang sudah berani-beraninya menyentuh miliknya. Siapa sangka jika dibalik sikap dingin nan acuh Izzuddin selama ini terdapat otak tak bisa tertebak, jadi jangan main-main dengan seorang Izzuddin. "Penghianat, aku nggak menyangka kamu bisa sekeji ini padaku, kau sudah merebut Syilla dariku, temanmu sendiri. Bukankah kamu sudah tahu sendiri kalau aku dari dulu sudah menaruh perasaan sama cewek itu. Aku bela-belain berjuang demi bisa menikahi dia jika dia lulus nanti, tapi apa? Kamu sudah merebut semuanya." "Saya menghargai perjuangan anda." "Brengsek!! Kamu anggap aku teman apa nggak?" "Memangnya kita berteman?" Izzuddin menatap Karan dengan santai, terbesit ingin merobek mulut pria itu. Miliknya ternodai
Arsyilla menunjuk wajah Karan dengan tatapan jijik dan benci. "Sekali lagi kau memukul suamiku, jangan harap esok kau bisa mempunyai tangan lagi atau--" "Arsyilla, aku mencintaimu dengan tulus. Jangan percaya dengan pria ini, dia sudah memiliki anak dengan wanita lain. Sekarang aku terbukti tidak berbohong, saat ini dia sedang melakukan panggilan video dengan anaknya--" Segera perempuan itu merebut ponsel Izzuddin, dilayar ponsel itu ada Ezha yang menatapnya bingung dan Darrell yang sepertinya sedang memanggil-manggil Daddy nya karena panggilan video itu dibisukan agar teriakan dan ucapan Karan tidak terdengar disana. "Kamu bisa melihatnya sendiri, itu anak suami sialan kamu ini dengan wanita lain. Hhh.. aku sudah--" Syilla langsung menampar Karan dengan kuat, membuat pria itu terjatuh begitu mengenaskan. Pipi pria itu juga membiru bekas tamparan tangan Syilla, ditambah sudut bibirnya berdarah. "Kak, Syilla capek- ayo kita masuk saja d
"Kami juga merindukanmu, kamu baik-baik disana ya, Boy? Jangan nakal dirumah, tetap nurut sama Grandma dan Nenek." Bayi itu menggangguk mengerti kemudian tertawa lucu, membuat Izzuddin dan Syilla ikut tertawa geli. "Ya sudah, ini sudah malam. Bilal ajak uty incess-nya tidur dulu sana, besok pagi janji deh, Daddy sama Mommy akan pulang." "Yey... wac ayo Dad oong." Darrell berkata tegas dengan suara cadelnya disana dengan nada serius, membuat Izzudan Syilla tertawa geli akan tingkah putranya itu. "Huh! Daddy pernah berbohong, ya? Kapan? Mommy kok nggak tahu?" tanya Syilla sambil melirik suaminya yang hanya menyeringai santai. "Ayen, Mom... ayen.." "Kemarin?" "Hm.. hm..." jawab bayi 12 bulan itu sambil mengangguk lucu. Syilla langsung menatap garang suaminya yang sudah berani berbohong dengan sang putra, Izzuddin malah terkesan tenang dengan satu sudut bibirnya terangkat sekilas. Saat Syilla akan mem
Pagi-pagi sekali Syilla sudah siap-siap untuk pulang kerumah, sambil menunggu suaminya kembali dari kewajibannya menghadap Tuhan. Wanita itu duduk manis di sofa sambil melihat-lihat hasil karya fotonya barusan dengan hijab abu-abu, kaos putih polos dilapisi blazer levis tipis warna biru, membuatnya terkesan seperti mama muda hits yang sedang trens tahun ini. Sambil senyum-senyum sendiri ketika melihat hasil jepretannya tadi, wanita mungil itu juga tak bisa diam dan malah mendengarkan lagu Indonesia yang berjudul "Mama muda" sambil nyanyi-nyanyi sendiri. Keasyikan mengikuti lirik lagu yang membuatnya lupa jika ia bukan janda muda, kelihatannya asyik-asyik saja mendengar lantunan lirik lagu itu sambil joget-joget tidak jelas. Eh, sampai tak menyadari jika sudah ada suaminya berdiri di ambang pintu sambil berdecak pinggang dengan tatapan tak suka dengan lirik lagu itu. "Punya suami buaya.. ku jadi korbannya... ku pilih pisah aja.. walau aku jadi janda tapi ku tak kalah
Izzuddin langsung melempar black card ke arah wanita itu dan langsung menancapkan gas meninggalkan bangunan serba putih berbau obat-obatan sialan itu. Dari kaca spion lelaki itu melirik pantulan Marinka yang tersenyum gila penuh kemenangan sambil membolak-balikkan black card yang beberapa menit yang lalu ia lempar pada Marinka. Sejak dulu Marinka tidak akan berubah, karena statusnya sebagai cucu angkat Frederich membuatnya terobsesi pada Darren. Berniat menikahi Darren agar kekuasaan Frederich bisa ia kuasai dengan mudah. Marinka memiliki sifat bertolak belakang dengan Mamanya yang lembut dan tegas, sifat kerakusannya itu berasal dari sifat Ayahnya yang mati di gantung oleh Kakek Frederich. 'Dasar wanita gila.' Syilla yang melihat dengan mudah suaminya melempar black card ke wanita itu langsung terdengar mendumel kesal sedari tadi. Bagaimana tidak kesal sudah berbagi lengan suami dengan wanita lain, ditambah suaminya dengan mudah melemp