Share

59. Sebuah Pantangan

20. Sebuah Pantangan

Tubuh Ki Sumawirat terpental jauh, beberapa kali membentur pohon. Pukulan sakti Amoksa telah membuatnya tidak sadarkan diri sejak awal saking kuat luar biasa.

Pada saat tubuh pendekar sepuh ini hampir jatuh menyentuh tanah, satu bayangan berkelebat menyambar tubuh Ki Sumawirat. Begitu cepat sehingga tak terlihat oleh pandangan biasa.

Sang Guru Besar perguruan Tunggul Manik sudah tidak merasakan apa-apa lagi. Dia mengira ajalnya telah tiba, sampai sesuatu yang hangat menerpa wajahnya yang tua.

Ki Sumawirat mengerjapkan mata, perlahan membuka dan memusatkan pandangan. Yang pertama dia lihat adalah gelap, lalu sedikit demi sedikit muncul cahaya hingga matanya menangkap sebuah langit-langit berupa gumpalan batu hitam.

Pertama dia mengira sudah berada di alam kematian, karena sedikit pun tak bisa menggerakkan tubuhnya. hanya bola matanya saja berputar-putar mengamati tempat di mana dia berada. Sepertinya dia berada di dalam sebuah gua.

"Kau belum mati, Wirat!"

Satu sua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status