“Hidup adalah serangkaian perubahan yang alami dan spontan. Jangan tolak mereka karena itu hanya membuat penyesalan dan duka. Biarkan realita menjadi realita. Biarkan sesuatu mengalir dengan alami ke mana pun mereka suka.” ***"Bagaimana keadaan putra saya, Dok?" tanya Hambali saat melihat dokter yang menangani sang putra."Keadaan briptu Azzam masih kritis, kami sudah mengeluarkan peluru yang menembus perutnya, tinggal satu peluru lagi yang masih bersarang di jantungnya belum kami angkat, tapi kami berjanji akan memberikan yang terbaik untuknya." DokMendengar hal itu Arni limbung dan tak sadarkan diri. Yulia panik melihat sang menantu. Hambali mengangkat tubuh menantunya yang sudah ia anggap seperti putri kandungnya sendiri bersama Yulia yang berada mengikutinya dan berteriak meminta bantuan suster supaya memanggilkan dokter untuk Arni.30 menit berlalu, Arni baru sadar dari pingsannya. Ia berusaha duduk meskipun kepalanya masih pusing, tubuhnya pun masih lemas. Ia melihat ada sel
Tidak ada sesuatu yang kekal di dunia ini, karna kematian merupakan sebuah hakikat yang akan menghampri semua manusia.كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَاِ نَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّا رِ وَاُ دْخِلَ الْجَـنَّةَ فَقَدْ فَا زَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِArtinya: Setiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan hanyalah di hari kiamat akan diberikan semua pahalanya. Barang siap yang dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga, sungguh mendapatkan kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang menipu.Kematian itu jembatan yang akan menghubungkan antara kekasih kepada kekasih.(HR Imam An-Nawawi)***Menjelang maghrib Syafaah datang bersama Arza dan Herman, setelah Haikal menjemputnya tadi. Syafaah melihat sang putri sangat kacau di pelukan sang besan yang mencoba menenangkannya. Ia tidak tega melihat sang putri di usianya yang masih terbilang muda 20 tahun mengalami banyak cobaan seperi ini.
100 hari sudah Azzam meninggalkan Arni untuk selama-lamanya. Selama 100 hari itu juga Arni masih mengurung diri di kamarnya. Bahkan ia mengajukan ke kampusnya untuk kuliah online, beruntung pihak kampus menyetujuinya dengan berbagai pertimbangan apalagi Arni termasuk mahasisiwi yang pintar dengan kepintaran diatas rata-rata mahasiswa lainnya. Arza sudah tidak lagi ia susui karena ia dalam kondisi hamil, meskipun begitu setiap hari ia meminta Yulia untuk membawa Arza ke kamarnya. Hanya Arza yang mampu membuatnya kuat dan tegar menghadapi semuanya. Hanya Arza yang bisa menjadi obatnya, air matanya belum kering selalu membasahi pipinya. Andai saja dirinya tidak sedang hamil rasanya ia enggan makan. Namun, ia harus sehat demi janinnya, buah cintanya dengan Azzam. Keduanya akan menjadi penguat Arni dalam menghadapi hidupnya.***Beberapa bulan berlalu ia menjalankan aktivitasnya di rumah. Semua kebutuhannya selalu Yulia dan Hambali cukupi, begitu juga kebutuhan Arza.Usia kandungannya jug
Kebahagiaan adalah ketika apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda katakan, dan apa yang Anda lakukan semuanya selaras dalam satu kesatuan. "Ulurkan cintamu karena Allah dan tariklah cintamu juga karena Allah, dengan begitu kamu tentu tak akan kecewa. Mencintainya karena Allah. Karena tidak ada cinta yang sempurna. Cinta yang sempurna hanyalah pada Nya." (AFNAN- CINTA DALAM BALUTAN DOA)Satu bulan sudah Arni dan Afnan menikah. Arni menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik. Tugas yang berhubungan dengan mempersiapkan segala kebutuhan Afnan tentunya. Namun, bukan tugas memenuhi kebutuhan batin sang suami. Hingga saat ini dirinya belum bisa melakukan hubungan suami istri, dan Afnan sangat menghormati keputusan Arni. Ia akan terus menunggu Arni membuka hati untuknya kembali. Meskipun ia tidak tahu kapan itu terjadi. Fokusnya saat ini hanya kebahagiaan ketiganya. Agnan akan berusaha membahagiakan ketiganya. Bila cinta itu hadir kembali itu bonus terindah untuknya.Satu bulan ini juga
Apa yang membuat pernikahan orang tua dulu langgeng berpuluh-puluh tahun? Karena mereka jatuh cinta setiap hari pada orang yang sama. Itulah yang terjadi. Maka, kesedihan apa pun, ujian seberat apa pun bisa dilewati dengan baik. –Tere Liye-***"Bunda aku mau dibeliin pistol-pistolan kayak punyaku Aidil, pistolnya bisa ngeluarin air," pinta Arza. Ia merengek pada sang bunda."Iya, Nanti ya, Nak. Nunggu adik bobok dulu," ucap Arni lembut."Enggak mau, maunya sekarang. Ayo bunda!""Sayang ... biarin adik bobok dulu. Ini adik udah mulai memejamkan matanya, kalau Abang rame terus adek bisa enggak bobok nih," ujarnya.Arza mengerucutkan bibirnya meninggalkan sang bunda tertanda dirinya sedang marah. Afnan yang baru datang dari kampus melihat sang putra yang mukanya ditekuk, ia segera menghampirinya. "Abang kenapa, kok mukanya ditekuk gitu? Wajah tampan anak Abi 'kan jadi jelek," ucap Afnan sambil menggendong bocah 3 tahun itu. "Bunda cuma sayang sama adek enggak sayang sama Abang," ren
Libur semester pun tiba. Arni dan Afnan memutuskan untuk pergi bulan madu ke pulau Bawean dengan mengajak dua jagoan mereka. Kebetulan Bawean adalah kampung halaman Kang Fatih salah satu kang ndalem kepercayaan Kiyai Laqief yang sudah lama mengabdi pada sang abah. Bahkan Kak Fatih menikah dengan pengurus putri dan sekarang tinggal di wilayah kompleks pondok khusus abdi ndalem yang sudah berumah tangga dan mengabdi di pondok.Saat ini Arni sedang berkemas, ia menyiapkan semua keperluan keluarga kecilnya. Dirinya harus membawa banyak barang untuk kedua jagoannya."Biar Abi bantu ya, Sayang!" tawar Afnan yang baru selesai mengajar Diniyah. "Enggak usah, Abi. Bunda sudah hampir selesai kok," Setelah beberapa bulan bersama Afnan. Arni sudah mulai bisa merangkai kepingan hatinya untuk Afnan meskipun ia belum bisa dan mungkin tak akan pernah melupakan kenangannya bersama Azzam. Ia juga masih mengunjungi makan Azzam setiap hari setelah pulang mengajar. "Abi, maafkan aku yang masih belum
Kebahagiaan Ning Arni dan Gus Afnan semakin lengkap setelah kehadiran Afni di tengah-tengah mereka. Duavputra dan satu putri. Cinta Ning Arni pada Gus Afnan pun semakin kuat, meskipun Azzam tetaplah ada di hati mereka. Azzam tidak akan terlupakan sampai kapan pun dan terus hadis membersamai mereka. Gus Afnan sudah berjanji pada dirinya sendiri. Keluarga kecilnya adalah segalanya untuknya. Gus Afnan tidak akan pernah menyia-nyiakan mereka. Apa pun yang terjadi keluarga tetap di atas segalanya. Cintanya pada Arni yang seluas samudera tak kan bisa dipeisahkan. Hanya maut yang akan memisahkan mereka kelak. Tak terasa waktu pun berlalu dengan cepat. Dua putra dan satu putri mereka tumbuh menjadi remaja yang tentunya berakhlak karena Ning Arni dan Gus Afnan selalu mengedepankan akhlak dalam mengajarkan mereka. Gus Afnan dan Ning Arni tidak segan akan menghukum putra dan putri mereka bila sampai melanggar apa yang mereka ajarkan. Ya, meskipun dari pernikahan Arni dan Azzam dikarunia dua
Azril tidak menyangka kalau kekonyolan juga kejahilannya hari ini membuat sang bunda yang biasanya sabar menghadapinya menjadi kesal dan marah padanya. Bahkan sang Abi yang selalu membela dan memanjakannya tidak bisa berbuat apa-apa.Siang ini Azril melakukan kesalahan lagi karena kejahilannya."Dek, sudah Bunda bilang enggak usah jahilin Kang Adnan yang sedang memasak, lihat! Karena ulah adek masakan Kang Adnan sampai tumpah." Arni memarahi putra keduanya yang saat ini berusia 16 tahun."Maaf, Bun. Adek enggak sengaja menyenggolnya.""Selalu saja minta maaf, tapi selalu diulangi lagi dan lagi, tetap enggak mau berubah." Arni masih kesal. Ia membantu Kang Adnan membersihkan lantai yang terkena tumpahan kuah karena ulah sang putra."Maaf ya, Kang. Gara-gara Azril kalian harus masak dua kali," ucapnya penuh penyesalan."Enggak apa, Neng Arni. Biar kami saja yang membersihkan," ucap Kang Adnan dan Kang Ma'ruf.Azril memilih pergi. Lebih baik menghindar untuk saat ini. Ia tahu saat ini sa