Pukulan dari tangan Rio seketika membuat Adam jatuh tersungkur.Rio tampak tertawa puas dengan keberhasilannya kali ini dalam melampiaskan kebenciannya."Hahaha! Akhirnya aku bisa menghajarmu. Sekarang saatnya ku membalas semua perbuatan yang telah kau lakukan!"Seketika ia mengambil sebuah belati dari pendoknya lalu menghampiri Adam yang tengah terkapar.Belati itu langsung dihunuskan ke arah bola mata. Karena hanya itu kemungkinan terbesar kelemahannya.Tiba-tiba,Tappp!Adam terbangun dan langsung menangkap tangan Jendral Rio dengan begitu cepat.Jendral Rio terbelalak matanya memandang kecepatan tangan Adam.Namun tangannya masih berusaha menekan ujung besi tajam itu ke bola mata Adam.Kekuatan Rio kali ini benar-benar membuat Adam sedikit kewalahan. Ia harus mengerahkan kekuatannya untuk melawan Sang Jendral pemberontak yang tengah dikendalikan oleh sebuah kekuatan yang mengalir dalam tubuhnya."Kau harus mati!" Teriak Rio seraya terus berusaha menancapkan ujung belati ke bola ma
Ruly memandangi bajunya yang sobek terkena ujung pedang. Lalu kembali memandang wajah Adam dengan menyeringai."Coba kau lihat ini. Kau pikir kau saja yang tak mempan terhadap besi tajam?"Kemudian Ruly melangkah mendekati Adam.Sebuah tinju mengayun ke arah kepala.Wuus!Adam seketika mengelak dengan kecepatan tinggi.Lalu mengangkat tubuh pemuda itu hingga berada di atas kepala.Tanpa berbasa-basi, ia melempar tubuh itu ke dinding hingga tubuhnya membentur dengan begitu keras.Bakk!Jendral Rio datang membela. Ia melayangkan tendangan ke arah Adam. Namun dengan sangat cepat Adam seketika mengelak dan menghantam kepala Rio hingga terdorong jatuh ke depan.Kemarahan Adam tak dapat terbendung lagi. Ia tak memberi jeda kepada Rio.Adam menghampiri Rio yang tengah terkapar. Dan langsung mencengkram lehernya dengan erat."Ini akibat ulahmu sendiri manusia jahanam! Kau sudah membunuh setiap orang yang menentang ideologi mu!"Rasa amarah yang begitu membara seiring dengan kekuatan cengkram
Wolf melangkah ke hadapan Ruly yang terkapar.Saat ia menjenggut rambutnya tiba-tiba Ruly mengeluarkan sebilah belati dan menyabetkan ke arah kepala. hampir saja ujung pisau itu mengenai kepala Wolf. Ruly melangkah maju serta menggenggam belati untuk menyerangnya.Tatapan tajam seakan mengisyaratkan sebuah hasrat membunuh yang semakin kuat.“Kau pikir kau bisa merampasnya dengan mudah?”“Akan ku potong kepalamu sebelum semuanya terjadi!”Ruly berlari menyerang Wolf dan seketika menyabetkan belati ke lehernya.Wolf dapat menghindar. Lalu menangkap tangannya dan mengarahkan pisau dalam genggaman Ruly ke lehernya sendiri.Takk!Ujung pisau itu tak menancap di kerongkongan Ruly. Membuat Wolf pun tercengang memandangnya.“Ini tidak mungkin!” seru Wolf, terbelalak matanya.Ujung pisau itu diputar dan berbalik menghunuskan ke arah dada Wolf. Syutt!Ujung pisau menancap dan membuat Wolf pun bersimbah darah.Wolf melangkah mundur seraya memegangi pisaunya.“Pasukan! Tunggu apa lagi! Tembak d
Sang pengawal menghampiri Adam lalu membisikinya."Maaf Pak Adam, ada seseorang ingin bertemu dengan Bapak di luar," ucap seorang pengawal.Adam menoleh ke arahnya lalu berkata, "Siapa yang ingin bertemu denganku?""Dia yang saat lalu pernah datang ke rumah bersama teman-temannya Pak," ucap Pengawal.Adam pun mengerutkan keningnya dan berfikir."Apa mungkin dia Wolf?" Tanya Adam. Sang pengawal tampak menganggukkan kepala."Ya, sepertinya dia pak," ucap pengawalnya.Adam seketika berdiri dari bangkunya."Untuk apa lagi dia datang ke rumah ini?!""Usir dia!" Seru Adam dengan penuh amarah."Baik pak!" Jawab pengawalnya.Lantas Adam duduk kembali di bangkunya. Sedangkan penjaga rumah itu melangkah ke arah depan rumah.Tak berselang lama, pengawal itu berjalan kembali menghampiri Adam. Beruntung Adam tak merasa terganggu karena makanan sudah selesai ia lahap."Maaf pak, orang itu tetap berdiri di luar. Dia ingin bertemu dengan Bapak. Mungkin ada sesuatu yang ingin disampaikan," ucap peng
"Mari, masuklah ke rumahku." ucap Adam, seraya tersenyum."Tapi saya merasa tidak pantas untuk masuk ke dalam rumah orang penting seperti anda," ucap Wolf."Sudahlah, tak usah terlalu merendahkan diri. Aku pun menjadi seperti sekarang ini bukan tanpa perjuangan. Aku pernah tinggal di desa serta dijadikan bahan olok-olok orang-orang.""Ayo, masuklah!" ucap Adam, seraya merangkul Wolf.Kebaikan hati Adam telah membuat Wolf begitu terkesan.Yang selama ini hanya diketahui sisi kejam di diri Adam. Kini anggapan itu seperti berbalik 180 derajat.Akhirnya Wolf pun menerima tawaran Adam, Ia melangkah bersama Adam memasuki rumahnya."Aku tak menyangka. Ternyata Bapak Adam tidaklah seperti yang orang pikirkan." Ucap Wolf dalam benaknya.Di depan pintu rumah, seorang pengawal memperhatikan Wolf dengan sangat sinis.Mereka saling berbisik satu sama lain. Namun Adam sesegera mungkin menghampiri mereka."Pengawal, tolong katakan pada pelayan untuk membuatkan makanan yang istimewa untuk tamu kita s
Adam dan para pengawal menuju ke rumah sakit malam itu juga.Sesampainya di rumah sakit AR, Adam langsung menuju ke kamar jenazah. Dan para petugas pun menghampirinya."Selamat datang Pak Adam. Jenazah Tuan Wolf sudah siap di makamkan," ucap seorang petugas."Tolong antar jenazahnya ke daerah asalnya. Beritahukan juga berita tentang kematiannya kepada Jody," ucap Adam memerintahkan petugas rumah sakit."Siap Pak, kami akan memberitahukan ke keluarganya. Dan juga Ayahnya," ucap Petugas."Tolong lakukan sekarang," ucap Adam."Baik Pak," jawab seorang petugas, yang merupakan supir ambulance.Lalu para petugas membawa peti jenazah Wolf yang berada di dalam kamar mayat menuju ke mobil ambulance.Dan mobil ambulance beserta mobil pasukan pun berjalan beriringan menuju ke kampung halaman Wolf yang berada di pinggiran kota.Sedangkan para pasukan Adam menuju ke Lapas di mana Jody tengah ditahan.Sesampainya di ruangan lapas, seorang anak buah Adam berdiri di depan jeruji dimana Jody tengah me
Kala pagi menjelang, Adam membuka mata dan mendapati Lusiana telah tiada di sampingnya."Lusiana?""Pasti dia sudah berangkat pagi ini," ucap Adam dalam benaknya.Setelah itu Adam pun bangkit dari kasur dan menuju ke kamar mandi.Ia membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat pagi ini menuju ke kantor kemiliteran.Setelah semuanya telah siap, Adam keluar dari rumahnya. Dan para pengawal telah menunggu di depan pintu, bersiap mengantarnya."Selamat Pagi Pak Adam, sudah siap untuk berangkat?" tanya seorang pengawalnya."Ya, mari kita berangkat sekarang," ucap Adam.Lantas Adam memasuki mobil Knight XV yang telah ditunggu oleh seorang supir.Mobil pun melaju menuju kantor kemiliteran kota Houston.Sesampainya di depan markas militer, para prajurit penjaga memberikan sambutan kepada sang Jendral besar."Kepada, Panglima besar. Hormat gerak!"Adam seketika mengangkat satu tangan di atas kening. Untuk membalas penghormatan."Tegak gerak!"Lalu Adam kembali menurunkan satu tangan untuk kem
Tiba-tiba Ruly melayangkan serangan dengan sebuah tendangan.Wuss...Serangan itu meleset dari sasaran lalu seketika pukulan telak dilayangkan Adam hingga mengenai perutnya.Ruly jatuh terjungkal. Lalu Adam langsung menginjak tepat di wajahnya."Jangan menyerang jika tidak ingin diserang!"Lalu ia pergi begitu saja dan kembali masuk ke dalam mobilnya.Ruly tampak masih terkapar, ia dan anak buahnya memandangi mobil Adam. Dan terus memperhatikan kemana arah mobil itu berjalan."Cepat kejar dia!" Seru Ruly, memerintahkan anak buahnya."Siap Pak!"Lalu mereka pun memasuki mobil kembali untuk mengejar Adam Rudiant. Adam merasa ada yang mengikutinya dari belakang.Lantas ia memerintahkan anak buahnya untuk melancarkan serangan."Tembak iringan mobil di belakang kita. Jangan sampai dia terus mengikuti kita!"Para pengawal mengeluarkan senjata M16 dari jendela dan mengarahkannya ke mobil di belakangnya.Adu tembak pun tak dapat terelakkan. Gencarnya serangan yang dilakukan pasukan Adam tent