Share

12 - Kartu As

“Kau tidak selincah dulu lagi dengan perut gendutmu, Jim.”

 Jimmy meraba perut gendutnya. “Kalian yang membuatku seperti ini.”

Temannya yang lebih muda dan berbadan atletis hanya mencibir. “Kau memang seharusnya sudah istirahat, atau besi di kakimu akan mencuat lagi seperti dulu. Salah sendiri, kenapa istirahat kau artikan dengan minum dan duduk manis di kandangmu itu.”

 Jimmy mendengus. “Besi di kakiku sudah lama berkarat, jadi sebaiknya dibilas dengan alkohol.”

 Jimmy menarik celananya hingga setinggi lutut. Terlihat bekas luka jahitan memanjang, pintu masuk besi panjang penunjang langkahnya. Sejak besi bersemayam di dalam kakinya, dia tidak lagi berada di jalanan, dan itu membuatnya depresi.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status