Yura diam memandang ke arah jalan raya. Kuliahnya sudah selesai dan sekarang dia sedang menuju tempat di mana Raiga ingin mengajaknya makan siang. Yura masih memikirkan sindirian pedas Gani pagi tadi, dia bahkan tak memiliki kesempatan untuk mengajak Gani bicara karena adik Zie itu menghindar.“Kenapa? Sejak keluar kelas mukamu masam, apa ada tugas dari dosenmu?”Raiga tentu saja menyadari perubahan sikap Yura, dia melirik botol air minum yang ada di pangkuan istrinya itu dan bertanya kenapa Yura sedikit sekali minumnya. Raiga malah menjelaskan perlunya asupan cairan, dia seperti sedang melakukan sesi konsultasi bersama pasien, sampai Yura menyela.“Kak, Gani marah padaku, padahal aku merasa tidak memiliki salah apa-apa.”Raiga diam, dia menghentikan mobil dengan mulus saat lampu lalu lintas menyala merah. Raiga menoleh sang istri, memindai wajahnya yang kebingungan.“Ra, bukankah sudah sangat jelas, dia menyukaimu,”kata Raiga.“Apa?”“Saat kamu masuk UGD, dia sangat ketakutan dan emo
Berita seorang anak jenderal yang hamil di luar nikah pun tersebar. Bahkan Zie sudah melihat berita itu dari akun gossip yang dia ikuti di dunia maya. Zie sedang menemani Ken yang sedang minum susunya sambil berbaring untuk tidur siang di kamar, dia membaca beberapa komentar yang sangat menyudutkan, kebanyakan menanyakan cara didikan orangtua ke anaknya.Zie hanya bisa mengelus dada. Hari apes tidak ada di kalender manusia. Jika bisa, Zie juga tidak ingin berakhir bahagia dengan Sean dengan cara yang keliru. Begitu juga dengan Yura, adik iparnya itu pasti memiliki rasa penyesalan di lubuk hatinya.[ Apa kamu sudah melihat gosip itu? Apa yang dimaksud Yura?]Zie kaget, berita ini benar-benar membuat geger satu negara, bahkan Sean yang sangat cuek sampai mengirim pesan hanya untuk menanyakan ini kepadanya.[ Entahlah, aku tidak ingin menerka-nerka]Zie mengunci layar ponsel kemudian mengatur posisi Keenan, dia mengusap lembut pipi putranya itu dan mencium keningnya. Zie berharap kelak s
"Tidak! Jangan katakan itu pada Yura."Raiga yang baru saja diberitahu Daniel tentang siapa dalang yang menyebarkan gosip tentang keluarga Yura beserta alasannya, miminta sang papa untuk tidak bicara ke sang istri. Daniel yang mendapat informasi dari Jim berkata, bahwa teman kampus Yura itu adalah mantan selingkuhan Aris. Mita merasa kesal karena Aris memutuskan hubungan setelah tahu dia teman satu kampus Yura. Tentu saja menjadi sugar baby seorang jenderal memberi Mita banyak keuntungan, tapi setelah tak lagi berhubungan gadis itu seperti kehilangan ATM berjalan dan membuatnya dendam. Raiga tak percaya kalau mertuanya bisa melakukan hal segila ini, mengencani gadis yang seumuran putrinya sendiri. "Mungkin karena Yura mertuamu memutus hubungan, dan gadis bernama Mita itu kesal sehingga melampiaskannya ke istrimu," kata Daniel. Raiga membeku kebingungan, Yura tahu dia dan Daniel sedang bicara berdua di ruang kerja. Raiga berpikir istrinya itu pasti akan menanyakan apa yang baru saj
Entah apa yang ada dipikiran gadis bernama Mita itu saat ini. Dia hanya diam dan bahkan tak menunjukkan rasa takut sama sekali berhadapan dengan istri mantan sugar daddy-nya. Mirna sendiri awalnya tidak ingin sampai berbuat sejauh ini. Namun, sebagai istri sah dan seorang ibu, dia bertekad mencari tahu siapa penyebar gosip hamilnya sang putri, hingga menyeret nama suaminya. Namun, tak disangka informasi yang dia dapat malah membuatnya patah hati. Mirna hancur, tapi dia memilih untuk tidak menangis sekarang. Meski sudah meninggalkan Mita, tapi tetap saja Aris dulu diam-diam pernah berselingkuh dengan gadis muda di depannya ini. Mirna sama sekali tidak pernah menunjukkan kuasanya atau berbuat semena-mena sebagai istri seorang jenderal, tapi karena merasa Yura berada di dalam masalah, dia pun meminta bantuan anak buah Aris. "Anda pasti jengkel, kenapa baru tahu sekarang tentang kelakuan pak Aris." Mita malah tersenyum mencibir.Jika saja memukul orang tidak melanggar hukum, Mirna pasti
Raiga benar-benar terhanyut, dia tak menyangka bahwa Yura sangat pandai menyanyi. Ia hanya diam mendengarkan suara merdu sang istri. Bukannya tidur seperti niatan awal saat memeluk Yura tadi, kini dia malah duduk di sofa sambil memandangi sang istri berkaraoke ria di kamar mereka. Sial, pikiran Raiga padahal sudah berkelana ke negeri di atas awan. Namun, tak dia duga bukti cinta yang Yura tunjukkan adalah berkaraoke menyayikan lagu cinta untuknya dalam arti yang sesungguhnya. Untung saja suara Yura merdu, hingga Raiga tak begitu kesal karena harapannya terjun bebas tak sesuai dengan isi kepala. Ia bahkan bertepuk tangan dengan kencang saat Yura menyelesaikan lagunya. “Bagaimana? Aku pandai menyanyi ‘kan?” tanya Yura dengan wajah polos tanpa dosa. Ingin sekali Raiga mengajari istrinya itu cara berkembang biak yang baik dan benar malam ini, sebagai dokter kandungan dia jelas memiliki banyak teori untuk hal yang satu itu. Namun, apa arti teori jika tanpa dipraktikkan sendiri. Dulu saa
“Pokoknya ke nikahan Surya, titik!” Pagi-pagi Zie sudah membuat Sean pusing, wanita itu berubah menjadi bocah saat dirinya mendiamkan, setelah Zie kembali membahas permintaan pergi ke resepsi pernikahan Surya tempo hari. “Sean, ayolah! Kamu bilang iya lalu tidak, kamu membuatku galau,”ucap Zie. “Galau? Untuk pergi ke acara resepsi Surya saja kamu sampai galau.” Sean tetap berjalan masuk ke kamar mandi, meski handuk yang melilit di pinggangnya ditarik erat oleh sang istri. “Ya sudah aku tidak galau, tapi kita pergi dan kamu tidak boleh marah lagi,”bujuk Zie. Ia memasang muka imut dengan mata dibuat semelas mungkin. “Demi bayi,”imbuhnya sedikit memaksa. “Oke kita datang, sekarang lepaskan, atau kamu mau ikut mandi?” “Bolehkah?” Zie melepas handuk Sean yang sejak tadi dia pegang, hampir saja handuk itu melorot dan membuat Sean telanjang. Pria itu hanya bisa geleng-geleng saat sang istri mendahuluinya masuk ke kamar mandi. “Sudah dapat kabar belum dari Rai? Aku mencemaskan kondisi
Malam sebelumnyaSetelah melihat foto ayahnya bersama seorang wanita, Yura mengemasinya ke dalam amplop, lalu meletakkannya ke tempat semula. Namun, rasa penasaraannya ternyata lebih besar, dia pun buru-buru mengambil lagi amplop itu, lalu duduk di meja belajar Raiga.Yura menyalakan lampu belajar dan mengecek seluruh isi amplop yang disenggolnya barusan. Gadis itu terkejut, dia patah hati mendapati pria yang seumur hidup selalu dia banggakan bermain serong di belakang sang mama. Yura bahkan membasahi salah satu foto dengan air mata yang tidak bisa dibendung. Sungguh, hatinya sakit melihat Aris ternyata menduakan Mirna.Yura memasukkan kembali foto-foto itu ke dalam amplop, dia mematikan lampu belajar sang suami lalu mengambil ponselnya yang ada di atas nakas. Yura keluar dari kamar menuju area kolam renang, dia duduk di sana dan menghubungi papanya meski malam sudah larut.“Kenapa papa melakukan itu? Dia Mita ‘kan? Papa selingkuh dengan gadis seumuranku?”Meski berkata lelah, Aris ny
[ Rai, adikku yang tampan dan memesona, apa kamu punya waktu minggu ini bersama Yura, bagaimana kalau kita pergi berlibur ke villa papa yang ada di puncak? ]Zie mengirimkan pesan yang sudah dia tulis ke Sean. Ia meminta suaminya itu untuk langsung mengirimnya ke Raiga tanpa membaca lebih dulu, Zie takut Sean menghapus sapaan mesranya.Namun, dasar Sean si manusia gelato. Bukannya dicopy, dia malah langsung meneruskan pesan itu ke Raiga. Tentu saja pesan yang masuk ke adiknya tertera tulisan 'forward' di bagian atas. Tak peduli pesan itu sudah dibaca Raiga atau belum, Sean memilih memasukkan ponselnya ke dalam kantung celana, dia melanjutkan langkah pergi ke ruang kerja untuk menyiapkan rapat bersama jajaran direksi siang nanti. Raiga mendengkus kasar membaca pesan dari Sean, dari gaya tulisannya saja dia sudah yakin kalau sang kakak pasti meminta bantuan Zie untuk menulis pesan itu. Raiga meletakkan ponselnya dan memandang ke arah pintu kamar mandi di mana Yura sedang berada di dal