Share

Bab 20

Mayang akhirnya hanya dapat menangis sesenggukan di tempat tidurnya.

Bu Retno dan pak Suryo juga tampak sangat susah wajahnya.

"Bagaimana kalau orang-orang tahu, dengan kehamilan itu Mayang!!" seru bu Retno, ikut menangis.

Mbah Tukimi, segera membereskan barang bawaannya.

"Saya mau pulang dulu Ndoro" ujarnya berpamitan.

"Eeh, Mbah !! tunggu, awas ya, jangan sampai ada orang lain yang tahu dengan kejadian ini" ucap bu Retno, kemudian mengangsurkan beberapa lembar uang ke tangan wanita renta itu.

"Masiyo aku ora ngomong, tapi sing jenenge batang, mesti bakal konangan" jawabnya, tetap menerima uang itu.

(Meskipun aku tidak bilang2, tapi yang namanya bangkai, pasti tetap akan ketahuan)

Kedua angan bu Retno tampak mengepal. Sungguh ia tidak akan sanggup, jika hal ini akan di ketahui oleh warga.

"Sopo sing wes metengi kowe Nduk! Omongo nyang Bapak!!" seru pak Suryo.

"Ayo parani ae Pak!! (ayo kita datangi saja)" ajak bu Retno.

Pak Suryo mengangguk setuju. Segera ia hubungi mobil yang bia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status