"Pengantin baru melamun mulu," ledek seorang teman yang menyadari Jojo banyak diam.
"Masih LDR, ya, kangen-lah sama kekasih halal," sahut yang lainnya.
Sorak meledek terlontar membuat Jojo tersenyum tipis menanggapi. Padahal hatinya sedang memikirkan Erika bukan Sari. Efek aroma parfum yang telah diberi pelet telah berpengaruh. Semalaman tak henti Jojo memikirkan Erika.
Namun, ia tidak berpikir buruk sedikit pun. Justru Jojo mengira bahwa dirinya salah, ia belum juga berpindah ke hati Sari. Masih sangat mencintai Erika.
Erika pun muncul semalam dalam mimpi Jojo. Gadis itu selalu bisa berpenampilan baik yang menggoda. Mereka habiskan malam penuh gairah. Namun, Sari muncul dalam mimpi i
Seperti biasa, Jojo melakukan panggilan video ke Sari saat ingin berangkat kerja selama beberapa menit. Adanya kemajuan teknologi dapat menyatukan hubungan para pasangan jarak jauh seperti mereka. Sari bisa melepas rindu melihat wajah suaminya.Berbeda dengan apa yang dirasa Jojo. Semakin ia sering melihat Sari, rasa bosan bertambah. Namun, demi menjaga hubungan dengan wanita itu, Jojo berusaha mengupayakan tetap terlihat tenang dan seperti biasa.[Aku berangkat sekarang, Ndok.][Iya, hati-hati.][Hari ini aku lembur, tidak perlu menanti, ya, Sayang? Besok aku telpon.][Oke. Istirahat yang cukup setelah pulang dan jangan telat makan.]
Baru saja pintu kamar Jojo tertutup, yang terdorong oleh tubuh Erika saat bersandar menerima kecupan mesra dari suami orang. Mereka tak kuasa lampiaskan kenikmatan sesaat di depan pintu kamar. Erika yang tak kuasa menahan rasa puas, mengeluarkan suara rintihan.Sementara Sari, berniat mencari makanan ringan. Ia keluar dari kamarnya. Betapa terkejutnya, saat mendengarkan suara rintihan nikmat Erika yang sangat terdengar jelas saat Sari melintas tepat di depan kamar mereka. Seketika bulu kuduk Sari merinding."Apa yang mereka lakukan di siang hari?" ucapnya dalam hati. Wanita polos itu segera mempercepat langkah kakinya menuju lift.Untuk menghilangkan rasa malu dan pikiran kotor pada hatinya, Sari meraih gawai dari sakunya. Mencoba menghubungi Jojo lagi.&nbs
[Honey, maaf aku tidur disini malam ini. Sementara aku memblokir nomormu juga dan menghapus semua percakapan kita. Aku sayang kamu.][Baiklah.]Jojo segera menghapus semua percakapan dan memblokir nomor Erika saat Sari sedang berganti pakaian. Sari tak juga keluar dari toilet, membuat Jojo berkesempatan pura-pura tidur. Ia masih merasa lelah dan sama sekali tidak ingin berbagi kerinduan.Padahal istrinya sedang merias diri dan mencoba berpenampilan seksi untuk Jojo. Sari keluar toilet dan mendapati suaminya terlihat terlelap. Ia kecewa, tetapi paham dengan keadaan Jojo. Bukankah lelaki itu sudah bilang saat mereka bulan madu lalu, bahwa Jojo tidak memiliki banyak waktu jika sudah mulai bekerja dan Sari menyetujui. Menerima apapun yang terjadi ketika Jojo mulai sibuk be
"Sore… mau ambil kunci kamar 1208," ucap Erika. Ambar, resepsionis yang tadi pagi bertemu dengan Jojo bersama Sari di parkiran, diam sejenak. Memandang saksama wajah Erika. Apakah sama wanita yang tadi pagi ia jumpai? "Mbak? Hallo…," ucap Erika lagi. Gadis itu melambaikan tangannya di depan wajah Ambar yang bengong. "Eh, ma-maaf, Bu. 1208?" jawab Ambar. Erika mengangguk heran. Tak paham dengan sikap resepsionis di depannya. Apakah ada yang salah dengan penampilannya? Ambar segera memberikan kunci yang Erika pinta dan menepis pikiran buruk karena bukan urusannya. Ambar berpikir, mungkin saja Erika dan wanita berhijab yang ia temui adalah saudara.
Baru saja Ambar tiba di rumah karena habis lembur, sebuah panggilan telepon masuk. Wajah seorang lelaki yang segera menikahinya muncul dari layar gawai itu. Segera gadis berambut sebahu itu mengangkatnya.[As-salamu'alaikum…][Wa 'alaikumus-salam. Kamu sudah di rumah?][Sudah, Bang. Sekitar sepuluh menit lalu.][Lalu gimana, apa sudah mengajukan pengunduran diri?]Ambar terdiam sejenak. Ia memiliki keinginan tetap bekerja meski sudah menikah. Namun, calon suaminya tidak meminta ia keluar dari pekerjaannya.[Ambar, bukan aku tidak memberi izin. Tetapi, untuk apa kamu bekerja dilua
Erika diam seribu bahasa. Tidak percaya dengan apa yang dilakukan Jojo. Lelaki itu pergi begitu saja. Tidak menghiraukan tangisnya. Sesak pada dada Erika semakin menjadi. Ia terisak sendiri tanpa seorang pun yang menjadi penenang. Namun, ia sadar, Jojo sudah tidak mencintainya lagi. Mungkin juga efek parfum pelet telah memudar.Apa ia harus menemui Emak lagi, menambah ilmu pelet? Atau menemui Sari, memberitahu hubungan gelap dengan suaminya agar wanita itu yang pergi meninggalkan Jojo?Sementara Jojo yang tiba di dalam mobil, mencaci dirinya. Ia tidak tahu mengapa bisa sejauh ini mencintai Erika dan tidak bisa melepaskan gadis itu. Disisi lain, Jojo pun tidak rela melepaskan wanita seperti Sari yang sudah menerima masa lalunya. Penyesalan itu semakin menjadi, kala bayang Erika muncul dalam benaknya, bermain dengan lelaki
Suasana sunyi masih menyelimuti perjalanan Jojo dan Sari. Lelaki itu tidak tahu, bagaimana cara menjelaskan ke Sari tentang kartu identitasnya. Apa yang dipikirkan Erika? Mengapa ia sengaja menitipkan kartu Jojo ke resepsionis. Padahal bisa saja ia berikan nanti saat bertemu.Bukankah mereka berdua harus bertemu dan menjadikan kartu itu sebagai alasan? Apa Erika sengaja ingin membuka perselingkuhan mereka di depan Sari? Jika iya, lelaki yang dicintainya sudah pasti tidak akan kembali lagi, justru benar-benar menjauh.Suara klakson mobil dari belakang mengagetkan Jojo. Matanya melirik ke arah rambu lalu lintas yang sudah berubah hijau. Sementara Sari hanya bisa berpikir positif bahwa suaminya sedang memiliki masalah di pekerjaan sedangkan tentang kartu itu, ia tak bisa menerka-nerka. Khawatir terjadi pemikiran buruk yang memperk
"Ndok, taksinya sudah datang," teriak Jojo dari depan pintu masuk. Lelaki bermata sipit itu menghampiri mobil yang terparkir di depan rumah dinas dan meminta supir menanti sebentar.Tak lama Sari berjalan keluar tanpa tas besar karena memang kepergian ke Jakarta hari ini untuk mengambil barang-barang yang masih ada di rumah orang tuanya. Jadi dia tidak membawa banyak barang agar kepulangan ke Kalimantan pun tidak terlalu banyak bawaan lagi.Ia menghampiri suaminya lalu mencium dengan takzim punggung tangan Jojo yang telah membukakan pintu taksi."Kamu, hati-hati di jalan, kabarin aku kalau sudah sampai, ya?""Iya, Mas.""Jangan lupa salam