VOTE YA
"Aku akan segera membereskan semua urusan ini, kita akan tetap mendapatkannya." Pipi Anelies ditangkup hangat oleh tangan besar pria dewasa yang juga tidak bergeming menatapnya. "Semua aku lakukan untukmu, untuk kita." Pria rupawan itu merunduk, mencium pipi lembut Anelies yang sedang sedikit memucat. "Aku akan selalu menjagamu dan tidak akan ada yang mencintaimu sepertiku Sayang, jangan takut!"Sebenarnya Anelies tidak sedang ketakutan tapi dia sedang berusaha menyembunyikan pikirannya agar tidak terbaca, kadang kepalanya sampai sakit luar biasa ketika harus melakukan hal tersebut. Anelies sedang coba berbohong pada pria yang selama ini selalu menjaga dan mencintainya. Sesuatu yang sebenarnya mustahil untuk dia lakukan seandainya bukan karena dia melihat kilasan masa depan dirinya bersama Dominic Rodriguez, Dominic Rodriguez yang mengorbankan nyawa untuk menyelamatkannya dari sebuah bencana mengerikan. Padahal Anelies tidak mengenal baik pria yang selalu terlihat dingin dan keji itu,
Meski Dom sudah sangat waspada tapi tetap tidak akan bisa tahu pasti apa yang sedang direncanakan oleh musuh-musuhnya kali ini, terlebih karena musuh-musuhnya kali ini memang bukan orang sembarangan yang bisa dianggap enteng. Bahkan Dom perlu waktu bertahun-tahun sampai akhirnya berani mengambil keputusan tegas seperti kemari. Semua itu dia lakukan demi Amanda, demi keluarga kecilnya yang berhak hidup tenang tanpa harus cemas setiap waktu.*****Matahari sedang terik, berangin kencang dengan kicauan camar yang berterbangan. Dari balkon kamarnya Amanda memperhatikan Dom yang sedang mengajari kedua putra mereka untuk berdiri di atas papan selancar.Bagi Amanda, peran yang sangat tidak mudah adalah mendampingi pria dengan kekuasaan besar. Karena berbagai hal mengerikan bisa sewaktu-waktu merenggut orang-orang yang dia cintai. Bukan hanya Dom tapi juga masa depan anak-anak mereka.Andai saja Dom cukup menjadi seorang pria, suami, dan ayah untuk anak-anaknya seperti yang Anda lihat beberapa
Setelah menutup panggilan telepon dari Brandon Lington, Dom kembali merangkak ke atas tubuh Amanda dan langsung mengusiknya. Mumpung anak-anak belum bangun Dom segera menyibak selimut yang membelit tubuh Amanda untuk dia tikam lagi dengan tiba-tiba.Amanda benar-benar masih tertidur pulas ketika Dom sudah kembali menungganginya dengan jantan. Amanda menjejak tepi undakan lantai untuk menahan rasa kejang dari serangan suaminya. Tubuh Amanda terpantul-pantul oleh tumbukan Dom yang bertenaga. Napas Amanda seperti terus lolos tanpa sempat menghirup udara, suplai oksigennya mulai tidak seimbang hingga jantungnya ikut bergelepar berdentam-dentam."Dom .... " rintih Amanda karena laki-lakinya bukan hanya kuat dan keras tapi pria itu juga bisa membuatnya kembali hamil karena dari sejak kemarin mereka bercinta tanpa pengaman. ******"Apa kau tahu apa yang membuat suami dan istri ingin terus bersama tanpa rasa bosan?" tanya Amanda pada Dom yang baru kembali mencabut dirinya. Amanda menatap Do
"Kemarikan tanganmu!" Seorang indian berambut cepak meminta tangan Anelies, dia tidak bisa melihat masa depan seperti Anelies tapi dia bisa masuk ke dalam pikiran gadis itu. Norman Bizil bisa masuk ke dalam pikiran Anelies dan ikut melihat penglihatannya, karena itu selama ini Anelies selalu diawasi, dia tidak bisa menyembunyikan kebohongan atau rahasia apapun. Tapi Anelies gadis yang cerdas, dari Norman Bizil juga diam-diam Anelies mempelajari cara untuk memperlihatkan pikirannya pada orang lain. Sama seperti waktu dia menunjukkan pada Amanda tempo hari. Waktu itu Anelies harus buru-buru pergi karena dia sangat mual. Efek samping akan selalu ada setelah dia mengunakan otaknya untuk bekerja keras. Pelan-pelan Anelies meletakan telapak tangannya ke atas telapak tangan Norman Bizil yang sudah menunggunya. Mereka memejamkan mata bersama dan sebuah sengatan hebat seperti ikut menjalar di dalam kelenjar otaknya, bisa sangat sakit jika Anelies melawan. Biasanya Norman Bizil akan melihat
NOTE: Sebelum lanjut baca cerita ini kusarankan baca dulu HOT AND DANGEROUSE BILLIONAIR agar tidak bingung karena semua cerita saling berhubungan.Jika dalam season pertama menceritakan perjuangan Dom untuk kembali pada Amanda. Maka, dalam seasons 2 ini akan menceritakan kelanjutan hubungan Dom dan Amanda setelah menjadi suami istri dan orang tua. Perjuangan Amanda menjadi istri seorang mafia, serta perjuangan Dom untuk lepas dari dunia mafia agar bisa hidup damai bersama keluarga.Faktanya tidak ada yang keren dari predikat mafia, hidupnya akan penuh bahaya dan tanpa kedamaian. Di sini Amanda juga akan dituntut menjadi wanita yang tangguh untuk bisa menjadi pendamping bagi pria seperti Dominic Rodriguez. Bisakah Amanda membantu suaminya lepas dari lingkaran dunia hitam, atau justru malah menuntun mereka pada bencana mengerikan.*****DOMINIC RODRIGUEZDom adalah pria yang sedang berusaha untuk menjadi orang baik meski dia tahu tumpukan dosanya nampak mustahil untuk bisa ditebus. Dom
"Bagaimana kau bisa berbuat seperti itu terhadap Ardi?" marah Amanda begitu berhasil menghubungi Dom."Aku jauh lebih marah darimu ketika tahu dia merampasmu dengan cara yang sangat licik!""Kau tetap tidak berhak menghukumnya dengan cara seperti itu!" Amanda benar-benar marah meskipun dia tahu Ardi salah. "Kau sudah memotong jarinya, apa itu belum cukup? kau juga bisa memotong beberapa jarinya lagi jika masih kurang puas, tapi kau tidak berhak menghancurkan masa depannya sebagai laki-laki!""Aku memang bukan orang baik, Amanda!" Dom tetap memberi jawaban dingin tanpa rasa menyesal. "Dan satu hal yang tidak bisa kumaafkan!" Dom mempertegas ucapannya. "Dia bukan hanya telah berani mengambil semua yang kumiliki, dia juga telah membuatku hampir tidak bisa kembali padamu karena kebencianku sendiri!"Kalimat terakhir yang diucapkan Dom terus terngiang di telinga Amanda. Tentunya Amanda juga masih belum lupa sebenci apa pria itu padanya. Dom memang kembali untuk membalas, membalas pengkhiana
"Kejadiannya sangat tidak terduga, semua di luar prediksi.""Bagaimana kalian bisa membiarkannya terjadi?" Amanda masih syok belum bisa benar-benar berpikir dengan benar hingga cuma ingin marah pada orang-orang di sekitar Dom."Semua di luar kemampuan kami.""Dom sudah berjanji akan pulang, dia akan pulang untukku!" keras Amanda masih tidak terima jika setelah semua perjuangan mereka untuk bisa bersama ternyata harus berakhir seperti ini."Maaf, Amanda. Maafkan aku." Selama ini hanya Amir satu-satunya orang yang paling dekat dengan Dom. Amir Adalah seorang pria yang juga telah kehilangan anak serta istrinya dengan cara keji, pastinya dia juga paham dengan apa yang dirasakan Amanda kali ini.Suara Amanda mulai bergetar karena tangis yang sudah tidak mampu dia tahan. Sebanyak apapun janji Dom tidak akan ada gunanya lagi jika telah seperti ini."Tenangkan dirimu Amanda, ingat anak-anak. Kau harus kuat untuk mereka." Amir coba memberi nasehat tapi sedang tidak bisa Amanda dengarkan sama se
[Terima kasih, Ane] Setelah membalas pesan untuk Anelies, Amanda segera menghubungi Ardi agar menjemput mereka di dermaga. Hari masih agak gelap, Amanda membangunkan anak-anak agar segera berkemas. "Kita mau kemana Bunda?" tanya Sisi yang baru bangun dan tentu saja bingung karena dibangunkan pagi-pagi. "Nanti ayahmu akan menjemput di dermaga." "Kita belum berlibur." "Bunda belum bisa menjelaskan sekarang." Amanda juga tidak bisa membawa anak-anak, mereka akan lebih aman bersama Ardi. Amanda juga sedang tidak bisa mempercayakan anak-anaknya kecuali pada Ardi. "Ayo, ajak adikmu bangun dan bantu mereka bersiap!" Amanda juga mempersiapkan beberapa keperluannya termasuk senjata api yang dia selipkan di antara lipatan baju. Hari benar-benar masih sangat pagi dan gelap ketika Amanda mengajak ketiga anaknya mengendap-endap di dermaga. Kedua putra kembar Amanda bahkan masih malas berjalan, langkahnya terseret-seret denga slop kepala beruang kebesaran. "Ayo naik!" Amanda menyuruh Sisi