Share

Cintai Aku, Om!
Cintai Aku, Om!
Penulis: Raya Talita

Rara Dan Om Dirga

*****

"Berhenti ganggu saya, Rara!" Dirga menatap malas Rara yang sedang tersenyum lebar. Dirga sampai ngeri kalau-kalau mulut gadis itu robek. "Rara gak ganggu Om, kok. Rara cuma liatin Om yang lagi kerja. Hehe."

Rara menangkup kedua pipinya, memandangi wajah tampan milik pria itu. Dirga. Lelaki dewasa yang Rara sukai selama tiga bulan ini. Dan kebetulan Dirga adalah tetangga baru dirinya, rumah Dirga persis di depan rumah Rara.

" Apa tidak ada tugas dari kampus? Jangan ganggu saya, saya sedang banyak pekerjaan sekarang" Dirga berbalik menghadap Rara. "Please, Ra, jangan malam ini. Saya lagi banyak kerjaan yang tidak bisa di tunda."

Rara menatap wajah memelas Dirga. Kantung matanya sedikit menghitam, akibat kekurangan tidur. Rara tahu akhir-akhir ini Dirga sangat sibuk dengan pekerjaan di kantor, sampai harus di bawa ke rumah.Dengan berat hati, Rara mengangguk pelan. Kasihan juga lelaki dewasa ini, sudah sibuk di kantor di tambah dengan dirinya yang selalu menempeli Dirga. Tapi Rara tidak akan mengganggu hanya untuk malam ini saja. Untuk besok, Rara akan kembali.

"Oke, Om. Rara pulang kalo begitu. Jangan begadang sampai pagi, ya."

Diam-diam Dirga menghela nafas lega. Akhirnya gadis ini akan pulang lebih awal malam ini. Jadi Dirga akan lebih fokus dengan pekerjaannya. Karena biasanya Rara akan menemani dirinya sampai larut. Kadang sampai ibunya datang untuk menjemput, dan Dirga akan selalu minta maaf. Walaupun itu bukan kesalahan dirinya.

Rara bangkit berdiri, bersiap akan pulang. Namun sebelum itu, Rara segera menunduk lalu mengecup singkat pipi Dirga."Selamat malam, Om. Mimpiin Rara, ya. Dahh" seru Rara sembari terkekeh pelan berlari keluar rumah Dirga.

Sedangkan Dirga, dirinya hanya menghela nafas dalam. "Rara" lirih nya. Sudah biasa, Dirga sudah biasa.

****

Rara. Gadis duapuluh satu tahun itu sedari pagi sibuk dapur. Aroma harum tercium dari masakan yang sedang Rara buat. Pagi ini, Rara bersemangat membuat sarapan pagi untuk Om Dirga. Lelaki yang Rara sukai beberapa bulan ini.

Hanya memasak Sandwich untuk sarapan, dan memasak ayam asam manis spesial buatan Rara. Tangan Rara dengan lincah memasukan ayam asam manis kedalam kotak bekal, nantinya makanan ini untuk makan siang Om Dirga.

Sungguh, Rara sekarang sudah seperti istri yang sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya. Memikirkan hal itu, Rara terkekeh sendiri, dan dalam hati semoga saja terkabul.

"Ekhhem,, yang lagi buat sarapan, buat crush tersayang" ledek seseorang. Menoel dagu Rara menggoda gadis itu dengan senyuman mengejek."Apaan, sih" elak Rara. Namun tak ayal dalam hati dirinya membenarkan.

"Sarapannya buat si Dirga aja, nih, buat kakak mana?" tanya Ethan, kakak lelaki satu-satunya yang Rara punya. 

"Pilih kasih, ah, kamu mah. Buat si Dirga aja di buatin, coba buat kakak sendiri boro-boro di buatin" sungut Ethan kemudian duduk dikursi berhadapan dengan Rara. 

Ethan menatap senang Rara yang tertawa karena dirinya cemburu. Tapi Ethan senang, melihat adik kecilnya bersemangat dan sering tersenyum seperti ini. " Aku udah buatin kok, buat kakak. Kakak jangan cemburu, ya, karena kakak tetep nomor dua lelaki yang Rara sayang. Karena nomor satu Ayah" kekeh Rara membelai pipi Ethan pelan. 

"Yasudah, Rara ke rumah Om Dirga dulu, pasti udah mau berangkat" kata Rara, lalu berlalu sembari menenteng tas bekal juga sarapan di kedua tangannya. 

Etha yang melihat betapa semangatnya Rara hanya menggeleng pelan. "Memang benar, ya. Cinta itu bisa membutakan segalanya." 

****

Dirga keluar dari kamar, tangannya sibuk memakaikan jam tangan. Hari ini Dirga akan melakukan meeting dengan klien di sebuah cafe ternama. Dan mengharuskan Dirga memakai pakaian formal. 

Menuruni anak tangga Dirga sudah siap merapikan pakaiannya, dan siap berangkat pagi ini. Tiba-tiba langkahnya berhenti, Dirga berfikir apa gadis itu datang ke rumahnya lagi seperti biasa atau tidak. 

"Ya, gadis itu pasti datang. Sambil membawa bekal dan sarapan pagi" Dirga mengangkat bahu. Berusaha tidak peduli dengan perhatian yang di berikan gadis itu padanya. 

"Karena jika sudah bosan, pasti akan berhenti sendiri." Dirga membuka pintu rumah dan terpampanglah, seorang gadis dengan senyuman didepan pintu rumahnya. Seperti biasa kedua tangannya penuh dengan barang juga makanan. 

"Seperti biasa." 

Rara terkekeh senang lalu mengangguk. "Ya, seperti biasa" Rara mengangkat kotak bekal di depan Dirga. "Ayo, sarapan dulu, biar cacingnya tidak menjerit" Rara menarik lengan Dirga untuk duduk di kursi. Sedangkan Dirga hanya bisa pasrah dirinya ditarik untuk duduk. Setiap pagi memang rutinitas seperti ini sudah menjadi kebiasaan mereka.

Rara dengan semangat membuka kotak yang berisi sandwich untuk Dirga. Lalu memberikan sepotong Sandwich di hadapan pria itu untuk segera memakannya. "Ayo, makan." 

"Saya hanya akan memakan sepotong saja. Hari ini saya ada meeting jadi kemungkinan besar, saya akan makan di sana" jelas Dirga sembari memakan sepotong sandwich pelan, seperti biasa makanan dari Rara selalu enak. 

Entah yang memasak gadis itu atau ibunya yang memasak. Dirga tidak tahu. "Yah, buat makan siang nya gak bakal di bawa, dong" keluh Rara memandang kotak bekal yang di buatnya untuk Dirga. 

Lalu mengambil sepotong sandwich yang satunya dan segera Rara makan dengan lahap. Kebetulan Rara juga belum sarapan. 

Dirga melirik Rara, gadis itu sedikit lesu dan cemberut. Dia memakan sandwich sedikit kasar, mungkin gadis itu merasa kesal sekarang. Dirga menghela napas pelan lalu membersihkan jarinya dengan tissue basah. 

"Saya akan bawa bekal ini. Kebetulan saya akan pulang larut" terang Dirga. Tangannya menjinjing kotak bekal lalu berdiri dan gadis itupun ikut berdiri. 

Rara tersenyum senang lalu membereskan kotak kosong berisi sandwich tadi. "Semoga Om suka, ya. Itu menu baru dari aku soalnya. Semangat kerjanya buat kita nikah nanti. Dah" 

Dirga menatap Rara yang sedikit berlari keluar rumah. Matanya melirik kotak bekal di tangannya. Mau bagaimana lagi, Dirga merasa tidak enak jika menolak membawa bekal untuk hari ini. Dan melihat betapa senangnya Rara, ketika dirinya menerima kotak bekal ini. Dirga hanya menghela napas. Menghalau pikiran aneh yang tiba-tiba muncul. 

Dan Dirga tidak tahu harus mengatakan apa jika gadis itu tahu yang sebenarnya. 

*****

Komen (1)
goodnovel comment avatar
illy20
ceritanya bagus sekali ya kak, sama kayak kakak yg bagus sekali menipu banyak orang dan membuat kerugian yg fantastis
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status