Kebahagiaan adalah ketika apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda katakan, dan apa yang Anda lakukan semuanya selaras dalam satu kesatuan. "Ulurkan cintamu karena Allah dan tariklah cintamu juga karena Allah, dengan begitu kamu tentu tak akan kecewa. Mencintainya karena Allah. Karena tidak ada cinta yang sempurna. Cinta yang sempurna hanyalah pada Nya." (AFNAN- CINTA DALAM BALUTAN DOA)Satu bulan sudah Arni dan Afnan menikah. Arni menjalankan tugasnya sebagai istri dengan baik. Tugas yang berhubungan dengan mempersiapkan segala kebutuhan Afnan tentunya. Namun, bukan tugas memenuhi kebutuhan batin sang suami. Hingga saat ini dirinya belum bisa melakukan hubungan suami istri, dan Afnan sangat menghormati keputusan Arni. Ia akan terus menunggu Arni membuka hati untuknya kembali. Meskipun ia tidak tahu kapan itu terjadi. Fokusnya saat ini hanya kebahagiaan ketiganya. Agnan akan berusaha membahagiakan ketiganya. Bila cinta itu hadir kembali itu bonus terindah untuknya.Satu bulan ini juga
Apa yang membuat pernikahan orang tua dulu langgeng berpuluh-puluh tahun? Karena mereka jatuh cinta setiap hari pada orang yang sama. Itulah yang terjadi. Maka, kesedihan apa pun, ujian seberat apa pun bisa dilewati dengan baik. –Tere Liye-***"Bunda aku mau dibeliin pistol-pistolan kayak punyaku Aidil, pistolnya bisa ngeluarin air," pinta Arza. Ia merengek pada sang bunda."Iya, Nanti ya, Nak. Nunggu adik bobok dulu," ucap Arni lembut."Enggak mau, maunya sekarang. Ayo bunda!""Sayang ... biarin adik bobok dulu. Ini adik udah mulai memejamkan matanya, kalau Abang rame terus adek bisa enggak bobok nih," ujarnya.Arza mengerucutkan bibirnya meninggalkan sang bunda tertanda dirinya sedang marah. Afnan yang baru datang dari kampus melihat sang putra yang mukanya ditekuk, ia segera menghampirinya. "Abang kenapa, kok mukanya ditekuk gitu? Wajah tampan anak Abi 'kan jadi jelek," ucap Afnan sambil menggendong bocah 3 tahun itu. "Bunda cuma sayang sama adek enggak sayang sama Abang," ren
Libur semester pun tiba. Arni dan Afnan memutuskan untuk pergi bulan madu ke pulau Bawean dengan mengajak dua jagoan mereka. Kebetulan Bawean adalah kampung halaman Kang Fatih salah satu kang ndalem kepercayaan Kiyai Laqief yang sudah lama mengabdi pada sang abah. Bahkan Kak Fatih menikah dengan pengurus putri dan sekarang tinggal di wilayah kompleks pondok khusus abdi ndalem yang sudah berumah tangga dan mengabdi di pondok.Saat ini Arni sedang berkemas, ia menyiapkan semua keperluan keluarga kecilnya. Dirinya harus membawa banyak barang untuk kedua jagoannya."Biar Abi bantu ya, Sayang!" tawar Afnan yang baru selesai mengajar Diniyah. "Enggak usah, Abi. Bunda sudah hampir selesai kok," Setelah beberapa bulan bersama Afnan. Arni sudah mulai bisa merangkai kepingan hatinya untuk Afnan meskipun ia belum bisa dan mungkin tak akan pernah melupakan kenangannya bersama Azzam. Ia juga masih mengunjungi makan Azzam setiap hari setelah pulang mengajar. "Abi, maafkan aku yang masih belum
Kebahagiaan Ning Arni dan Gus Afnan semakin lengkap setelah kehadiran Afni di tengah-tengah mereka. Duavputra dan satu putri. Cinta Ning Arni pada Gus Afnan pun semakin kuat, meskipun Azzam tetaplah ada di hati mereka. Azzam tidak akan terlupakan sampai kapan pun dan terus hadis membersamai mereka. Gus Afnan sudah berjanji pada dirinya sendiri. Keluarga kecilnya adalah segalanya untuknya. Gus Afnan tidak akan pernah menyia-nyiakan mereka. Apa pun yang terjadi keluarga tetap di atas segalanya. Cintanya pada Arni yang seluas samudera tak kan bisa dipeisahkan. Hanya maut yang akan memisahkan mereka kelak. Tak terasa waktu pun berlalu dengan cepat. Dua putra dan satu putri mereka tumbuh menjadi remaja yang tentunya berakhlak karena Ning Arni dan Gus Afnan selalu mengedepankan akhlak dalam mengajarkan mereka. Gus Afnan dan Ning Arni tidak segan akan menghukum putra dan putri mereka bila sampai melanggar apa yang mereka ajarkan. Ya, meskipun dari pernikahan Arni dan Azzam dikarunia dua
Azril tidak menyangka kalau kekonyolan juga kejahilannya hari ini membuat sang bunda yang biasanya sabar menghadapinya menjadi kesal dan marah padanya. Bahkan sang Abi yang selalu membela dan memanjakannya tidak bisa berbuat apa-apa.Siang ini Azril melakukan kesalahan lagi karena kejahilannya."Dek, sudah Bunda bilang enggak usah jahilin Kang Adnan yang sedang memasak, lihat! Karena ulah adek masakan Kang Adnan sampai tumpah." Arni memarahi putra keduanya yang saat ini berusia 16 tahun."Maaf, Bun. Adek enggak sengaja menyenggolnya.""Selalu saja minta maaf, tapi selalu diulangi lagi dan lagi, tetap enggak mau berubah." Arni masih kesal. Ia membantu Kang Adnan membersihkan lantai yang terkena tumpahan kuah karena ulah sang putra."Maaf ya, Kang. Gara-gara Azril kalian harus masak dua kali," ucapnya penuh penyesalan."Enggak apa, Neng Arni. Biar kami saja yang membersihkan," ucap Kang Adnan dan Kang Ma'ruf.Azril memilih pergi. Lebih baik menghindar untuk saat ini. Ia tahu saat ini sa
Satu minggu sudah kejadian jatuhnya Imam dari pohon. Azril menyesal. Namun, tetap tidak bisa menghindari hukumannya. Apa yang sudah diputuskan Afnan tidak akan bisa diganggu gugat. Afnan hanya mencoba menjadi pemimpin yang adil, tidak peduli itu anak kesayangannya sendiri. Ia hanya berharap kejadian seperti ini membuat Azril menyadari kesalahannya, tidak ceroboh lagi dan bertindak konyol.Tak hentinya Azril merengek pada sang Abi. Ia tidak mau di pondokkan di pesantren Kiyai Latief. Apalagi bulan Ramadhan, ia lebih suka berada di rumah ini, ikut mengaji di pondok sang kakek bersama santri lain seperti Ramadhan tahun-tahun yang lalu. Bisa bebas bermain sebelum magrib datang. Bisa bukber bersama sahabat dan keluarganya juga sepupu-sepupunya, kini hal itu semua hanya menjadi khayalannya saja. Ramadhan tahun ini dirinya bak di penjara. Karena dirinya akan tinggal di pondok yang selama ini ia hindari. Membayangkannya saja dirinya sudah frustasi, tapi benar apa yang dikatakan Abinya. Ia har
Abi dan bunda itu layaknya pelita sebagai penerang hidupku. Ibarat cahaya lilin yang selalu setia menerangi setiap sudut jalan. Dan sebagai semangat yang menjadi motivasi untuk tetap kuat untuk terus melangkah maju. Aku akan lakukan semua itu demi kebahagiaan keduanya.(Azril – Gus Badung~Ramadhan di Penjara Suci)***Azril melihat kepergian sang bunda dari kamarnya. Ia merasa bersalah pada sang bunda karena sudah membuat wanita yang teramat ia sayangi itu menangis lagi. Ia sudah banyak membuat sang bunda menangis. Namun, dirinya butuh peralihan supaya sang bunda tetap menyayanginya dengan membuat kekonyolan yang menyita perhatian sang bunda.Azril tahu kalau sang bunda sudah cukup banyak berjuang untuk dirinya dan sang abang, Arza. Dirinya juga sudah tahu sejarah panjang perjalanan cinta sang bunda dengan almarhum ayahnya juga dengan Abinya.Kiyai Laqief dan Ummi Syarifah lah yang menceritakannya, bukan mereka berdua saja, bahkan Yulia dan Hambali juga menceritakan perjuangan Arni h
Mobil Afnan sudah sampai di halaman pondok pesantren Kiyai Latief. Suasana perdesaan sangat kentara. Suasananya sangat asri. Bahkan santri putra biasa mandi di sungai yang airnya masih jernih.Afnan melihat ke arah ndalem, melihat Abah dan Ummi temu kangen dengan sahabatnya itu. Di sana juga ada Hambali, Yulia dan Syafaah yang ikut membaur bersama. Ikut merasakan nostalgia ke empat orang itu.Afnan teringat saat itu untuk mempererat persahabatan abahnya dan kiyai Latief. Ia sempat dijodohkan dengan putri kiyai Latief, Neng Latifah. Namun, ia menolaknya karena belum siap dan harus mengejar cita-citanya melanjutkan S2nya ke Mekkah. Sebenarnya saat itu Afnan juga tertarik dengan kecantikan dan kepintaran Neng Latifah. Namun, ia lebih memilih melanjutkan cita-citanya dan akan meminang gadis itu setelah dirinya kembali dari Mekkah. Namun, sayang satu tahun di Mekkah, ia mendapat kabar kalau Neng Latifah sudah menikah dengan putra kiyai Usman. Afnan sempat patah hati, Namun, hanya sesaa