Permintaan Eliza untuk pindah ke Amerika membuat Mihran dilema. Di satu sisi, ia ingin mempertahankan rumah tangganya bersama Eliza.Mihran tidak ingin gagal. Terlebih harus kehilangan Dhika jika ia tidak bisa menuruti semua keinginan istrinya itu. Hanya berserah pada Allah dan berdoa, tempatnya mencurahkan semua kegelisahannya."Ya Allah, Engkaulah yang lebih tahu apa yang terbaik buat kami. Jika kepindahan kami ke Amerika itu yang terbaik menurutmu, mudahkanlah ya Allah. Tapi jika itu bukan yang terbaik untuk kami, berikanlah jalan lain agar kami bisa hidup dengan tenang, aamin ...."Mihran menyelesaikan doanya, walau ia belum juga bergerak dari sajadah. Hatinya cemas. Perasaannya tidak menentu. Membayangkan harus tinggal jauh dari Jakarta. "Selama ini aku tinggal di Jakarta, aku selalu teringat Amaliya. Aku nggak bisa move on darinya. Apalagi sekarang ada Ayu yang sangat mirip dengan Amaliya.""Aku nggak boleh tergoda sama Ayu. Aku kapok. Aku nggak mau mengkhianati istriku lagi.
"Allah tidak akan menguji hambanya, di luar batas kemampuan hambanya.""Cinta itu hadir karena terbiasa ...."Tujuh tahun berlalu .... Hari ini, Mihran sudah membuktikan pada Pak Taher, Papa Amaliya, jika ia bisa sukses dan membahagiakan anak istrinya. Mihran kini dikenal sebagai seorang pengusaha sukses dibidang advertising. Perusahaan periklanan yang dirintisnya telah banyak menangani klien besar dan menggunakan bintang iklan terkenal.Amaliya pun kini sukses berkarir sebagai seorang desainer baju pengantin dan pemilik salon kecantikan terkenal. Seketika Mihran dan Amaliya menjadi pasangan muda yang sukses dan harmonis hingga menjadi banyak panutan pasangan muda. Suatu hari, Mihran dan Amaliya pun diundang di sebuah acara TV yang mengisahkan perjalanan cinta dan kesuksesan mereka. Semua yang mengenal keduanya bangga, terlebih Oma Siska dan kedua orangtua Amaliya. "Hore! Alia bangga sama Mama dan Papa, Oma. Coba Alia ikut, kan bisa masuk TV juga," ujar gadis polos berusia 8 tahun
"Ketulusan itu bukan hanya dibutuhkan dua insan yang saling mencintai, tetapi juga dalam sebuah persahabatan.""Alia, Bunda pulang, Nak!" panggil Amaliya sesampainya di rumah mewah miliknya bersama Mihran. Alia yang sedang bergurau dengan Oma Siska pun langsung bergegas pergi menghampiri Bunda dan Ayahnya. "Bunda, Ayah, tadi keren banget. Coba Alia bisa ikut, kan masuk TV juga," celoteh Alia kecil membuat kedua orangtuanya tertawa. "Liya, Eliza sudah pulang ke Indonesia?" ujar Oma Siska menunjukkan sebuah berita di gawainya. "Tuh kan, berarti yang tadi aku lihat di cafe itu Eliza?" ujar Amaliya pada sang suami, Mihran. "Nggak mungkin deh. Kalau tadi itu Eliza, kenapa dia nggak menghampiri kita?" ujar Mihran yang tidak yakin jika wanita yang sekilas dilihat Amaliya itu sahabat baik mereka yang lama menghilang. "Kalian sudah ketemu?" tanya Oma Siska penasaran. "Belum sih, Oma, cuma tadi aku sekilas lihat dia," jawab Amaliya. Amaliya dan Mihran pun saling tatap, begitupun dengan
"Hatiku mencoba bertahan menutupi semua perasaan ini. Namun, semakin aku melupakannya, maka semakin kuat rasa cinta ini. Maafkan aku, Amaliya, aku mencintai suamimu .... ""Eliza!" teriak Mihran yang kaget saat bertabrakan dengan seorang wanita cantik yang ternyata sahabat lamanya sendiri. "Kamu," kata Mihran yang langsung memeluk Eliza penuh hangat. Pelukan seorang sahabat. Eliza hanya terpaku, saat Mihran memeluknya sangat erat. Mihran yang memang hanya menganggap sahabat tidak sungkan memeluk sahabatnya itu, berbeda dengan Eliza yang masih menyimpan cinta. "Sayang, kamu udah ketemu?" tegur Amaliya saat melihat kedua sahabatnya itu saling berpelukan. "Iya, Sayang, nggak nyangka lo aku," ujar Mihran tertawa. "Ohya, tunanganku masih ada meeting jadi nggak bisa datang. Dia titip salam buat kalian," ujar Eliza meminta maaf pada dua sahabat baiknya itu. "Ya nggak apa-apa donk, kita kan jadi bisa kumpul bareng kayak dulu lagi," ujar Amaliya tersenyumAmaliya akhirnya menggandeng ta
Hari pernikahan Dygta dan ElizaPagi ini Eliza akan dipersunting oleh Dygta, lelaki pilihan papanya yang sudah menginginkan Eliza menikah. Dygta adalah seorang pengusaha muda yang sukses. Sayang, kisah percintaannya selalu berakhir dengan perceraian. Tiga kali menikah dan semuanya berakhir karena KDRT. Dygta memiliki emosional yang di luar lelaki kebanyakan, terlebih saat ia sedang merasa cemburu pada pasangannya. Dan salah satu teman baik Mihran, adalah salah satu korbannya. "Mbak, sudah selesai ya," ujar si MUA yang mendandani Eliza yang terlihat cantik di hari bahagianya. Saat hendak bersiap turun ke ruangan di mana Dygta dan penghulu sudah menunggunya, Amaliya datang menghampirinya. "El, kamu harus memikirkan lagi tentang pernikahan ini. Teman Mihran itu nggak mungkin bohong. Dia itu mantan istrinya dan tahu betul siapa Dygta," kata Amaliya yang sudah dilanda kecemasan karena Eliza, sahabatnya akan menikahi pria yang salah."Mungkin kamu salah orang, Ly," jawab Eliza mencoba t
"Pada akhirnya, setiap manusia menjalani takdir yang Allah gariskan, walau tidak sesuai rencana manusia."Eliza akhirnya memutuskan meninggalkan acara pernikahannya dengan Dygta. Kata-kata Mihran telah meluluhlantakkan hatinya, kembali .... Eliza pun pergi membawa mobilnya dengan sangat laju tanpa tahu ke mana arah tujuan. Derai tangisnya di dalam mobil, meluahkan semua perasaannya. Eliza menangis bukan karena kegagalan pernikahannya, tetapi karena saat ia ingin melangkah pergi sejauh mungkin dari kehidupan Mihran, Allah justru punya rencana lain.Di dalam gedung pernikahan"Kok Eliza nggak balik-balik. Ada yang aneh," batin Dygta. Dygta pun menyusul Eliza ke toilet. Ia pun bertemu Amaliya dan Mihran yang masih berada di depan toilet. "Eliza, Sayang, kamu di mana? Semua udah nunggu kamu loh," panggil Dygta dengan suara lembut.Dygta pun masuk ke dalam toilet dan dia kaget karena tidak menemui Eliza di dalam. Ia pun menghampiri Mihran dan Amaliya dengan wajah penuh kemarahan dan emo
"Jangan pernah memasukkan wanita lain ke dalam rumahmu Jika ipar saja maut, apalagi sebatas sahabat?""Hai, sorry ya, udah waiting aku?" sapa Oma Siska saat bertemu dengan geng sosialitanya. "Nggak apa-apa," ujar Oma Rina, sambil mereka kiss-kiss manja ala oma-oma."Demi hangout bareng kalian nih, aku sampai bawa cicitku. Nggak masalah kan?" tanya Oma Siska pada geng sosialita oma cantiknya. "Oh, nggak apa-apa.""Eh, kalian tahu nggak, dirumah anakku lagi rame joget-joget, apa gitu aplikasinya," kata Oma Rindu bercerita. "Alia tahu. Itu tiktok!" ujar Alia ikutan nimbrung. "Ooo ... tiktok," jawab mereka bersamaan. "Yuk, Alia ajarin!""Yuk, boleh nih!"Alia mengambil gawainya dan mulai membuka aplikasi itu dan mengajak oma-oma cantik itu berjoget layaknya ABG. Oma Siska pun ngambeg dan mengajak Alia pulang.****"Kamu ganti baju pakai bajuku dulu ya," ujar Amaliya pada Eliza saat mereka sampai di rumah megah Amaliya dan Mihran. Eliza pun mengangguk."Sayang, aku antar Eliza ke k
"Berhati-hatilah pada setiap wanita di luar, sekalipun itu sahabatmu sendiri."Amaliya sudah tertidur. Eliza terbangun karena ia haus. Eliza pun memutuskan keluar kamar sendiri tanpa membangunkan Amaliya yang terlihat lelah dan sudah pulas tertidur. Saat mengambil minuman, Eliza melewati ruang kerja Mihran. Terlihat, Mihran masih bekerja, walau sudah pukul 23.00."Bertahun-tahun aku bersembunyi darimu. Selama ini aku hanya melihat wajahmu yang tersimpan dalam kenanganku. Sekarang, kamu ada didekatku. Dan aku masih merasakan getaran yang sama saat memandangmu.""Aku harus pergi, sebelum Mihran melihatku," batin Eliza. "Hei, El, ngapain kamu disitu? Ayo sini, masuklah, kita ngobrol di sini," tegur Mihran. "Kamu kenapa belum tidur? Masih kepikiran soal tadi?" tanya Mihran sambil menyuruh Eliza duduk di dalam ruang kerjanya. Eliza hanya mengangguk. "Kamu sendiri kenapa belum tidur?" tanya balik Eliza pada Mihran. Mihran pun tertawa. "Kamu tahu nggak, selama 8 tahun menikah, baru ka