Raccel memasuki rumah dengan membawa benerapa tangkai bunga mawar, dan meletakkannya di vas bunga diatas lemari ruang keluarga yang luas, sungguh enak dipandang dan segar.
Sedangkan dinar masuk kekamarnya untuk mandi dan kemudian sarapan pagi bersama. Dia perlahan menutup pintu kamar dan memandangi lama keluar jendela. Dia mulai nyaman dengan tempat ini dan mulai terbiasa dengan suasana disini. Dia lama berdiri disana, menatap jauh keluar jendela, melihat semua perbukitan dan padang rumput tinggi yang luas. Dia berniat untuk kembali kesana dimana tempat dia datang waktu itu.
Mungkin dia akan pergi sendiri saja tanpa mengajak raccel, karena dia ingin berlama-lama disana. Mungkin ada petunjuk atau apapun disana.
Dia bergegas mandi dan berjalan ke ruang makan untuk sarapan disana. Sudah ada kakek dan raccel juga didepan meja makan yang besar. Dan disitu hanya mereka bertiga yang duduk didepan meja yang sangat luas itu.
"pagi kakek, pagi raccel" sapa dinar dengam lembut, dia seperti sudah mulai terbiasa dan kecanggungan sudah sedikit berkurang. Dia sudah mulai banyak bicara.
"pagi nak...kamu ceria sekali pagi ini" kakek berkata dengan senang
"pagi juga dinar, ayo duduk kami sudah lama menunggumu, kamu mandinya sama dengan perempuan, lama sekali" jawab raccel dengan gaya centil nya.
Sambil tersenyum dinar duduk dikursinya dan mulai bersama-sama menyantap sarapan pagi ini dengan nikmat.
"kakek, apa aku boleh berjalan-jalan lagi hari ini?" tanya dinar pada kakek yang sibuk mengelap sisa makanan dibibirnya.
"tentu saja nak, silahkan tapi jangan lupa ajak raccel juga bersamamu"
Kakek berkata dengan tenang sambil memandang raccel yang malu-malu. Dinarpun tidak bisa mengelak selain mengajak raccel juga. Dia berfikir mungkin ide bagus juga. Raccel kan lebih tau dengan tempat ini.
Setelah selesai sarapan mereka beranjak dari duduknya dan berpamitan pada kakek.
"dinar kamu ingin kemana?" tanya raccel
"aku ingin berjalan lagi kekota dan ingin melihat-lihat perbukitan disebelah kamarku itu" jawab dinar dengan nada sangat lembut sehingga siapapun pasti akan tergoda mendengarnya.
"ayo..aku temani kamu kesana dulu" aambil raccel menunjuk kearah perbukitan itu.
Mereka pergi berjalan berdua saja, tanpa ada yanh menemani, dan tentu saja melewati jalan yang sama dengan bebatuan berkilau tadi pagi. Mereka berjalan sambil sesekali curi pandang satu sama lain.
"dinat, ngomong-ngomong aku penasaran tentang kamu sebenarnya apa yang terjadi denganmu, dulu kamu sangat angkuh dan tidak mau pergi denganku" tanya raccel dengan serius
"entahlah, aku juga tidak tau" dinar tersenyum memandang raccel dan tidak yakin dengan jawabannya.
Mereka berjalan sudah teramat jauh dari rumah, dan dinar menghentikan langkahnya, tepat ditempat dia berdiri itu, tempat pertama kali dia datang. Dia mencari-cari petunjuk kesana kemari tapi tidak ada menemukan apa-apa sehingga membuat raccel bingung dan bertanya
"apa yang kamu cari?"
"ini tempatku terjatuh waktu itu, mana tau aku meninggalkan salah satu barangku disini, tapi tidak ada" jawab dinas seriua
"sudahlah, tidak ada apa-apa disini, ngomong-ngomong apa yang kamu ceritakan padaku kemarin apa benar? Jadi seperti apa duniamu?" tanya raccel penasaran
"jadi kamu percaya denganku?"
"tentu saja,!" raccel menjawab dengan cepat
"iya benar, makanya aku kesini lagi apakah ada petunjuk disini, tempatku sangat indah sekarang lagi musim semi, tapi sayangnya aku tidak ada teman disana, aku sendirian" jawab dinar murung
Mereka duduk dihamparan rerumputan itu dan bercerita panjang satu sama lain, saling tertawa dan bercanda seakan semua saling jatuh cinta. Mereka menikmati suasana saat itu, dinar menatap raccel dengan hati yang berbunga-bunga, sambil malu-malu dia menggapai ujung rambut raccel yang ditiup angin, entah sejak kapan dia tertarik pada gadis seperti itu, dan sangat ingin memegang jemarinya. Raccel yang menyadari itu hanya teraenyum saja dan membiarkan dinar mengelus rambutnha yang tergerai.
Raccel yang sudah menyimpan rasa sedari lama sangat menikmati moment ini, mereka bercerita banyak hal dan raccel pun sangat mempercayai apa yang dikatan dinar."dinar, apa kita jalan-jalan ke kota saja ya?"tanya raccel "kita kepantai saja gimana?""ide bagus, ayo,!"Mereka beranjak pergi dari tempat itu dan memasuki mobil untuk pergi jalan-jalan lagi."raccel gimana kalau kita kepantai kemarin saja? Aku lebih nyaman disana" kata dinar"baiklah" raccel menjawab dengan singkatMobil yg d kendarai edward melaju dengan pelan agar mereka menikmati sepanjang perjalanan sebelum berhenti d tempat parkir yang cukup jauh dari pantainya. Karena jalan disana lumayan sempit untuk mobil besar mereka.Dinar dan raccel sangat senang sampai dia mengabaikan mata-mata orang yang terkagum melihat mereka berdua.Tak lama berjalan mereka sampai kepantai yang kemarin mereka kunjungi. Raccel duduk ditempat biasanya. Tapi dinar malah pergi ke uju
Dinar masih memikirkan gadis yang ditemui nya tadi, dia tidak tau kemana perginya. Sepertinya dia penasaran dengan gadis itu, dia akan kesana lagi besok tanpa raccel. Dia banyak diam saat itu dan hanya mendengarkan raccel saja sepanjang perjalanan.Tak terasa sudah sore, mereka kembali pulang dan menikmati pemandangan diperjalanan menuju rumah. Melihat lampu dan rumah warna warni dipinggir jalan. Itu seakan membius dinar dan melupakan gadis manis yang dia temui siang tadiRaccel yang melihat dinar banyak diam juga ikutan diam dan berfikir mungkin dinar lelah dan ingin cepat berbaring dikasur. Dan tidak lama mereka sudah sampai dirumah.Tumben sekali tidak ada kakek dirumah, sedangkan makanan sudah tehidanh dimeja makan."kakek dimana ya?" tanya raccelDan saat mereka duduk raccel melihat kertas bertinta emas dibawah gelas jusnya"nak, maaf kakek tidak bisa makan malam bersama, karena kakek ada urusan mendesak kepulau sebelah, mun
Dinar masih terpaku dengan gadis ikan tadi, "hm..ternyata masih banyak kejutan ditempat ini" ungkap dinar sambil tersenyum.Dirumah, raccel yang bangun sudah hampir siang mencari dinar kekamarnya dan dia tidak menemukannya, mencari kemana-mana tapi dia tidak menemukan dinar, dia berlari keluar dan menemukan edward yang sedang membersihkan mobil."edward, apa kamu melihat dinar? dari tadi aku tidak menemukannya dimana-mana" tanya raccel dengan cemas."oh..tenang saja, tuan muda tadi katanya ingin berjalan-jalan dikota""apa? dia sendirian?" tanya raccel bertambah cemas"iya, tidak apa-apa nona aku akan menjemputnya sekarang" jawab edward sambil tersenyum manis"baiklah, tolong bawa dia pulang dengan cepat"Edward memasuki mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat, dia senang jika berbicara lebih lama dengan raccel, dan dia agak sedikit cemburu jika raccel mulai mencemaskan dinar.Dinar yang masih terduduk ditempat tadi ber
Dinar tidur dengan cepat hari itu dan bangun pagi-pagi sekali, dia pergi ketaman belakang dan mengambil beberapa tangkai mawar merah, dia berniat mengunjungi lunar hari ini, dan lebih pagi agar lunar bisa lebih lama berada didaratan. Dia akan membawakan lunar mawar-mawar yang indah itu. Dan menuju halaman depan untuk membangunkan edward dan minta anatar padanya kekota."tuan, kenapa anda bangun pago sekali?" tamya edward penasaran,"aku ingin kekota sebentar, aku ingim bertemu seseorang" jawab dinar sambil tersenyum, edward melihat ketangan kanan dinar terlihat dia sedang memegang beberapa tangkai mawar, dan dia tau kalau mungkin dinar akan bertemu seorang gadis, edward sungguh sangat tenang melihat itu.karena dengan begitu dia tetap bisa mencintai raccel diam-diam tanpa dicinti orang lain juga.Edward mulai menjalankan mobilnya dan sesekali melihat dinar dikaca, sungguh sangat ceria dia hari ini, dia pasti sedang jatuh cinta, fikir edward."tuan, k
Dinar menatap wajah lunar sesaat sebelum lumar masuk kelaut lagi, dia berjanji akan menemui lunar setiap pagi, tentu saja dengan membawakan beberapa tangkai mawar untuknya."sampai bertemu lagi"ucap lunar,"aku akan kembali besok" lanjut dinar. Dan meteka berpisah saat itu juga, dinar berbalik dengan semua rasa penasaran diotak nya. Tentu saja edward sudah menunggu. Semoga saja raccel belum bangun."tuan, hari ini kakek pulang, sebaiknya kita langsung penjemputnya kepelabuhan" ucap edward."oh ya..baiklah, aku juga sangat merindukan kakek" jawab dinar senang.Mereka menuju pelabuhan yang sangat sederhana itu, benar saja tak lama mereka menunggu kakek tampak berjalan dengan seseorang yang belum dikenalnya."selamat datang kembali kakek" ucap dinar"terimakasih cucuku sayang, bagaimana kabarmu?" tanya kakek."aku baik kek, kakek bagaimana?, apa perjalanannya menyemangkan?" ucap dinar."ya sangat menyenang
Kakek memandangi keluar dan tertuju kepada bebatuan tempat dimana dinar bertemu lunar. Dia seakan tau sesuatu, dan melihat wajah sendu kakek seketika."kakek kenapa?, apa tidak enak badan?" tanga dinar pada kakek,"tidak ada apa-apa, kakek hanya lelah saja, kamu jangan cemas kakek akan beristirahat" ungkap kakek sambil menepuk bahu dinar dan pergi meninggalkan kamar. Melihat taut wajah kakek, dia tau kakek sedang memikirkan sesuatu, tapi apakah itu? Apa benar ayahnya yang dikenal lunar dulu? Apakah brama ayahnya yang dimaksud lunar yang sudah mengkhianatinya? Semua pertanyaan ini berkecamuk difikiran dinar, dia memandangi kembali kepantai, matahari mulai terbenam dan lampu-lampu dibawah sana sangat indah terlihat, dan juga lampu kapal nelayan yang juga terlihat. Dinar selalu menatap kearah mereka biasanya duduk, dia berharap bukan ayahnya yang mengkhianati lunar, dan berusaha melupakan nama itu. Dia tidak ingin lunar tau kalau brama itu adalah ayahnya.Dinar ber
"tok tok tok" suara ketukan pintu terdengar dari pintu kamar dinar, yang mengagetkannya dam langsung duduk dengan cepat. Dia melihat jamnya, ternyata sudah pukul 9 pagi."yaah, sudah sangat telat untuk pergi menemui lunar" keluh dinar dalam hati, dnegan cepat bangkit dan membukakan pintu kamarnya."kakek menyuruhku mengantarkan sarapan ini untukmu" ucap raccel sambil menyodorkan roti sandwich dan teh hangat untuk dinar."kamu tidak perlu repot-repot, aku telat bangun hari ini" jawab dinar, "ayo masuk dulu, temani aku sarapan" sambung dinar pada raccel yang berdiri mematung tidak banyak bicara. Raccel masuk kekamar itu dan melihat kearah balkon yang masih dengan pintu tertutup. Raccel membukanya dan menghirup udar laut yang sangat disukainya."aku sudah dari dulu minta kamar ini pada kakek tetapi tidak dikasih, ternyata kamar ini jauh lebih indah dari kamarku" ucap raccel dengan wajah cemberutnya."ah, apa kamu mau bertukar kamar d
Dinar duduk dan mengunci pintu kamarnya selepas raccel keluar dari kamarnya. Dia melihat ke lemari tua yang kemarin dia buka, dinar mengambil kunci dibelakang lemari dan membuka lemari itu. Dinar langsung melihat kotak kecil kemarin membawanya keatas tempat tidur dan membukanya lagi. Sungguh banyak mutiara warna warni disana, dan dia penasaran dengan kerang yang berbentuk menyerupai terompet itu.Dinar pelan meniupnya, tapi tidak bisa mengeluarkan suara. "ah ini pasti cuma hiasan saja" ucap dinar dalam hatinya. Dan meletakkan kerang itu kembali, dia melihat sati persatu mutiara itu, dia ingat mutiara-mutiara itu sangat mirip dengan perhiasan yang dipakai kunar tempo hari. Dia mengambil tali dan merangkai butiran mutiara itu dan berniat untuk memberikannya nanti pada raccel, pasti raccel akan menyukai itu apalagi dia yang membuatnya sendiri, mengingat lunar sudah mempunyai kalung seperti itu dinar akan membuatkan ini untuk raccel saja.Dia, merangkai mutiara-mutiara ind