Leo turun kembali ke lobi, lalu mengajak orang-orangnya untuk pergi. Sebagian besar lawan mereka sudah tumbang, namun mereka juga mengalami kerugian yang cukup besar.Leo memanggil Daniel, kemudian memberikan perintah pada Daniel. "Bawa orang-orang kita yang terluka ke rumah sakit. Urusan kita sudah selesai di sini."Daniel mengangguk. "Baik, Pak."Leo keluar dari lobi Angkasa Konstruksi, lalu menunggu Daniel. Masih ada tugas yang harus ia berikan pada Daniel.Usai mengkoordinir orang-orang mereka, Daniel kembali menghampiri Leo."Saya sudah minta orang-orang kita untuk ke rumah sakit. Apa ada lagi, Pak?""Kamu kenal Rini?"Daniel mengerutkan keningnya. "Rini, sekretaris pribadi Pak Aries? Apa Pak Leo tertarik dengan Rini?"Leo menggeleng. "Dia punya hutang yang harus dia bayar ke aku," jawab Leo. "Cari semua informasi tentang dia dengan rinci, dan kasih ke aku, besok. Aku harus pergi sekarang."Daniel menundukkan kepalanya. "Baik, Pak. Hati-hati di jalan."Leo masuk ke dalam mobil, k
"Ari? Kamu bisa hubungin Leo?" tanya Melani, ketika Aries baru saja memasuki rumah.Aries menggelengkan kepalanya. "Emang kenapa, ma? Leo belum pulang?"Melani menggelengkan kepalanya. "Belum. Dari kemarin juga Leo belum kelihatan. Mama coba tanya ke orang-orang kantornya, tapi dia juga nggak masuk kantor. Nggak ada yang tau Leo ke mana," tutur Melani, panik. "Dia nggak telepon kamu? Atau bilang ke kamu, dia mau ke mana, gitu?"Aries pura-pura berpikir dan khawatir, padahal ia sama sekali tidak peduli dengan Leo. Setelah perkelahian mereka kemarin, Aries juga belum mendengar kabar dari Leo. Mungkin Leo sedang menenangkan diri di suatu tempat, karena dikalahkan oleh Aries. Ketika memikirkan hal tersebut, Aries merasa sangat senang di dalam hatinya."Ma? Aku mau ngomong sesuatu sama mama." Aries tiba-tiba mengubah topik pembicaraan mereka, untuk mengalihkan pikiran Melani.Namun, Melani malah memarahi Aries. "Nanti aja ngomongnya! Adik kamu belum ada kabarnya! Coba kamu cariin sana!"A
Malam telah larut, namun Leo masih duduk di ruang tamu, menunggu Aries yang belum kunjung pulang.Saat waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari, penantian Leo akhirnya membuahkan hasil. Aries pulang sambil bersiul, nampak sedang kegirangan.Langsung saja, Leo berdiri dan menghampiri Aries yang baru saja melewati ambang pintu. "Kamu benar-benar brengsek, Ari! Apa yang kamu rencanain?!"Aries yang tadi sedang bahagia, tiba-tiba mengurutkan keningnya. "Leo? Kamu nunggu aku pulang?"Leo tidak peduli dengan pertanyaan Aries. "Jawab aja pertanyaan aku!!" Leo menarik kerah baju Aries, lalu kembali bertanya hal yang sama. "Apa rencana kamu?!! Kenapa kamu nggak lepasin Ariana?!! Kamu sudah dapat apa yang kamu mau, kan?!!"Bukannya marah, Aries malah tersenyum lebar. "Kenapa kamu selalu ikut campur masalah aku sama Ariana? Kamu suka sama calon istri aku?" Aries sengaja memancing amarah Leo, dengan menyebut Ariana sebagai calon istrinya."Kamu benar-benar nggak punya hati!! Mau sampai sejauh mana
Di lobi hotel, Aries menunggu Ariana yang sedang bersiap-siap di kamarnya.Baru Berapa menit Aries menunggu, Rini tiba-tiba datang dan memberikan kabar yang mengejutkan. "Pak?! Aku dapat kabar dari rumah sakit, kalau ingatan Yuli sudah kembali, Pak!"Mata Aries terbelalak. "Apa?! Kenapa ingatan Yuli bisa kembali?! Bukannya kata dokter, dia bakal hilang ingatan selamanya?!!" tanya Aries."Saya juga nggak tahu, Pak," jawab Rini. "Sialan! Kenapa harus sekarang?!" keluh Aries. Ia mengambil ponselnya, lalu menghubungi pihak rumah sakit.Saat Aries sedang mencoba untuk menghubungi pihak rumah sakit, seorang staff hotel tiba-tiba menghampiri ia dan Rini."Permisi, Pak," ucap staff hotel, menggunakan bahasa Inggris. "Bisa Bapak ikut dengan saya? Mobil milik Bapak ditabrak oleh seorang kurir. Saya perlu Bapak untuk segera menyelesaikan masalah ini."Aries tercengang. Belum juga ia menangani masalah Yuli, masalah yang lainnya sudah datang menghampirinya. Aries memutuskan sambungan telepon, ke
Di dalam kamarnya, Aries terus mencoba untuk menghubungi Ariana beserta dengan Rini, yang ia perintahkan untuk melacak jejak dari Leo.Sesekali Aries melirik jam di pergelangan tangannya, karena jadwal lamaran yang ia rencanakan untuk Ariana, hanya tersisa beberapa menit lagi."Kamu benar-benar kelewatan kali ini, Leo!! Kamu pikir ini lucu?! Kamu coba buat malu aku di depan orang-orang?!"Aries tidak bisa membayangkan, bagaimana reaksi orang tuanya dan juga orang tua Ariana, jika acara lamaran yang sudah ia siapkan hari ini, batal tanpa alasan yang jelas.Tentu saja, Aries bisa menyalahkan Ariana, namun ia tidak mungkin melakukan itu di depan orang tua mereka.Ketika Aries sedang mengeluh, telepon dari Rini membuat Aries langsung berdiri. "Gimana?! Kamu sudah tau di mana Leo sama Ariana?!""Belum, Pak.""Terus kenapa kamu telepon aku, kalau kamu belum tau di mana mereka?!!" seru Aries, murka."Maaf, Pak."Aries menarik napasnya dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. "Jadi ke
Demi ketenangan hati Ariana, Leo membawa Ariana ke tempat yang cukup tenang. Di teluk Tokyo, Leo dan Ariana menikmati pemandangan gedung-gedung pencakar langit, sembari menyantap makan malam di atas perahu tradisional Jepang, yang sering disebut Yokatabune."Maafin aku," ucap Leo.Ariana sudah cukup tenang. "Nggak perlu minta maaf. Ini bukan salah kamu," balas Ariana.Dalam perjalanan menuju teluk Tokyo, Ariana banyak berpikir tentang apa yang dikatakan Leo padanya. Motif dan perbuatan Aries sudah Ariana ketahui. Kini, Ariana harus memikirkan, bagaimana cara mengakhiri hubungannya dengan Aries. Setelah terdiam cukup lama, Ariana mengungkapkan apa yang sedang ia pikirkan kepada Leo. "Aku sudah pikir baik-baik. Aku mau minta putus dengan Aries."Leo terdiam. Ini adalah jawaban yang ia inginkan dari Ariana. Namun, Leo juga memikirkan dampak yang akan Ariana berikan pada Aries.Sebagai seseorang yang telah mengenal Aries cukup lama, Leo tahu kalau Aries tidak akan membiarkan masalah ini
Setelah ciuman mereka berakhir, Ariana dan Leo menjauhkan diri mereka, lalu menghadap ke depan, tak berani menatap satu sama lain.'Dasar cewek gila!' rutuk Ariana dalam hati. "Kenapa kamu lakuin itu?!'Berbeda dengan Ariana, Leo malah kebingungan di tempatnya.'Kenapa dia cium aku?' tanya Leo dalam hati. 'Jangan-jangan Ariana juga punya perasaan ke aku?'Leo ingin tersenyum, tapi ia pura-pura bersikap tenang di sisi Ariana. Leo tidak mau kelihatan salah tingkah.Setelah Leo dan Ariana diam cukup lama, Leo memecah keheningan dengan bertanya pada Ariana."Setelah ini kamu mau ke mana?"Ariana berpikir sejenak. Ia ingin pulang ke hotel, tapi ia tidak tahu apa yang harus ia katakan kepada Aries.Ariana menggelengkan kepalanya perlahan. "Aku nggak tau. Apa aku balik ke hotel aja, atau aku cari hotel lain buat tidur malam ini?"Sesuai dengan apa yang Leo pikirkan tadi, ia masih belum ingin Ariana mengakhiri hubungan Ariana dengan Aries. Ini semua Leo lakukan bukan hanya demi Ariana, tetapi
Malam harinya, Aries mengumpulkan keluarganya dan keluarga Ariana di sebuah restoran yang cukup terkenal di daerah Tokyo.Termasuk Leo, ia juga diundang oleh Aries untuk pergi ke sana. Sebelum Aries memberikan undangan tersebut, Leo telah mengetahui alasan dibalik Aries mengumpulkan keluarga mereka.Sama seperti Ariana yang terkejut, Leo juga terkejut saat ia mengetahui kalau Aries telah melamar Ariana. Tentu saja, semua itu terjadi karena keputusannya sendiri. Ariana akhirnya memutuskan untuk menerima lamaran dari Aries, karena Leo yang menyuruh Ariana untuk bertahan sebentar lagi.Hati Leo terasa sakit. Harus ia akui, ia cemburu dan ingin menghentikan pertunangan tersebut. Tapi Leo berpikir kalau Ariana lebih aman jika Ariana berada di sisi Aries, dan bukan dirinya."Sabar Leo... Tenangin diri kamu. Pikir baik-baik jalan keluarnya, dan jangan gegabah. Mereka hanya tunangan, nggak lebih," ucap Leo, menenangkan dirinya sendiri. Sambil menatap pantulan dirinya di cermin, Leo memikirk