Tak lama setelah itu."Intan!" Seorang pria dari kejauhan, nampak tengah memanggil Intan dengan lantang, tergopoh-gopoh dengan langkah kakinya, menghampiri Intan yang tengah terduduk di pinggir jembatan panjang, yang bawahnya sudah di sambut oleh sungai yang luas.Plak!Satu tamparan keras, berhasil mendarat di pipi mulus sang istri."Heh!" Intan tersenyum kecut ketika menyadari, Bayu yang tergopoh-gopoh untuk menghampirinya bukan untuk mengkhawatirkannya, melainkan untuk menghardiknya, dengan tamparan keras yang telah mendarat di pipi."Sudah puas cari masalah!?" Mata Bayu menatap nyalang ke arah Intan yang masih tertunduk, menusuk hatinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang diucapkannya dengan lantang. Namun Intan merasa enggan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh suaminya itu, dirinya tetap diam membisu."Bisa-bisanya kamu datang ke rumahku untuk memberitahu Kinara tentang kebenaran hubungan kita!" bentak Bayu pada Intan yang semakin memejamkan matanya, seakan tengah memen
"Intan!" teriak Bayu, berlari menghampiri Intan untuk menggagalkan aksi nekatnya, namun belum sempat Bayu menjangkau tubuhnya, Intan telah terjun bebas ke dalam sungai, diiringi dengan teriakan beberapa warga yang berkerumun di sana."Cepat telpon polisi!" ucap salah seorang warga yang merasa panik dengan kejadian itu.Tanpa berpikir panjang, Bayu bergegas menyusul Intan untuk terjun dari atas jembatan, mencari istrinya yang sebenarnya tidak bisa berenang. Bayu tidak pernah menyangka, kalau ancaman Intan akan benar-benar dilakukan.'Semoga tidak terjadi apa-apa pada Intan dan bayiku!' batin Bayu. Dirinya terus menyusuri derasnya arus sungai, hingga akhirnya menemukan tubuh Intan yang berpegangan pada dahan pohon yang menjuntai ke pinggiran sungai.Bayu menarik tubuh Intan, membawanya menyebrangi derasnya arus, hingga sampai ke tepi. Intan nampak tak sadarkan diri, dengan dahi yang terus mengucurkan darah akibat terbentur bebatuan sungai yang tajam di bawah sana, membuat Bayu semakin p
"Sebaiknya anda menanyakan perihal ini pada Istri anda, karena menurut saya, Istri anda tidak mungkin bisa hamil untuk saat ini, kecuali dia menjalani operasi untuk menyembuhkan penyakitnya," lanjut dokter itu.Bayu memijat keningnya yang terasa nyeri untuk sesaat, hanya karena memikirkan masalah yang telah ditimbulkan oleh Intan hari ini. Jika Intan benar-benar membohonginya untuk masalah kehamilannya, Bayu tidak akan pernah memaafkannya dan akan segera menceraikan Intan.Bayu yang telah keluar dari ruangan dokter, bergegas menuju ruang rawat istrinya, bagaimanapun juga, dirinya harus mendengarkan penjelasan dari mulut Intan hari ini juga."Mas .." Intan yang terlihat bersender di tempat tidurnya yang sedikit ditegakkan, mendapati Bayu memasuki ruangannya dengan wajah gusar."Apa kamu benar-benar hamil!?" ucap Bayu dengan nada mengintimidasi yang kental, menatap Intan dengan tatapan nyalang, berkali-kali menghembuskan nafas berat, untuk sekedar meredam amarah yang telah menyesakkan d
"Baiklah! tapi hanya sampai kamu pulih, setelah itu, segera pergi menjauh dariku!" ucap Bayu penuh penekanan di akhir kalimat, membuat Intan tersenyum puas."Oke! tapi setelah keluar dari rumah sakit, aku ingin tinggal di rumahmu," ucap Intan memelas, dengan raut wajah memohon yang begitu menjijikkan.Bayu seketika tersentak, Intan kembali dengan ketidak maluannya membuat masalah baru untuk Bayu.Bayu melemparkan tatapan nyalang pada Intan untuk beberapa saat, membuat Intan tertunduk, kembali merasa ketakutan."Aku belum sepenuhnya pulih, masih terasa pusing saat berdiri. Masa kamu tega meninggalkanku sendirian di rumah?" ucap Intan memelas, membuat Bayu meremas rambut ikalnya frustasi. Ingin sekali rasanya berteriak keras, menghilangkan beban hidupnya untuk sejenak, namun tidak mungkin ia lakukan hal itu di dalam rumah sakit, atau dirinya akan di anggap sebagai orang gila."Pulanglah ke rumahmu sendiri, aku akan lebih sering menjengukmu!" bujuk Bayu, jangan sampai Intan bersih keras
Malam pun telah tiba, Kinara yang sedang menyuapkan makanan pada sang putra di teras rumah, di kejutkan dengan kedatangan Mobil Bayu yang perlahan memasuki halaman.Kinara melirik sekilas, ketika Bayu keluar dari mobil. Namun bukannya memasuki rumah, Bayu justru bergegas membuka pintu penumpang di sebelahnya.Kinara nampak sangat tercengang, melihat seorang perempuan cantik keluar dari sana. Bayu dengan cekatan, menuntun wanita itu dengan sangat hati-hati, membuat Kinara menatapnya penuh amarah."Stop!" ucap lantang Kinara yang sedari tadi duduk di teras rumah bersama putranya, berhasil menghentikan dua langkah sejoli yang hendak memasuki rumahnya, yang saling merangkul dengan mesra.Bayu yang awalnya tidak menyadari keberadaan Kinara, mendadak tersentak mendengar ucapan Kinara. Bayu dengan cepat melepaskan tangannya yang sedari tadi merangkul mesra pinggul Intan. Membuat Intan terhuyung, hingga terjatuh di lantai, namun Bayu lagi-lagi mengacuhkannya. Bayu bergegas menghampiri Kinara
"Kinara!" teriak Bayu dengan langkah kakinya yang setengah berlari, mencari keberadaan Kinara di setiap penjuru ruangan."Kinara," lirih Bayu ketika mendapati Kinara yang berada di dapur, hanya melihatnya sekilas dengan tatapan datar. Seketika menghentikan langkahnya. Memberanikan diri untuk perlahan berjalan mendekati istrinya.Bayu memegang lengan sang istri, yang langsung di tepis olehnya, seakan merasa jijik dengan suami yang telah diam-diam menikah di belakangnya. Bahkan hari ini, dengan tidak tahu malunya, membawa madunya untuk tinggal satu atap bersamanya."Sayang! sekarang kamu jawab dengan jujur! siapa yang memberi tahumu tentang pernikahanku dengan Intan," ucap Bayu cemas, memaksa Kinara untuk menghadapnya, untuk menatap matanya, namun Kinara justru membuang muka dengan seringai kecil di bibirnya.'Akhirnya kamu mengaku juga Mas!' ucapnya dalam hati."Kinara! Jawab!" Bayu berkali-kali mengguncang tubuh Kinara yang masih terdiam membisu.Kinara seakan enggan untuk membuang-bua
Arka membenahi kera bajunya dengan kasar, matanya menatap Bayu tanpa berkedip, seakan meremehkan, dengan bibirnya yang terus menyeringai.Sementara itu, Intan yang berdiri lemas dan sesekali terhuyung, bersender di pilar rumah Kinara, menatap Arka tanpa berkedip. Tatapan mata tajam Arka yang dilayangkan pada Bayu, membuatnya semakin terlihat tampan dan berwibawa, dengan tubuh tinggi, tegap, dan kekar, membuatnya semakin mempesona. Namun sangat disayangkan, Arka tidak mudah untuk dirayu, terbukti ketika dirinya mencoba merayu Arka beberapa menit lalu.***Beberapa menit yang lalu.Intan yang masih terduduk di teras rumah, merasa dirinya tidak memiliki tenaga, hanya untuk sekedar berdiri. Tak berselang lama, sebuah mobil mewah berwarna putih, berhenti di halaman rumah Kinara, membuat Intan penasaran dengan sosok yang tengah mengemudikan mobil semewah itu.Intan semakin intens memperhatikan seorang pria tampan berperawakan tinggi, tegap dan kekar, keluar dari pintu mobil yang perlahan ter
"Hentikan tingkah konyolmu itu Mas! pergilah! urusi Istri barumu itu!" ucap Kinara lantang sembari membuang muka, merasa enggan untuk menatap wajah Bayu yang terus menatapnya dengan raut wajah penuh penyesalan.Bayu tertunduk sejenak, setelah itu berbalik, menuntun Intan untuk segera memasuki rumahnya, tanpa mengucapkan sepatah kata. Sesekali melirik Kinara yang sangat enggan untuk menatap ke arahnya."Ra! Apa hatimu terasa sakit melihat Suamimu bersama wanita itu?" tanya Arka lirih, ketika menyadari Kinara yang masih terdiam. Kinara menghela nafas berat, hingga akhirnya memaksakan senyum simpul di bibirnya."Tidak!" dalihnya. Namun Arka sangat mengenal Kinara, Arka bisa membedakan mana senyuman asli dan palsu milik Kinara dengan mudah. Arka menghembuskan nafas panjang."Oke! aku sangat mengerti kondisimu saat ini, semua ini akan cepat berlalu, percayalah padaku!" ucap Arka berusaha meyakinkan Kinara, sembari mengusap lembut puncak kepalanya untuk sekedar meringankan beban pikiran. Ki