Share

BAB 5 Eliksir Surgawi

Di Halaman rumah Sun Hao….

“Tak...Tak…Tak” Suara pisau di atas talenan.

Sun Hao memotong-motong daging Raja Iblis Gagak Perak, dia mengambil daging bagian paha Raja Iblis Gagak Perak, paha itu dipotong selebar satu jari dan panjangnya 1 cm.

Sun Hao mengambil daging yang sudah dipotong-potong, dan memisahkannya di mangkok. Sekarang bagian yang paling penting, meracik bumbu untuk membuat rasa yang menggugah selera dan lezat tentunya.

"Fiuh… Bumbu sudah jadi” kata Sun Hao sambil mengusap dahinya.

“wajannya sudah panas. Kita oleskan dulu minyak di wajannya. Taburi bumbu, campur dan aduk sampai merata… oke mantap, ini sudah cukup."

SREEENG!

Sun Hao memasukkan satu persatu, dagingnya ke dalam wajan. Aroma yang keluar dari daging itu saja membuat, semua makhluk hidup, yang ada di kediaman Sun Hao naik tingkat, bahkan semut yang cuma numpang lewat saja, bisa naik tingkat, hanya dengan menghirup aromanya.

Di sisi lain….

Beberapa saat sebelumnya, Luo Li dan ayahnya Murong Yunhai, memutuskan untuk mengunjungi rumah sang Ahli.

Sekarang mereka berdua sudah tiba di depan pintu gerbang kediaman Sun Hao, sebelum mengetuk pintu. Mereka berdiskusi sejenak, mengenai hal penting tentang senior Sun Hao ini.

"Ayah ingat, senior selalu bersikap rendah hati dan dia sedang dalam mengultivasikan pikirannya! Dia suka berpura-pura menjadi manusia biasa,” Luo Li memperingati ayahnya, supaya dia tidak salah bertindak dan membuat senior Sun merasa tidak nyaman.

“Hmmm… Aroma yang lezat ini! Berasal dari dalam.”

“WUSSS!" Tiba-tiba saja cahaya ke emasan keluar dari tubuh Murong dan Luo Li.

“Ahh… I-ini, ranahku meningkat! Kultivasiku sudah macet selama bertahun-tahun, hanya dengan menghirup aroma yang keluar dari dalam kediaman senior, aku naik tingkat dari Golden Core puncak ke Nascent Soul Realm!" kata Murong sambil melihat kedua tangannya.

"Eliksir seperti apa yang sedang dibuat oleh Ahli ini?” Tanya Murong.

“Ranahku juga meningkat ayah! Ke Golden Core Realm!" Teriak Luo Li.

Sebenarnya Luo Li tidak mau mengganggu sang Ahli, tapi itu sudah terlambat. Ayahnya Murong, sudah mengetuk pintu gerbang depan rumahnya.

"Tok… Tok… Tok"

"Miaauuu~ ( selangkah lagi aku akan menjadi dewa)."

"Ya, kamu benar Bao kecil. sepertinya ada orang diluar." Apa yang Sun Hao pikirkan dengan apa yang dibilang oleh Baobao sangat berbeda.

Sun Hao bergegas menuju pintu depan, dan membukanya, Sun Hao menjulurkan kepalanya ke luar pintu.

Sun Hao Melihat gadis yang dia selamatkan tadi, dan disebelahnya ada seorang laki-laki, dengan rambut putih panjang, pakaian kuno tapi rapih, dan kumis tipis.

Murong yang melihat Sun Hao mengeluarkan aura yang begitu kuat keluar dari tubuhnya. Membuat, Murong bergidik ketakutan melihat sosoknya.

"Maafkan atas ketidak sopananku senior! Yang telah mengganggu anda senior, junior ini tidak peka dan tidak bisa melihat situasi." Murong langsung bersujud dihadapannya.

"H-hey! Apa yang kamu lakukan. Jangan begitu, bangun-bangun!" Seru Sun Hao dengan wajah panik.

Sun Hao memegang bahunya dan membantunya untuk berdiri, Murong sangat takjub saat melihat Sun Hao, tanpa ia sadari, dia langsung bersujud seketika melihatnya.

"Senior maukah kamu-...."

"TAK!" Luo Li langsung menginjak kaki ayahnya sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya.

“Ayah ingat! Apa yang aku bilang tadi.” Luo Li berbicara dengan telepati suara ke ayahnya.

Mendengar itu Murong hampir saja, melewati batas. Untung Luo Li bisa dengan cepat mencegah keadaan berubah menjadi kacau.

Ini semua karena saking bersemangatnya Murong melihat Ahli itu, dia hampir saja membuat masalah.

"Ehem… N-namaku Murong Yunhai, Tetua dari sekte Qingshan sekaligus ayah dari Luo Li." kata Murong sambil mengepalkan kedua tangannya.

"AHH… Jadi anda adalah ayah dari saudari Luo."

"Ya! benar senior, maafkan kami berdua, atas kedatangan kami yang secara tiba-tiba ini dan mengganggu senior. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih secara langsung, pada anda senior, karena telah menyelamatkan nyawa putriku!" ucap Murong dengan sungguh-sungguh.

“Ehh… Itu bukan apa-apa, hahaha.” Sun Hao menjawabnya dengan malu-malu.

“Oh iyaa, ini senior walaupun tidak seberapa, aku ingin memberikan anggur terbaik di kota Canglan, sebagai rasa terima kasihku, kuharap senior bisa menerimanya!" ucap Murong sambil mengulurkan kedua botol anggur di tangannya.

Sun Hao yang melihat anggur yang dibawa Murong, matanya langsung berbinar.

"Aduh, terima kasih. Tidak usah repot-repot, haha…." Sun Hao dengan sangat cepat mengambil anggur di tangan Murong.

"Ehem… aa, kalian justru datang diwaktu yang tepat, aku sedang membuat makanan, ayoo! Silahkan masuk!" Suruh Sun Hao.

"Ini… senior," Murong sepertinya ragu untuk masuk, dia merasa tidak enak pada Sun Hao.

"Jangan sungkan, ayoo masuk!" kata Sun Hao sambil tersenyum.

Dengan ajakan Sun Hao, Murong Yunhai dan Luo Li tak bisa untuk menolaknya, ketika baru saja menginjakan kakinya ke dalam.

"Tempat macam apa ini, semuanya dikelilingi oleh Aura Spiritual yang begitu berlimpah!" Murong tercengang saat melihatnya.

"Udara disini sangat bersih, dan aura spiritualnya sangat padat." kata Murong sambil menyentuh Aura yang mengambang di udara.

Murong tidak bisa menahan dirinya, untuk tidak terkejut dan takjub dengan apa yang dilihatnya.

Mereka berjalan mengikuti Sun Hao dibelakangnya, sampai Sun Hao membawa mereka, di bawah pohon persik, di sana sudah ada meja bundar dan tiga kursi.

‘Apa senior sudah memprediksi kedatangan kita?’ Tanya Murong dalam hatinya

"Silahkan duduk dulu disini! Aku akan menyiapkan makanannya." ucap Sun Hao dengan tersenyum.

Mereka berdua duduk di kursi sambil melihat di sekelilingnya, pohon persik ini. Mengeluarkan aroma yang begitu harum.

“Pohon persik ini, tidak biasa!” Luo Li memperhatikan pohon itu dengan seksama.

“Ya! kediaman senior ini seperti surga. Dipenuhi dengan Aura Spiritual yang begitu berlimpah! Semua yang ada disini, itu tidak biasa!” kata Murong sambil memegangi janggutnya.

"Bahkan kursi yang kita duduki dan mejanya, adalah Harta Surgawi!" kata Murong sambil mengobservasinya.

Mereka berdua tidak bisa berhenti untuk tidak takjub, dengan semua hal yang ada dirumah Sun Hao.

Beberapa saat kemudian….

Suara langkah kaki yang mendekati mereka berdua terdengar.

"Makanan sudah jadi!" Itu adalah Sun Hao yang membawa makanan.

Sun Hao menyajikan dan menaruhnya dengan rapih di meja, "Ini adalah Steak Medium Rare, digoreng dengan kematangan yang sempurna. Dengan bumbu spesial, sehingga rasanya bisa meleleh di mulut!”

"Aku juga membawakan nasi, makan tanpa nasi itu tidak bisa disebut makan. Ayo! Silahkan di makan saudara Murong dan saudari Luo.” Sun Hao mempersilahkan mereka untuk segera memakannya, selagi masih hangat.

Sun Hao duduk bersama mereka, dia mengambil garpu dan pisau kecil, kemudian dia mulai memotong steak, yang sudah dia ambil dari nampan, menusuknya dengan garpu.

"Aaaa… emmm… nyam… nyam" Sun Hao tersenyum puas di wajahnya, dia sangat menikmati makanannya.

‘Seperti yang diharapkan, dari kemampuan masakku, ini Enak sekali, dagingnya yang juicy, dengan bumbu spesial yang aku buat, ini sempurna!’ Sun Hao berbicara di dalam hatinya, dia puas dengan masakannya, dan itu semua yang ia pelajari dari sistem.

"Ehh… Kenapa kalian cuma melihati makanannya, ayo makan! Keburu dingin, nanti tidak enak." Sun Hao yang melihat Murong Yunhai dan Luo Li, yang hanya melihati makanannya saja, dia langsung menegurnya.

Namun, yang tidak diketahui Sun Hao adalah apa yang dia lihat dengan mereka berdua itu sangat-sangat berbeda, menurut Sun Hao makanan buatannya adalah makanan biasa, yang sering dibuat di kehidupan sebelumnya.

Tapi, bagi Murong Yunhai dan Luo Li, itu adalah Eliksir Surgawi, makanan itu mengandung energi spiritual tingkat tinggi.

"I-Iya, senior." ucap mereka berdua.

Dengan tangan yang gemetar, Murong mengambil satu potong kecil daging dan memakannya. Lalu tiba-tiba saja....

"WUUUUS!" Murong langsung naik tingkat ke Alam Nascent Soul tahap menengah, sama dengan Luo Li. Dia juga langsung naik tingkat ke Alalm Golden Core menengah.

Bakat Bawaan Luo Li meningkat, menjadi Bakat Bawaan Surgawi.

Murong juga sama, bakat bawaannya meningkat, meridian yang tersumbat telah diperbaiki, aliran Qinya mengalir deras seperti sungai.

Mereka makan dengan sangat lahap, termasuk Sun Hao juga, setelah beberapa saat mereka menyelesaikan makan bersama.

Murong dan putrinya Luo Li, ingin pamit pergi. Mereka tidak ingin membuat senior merasa tidak nyaman dengan mereka yang berlama-lama di sana.

"Senior terima kasih atas makanannya dan maafkan atas ketidak sopananku, kami berdua masih ada urusan yang belum selesai di luar!" Murong dan Luo Li mereka berdiri dan mengepalkan kedua tangannya.

"Ehh… kalian sudah mau pergi, tadinya aku ingin menawarkan teh pada kalian, sayang sekali." kata Sun Hao dengan sedikit sedih.

‘Tidak boleh Murong, kamu tidak boleh serakah. Senior sedang mengujimu.’ Ucap Murong dalam hatinya.

“Maafkan aku senior, mungkin lain kali!” ucap Murong dengan tegas

"Yah. Jika kalian berkenan, kalian bisa berkunjung lagi kesini." kata Sun Hao sambil tersenyum.

"Iya senior! terima kasih. Kalau begitu, kami berdua pergi dulu." Murong Yunhai dan Luo Li membungkuk pada Sun Hao.

Sun Hao mengantarkan mereka sampai ke pintu gerbang depan rumahnya, Sun Hao melihati mereka sampai mereka menghilang dari pandangan Sun Hao.

"Huaaaaa… hmmm" Sun Hao ngulet, satu tangannya keatas dan yang satunya memeganginya.

"Aku akan mencoba mencicipi anggur yang katanya paling top di kota Canglan, malam ini sebelum tidur hehehe..."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status