Raccel yang sudah menyimpan rasa sedari lama sangat menikmati moment ini, mereka bercerita banyak hal dan raccel pun sangat mempercayai apa yang dikatan dinar.
"dinar, apa kita jalan-jalan ke kota saja ya?"tanya raccel "kita kepantai saja gimana?"
"ide bagus, ayo,!"
Mereka beranjak pergi dari tempat itu dan memasuki mobil untuk pergi jalan-jalan lagi.
"raccel gimana kalau kita kepantai kemarin saja? Aku lebih nyaman disana" kata dinar
"baiklah" raccel menjawab dengan singkat
Mobil yg d kendarai edward melaju dengan pelan agar mereka menikmati sepanjang perjalanan sebelum berhenti d tempat parkir yang cukup jauh dari pantainya. Karena jalan disana lumayan sempit untuk mobil besar mereka.
Dinar dan raccel sangat senang sampai dia mengabaikan mata-mata orang yang terkagum melihat mereka berdua.
Tak lama berjalan mereka sampai kepantai yang kemarin mereka kunjungi. Raccel duduk ditempat biasanya. Tapi dinar malah pergi ke ujung pantai didekat bebatuan. Disana anginnya agak kencang membuat dinar terlihat lebih bersinar dari biasanya. Dia duduk dibebatuan itu tanpa mengajak raccel bersamanya. Raccel yang melihatnya dari jauh hanya memperhatikan saja dengan rasa senangnya karena bisa melihat orang yang dia sukai itu. Secra diam-diam raccel terus memperhatikan dinar. Dinar tidak tau kalau dia sedang diperhatikan. Tiba tiba saja dinar mendengar sesuatu dari laut, seperti sedang memanggil. Suara nya sangat samar hingha dinarpum beranggapan itu suara angin.
Dinar mendengarkan dengan tekiti tetaoi sayangnya suara itu telah hilang. Dia tidak tau apa kata-katanya. Tapi terdengar berbisik
Dinar yang dari tadi sudah berlama lama disana akhirnya berbalik dan tak sengaja matanya beradu dengan seorang gadis gadis yang sangat cantik. Dia memiliki mata biru bak lautan dan rambut putih bak mutiara. Dinar tertegun dan hanya menatap saja tanpa bersuara. Begitu juga dengan gadis itu dia menatap dinar dengan semua senyum manis dibibirnya. Seakan sudah mengenal lama.
"k ka kamu siapa?" tanya dinar gelagapan
"aku lunar, kenapa kamu disini, ini tempatku biasa duduk" jawab wanita itu sambil mengernyitkan dahinya
"oh maaf aku hanya melihat-lihat saja, baik aku akan pergi. Permisi,!" dinar buru-buru turun dari bebatuan dan segera pergi.
"tunggu, kamu boleh tetap disini jika kau mau" jawab gadis itu dengan malu-malu
Dinar tersenyum dan mengangguk duduk untuk sebentar lagi. Karena dia menikmati tempat itu. Mereka tidak berbicara satu patah lagi. Hanya berdiam dan sesekali menatap satu sama lain. Dan tiba tiba dinar dikejutkan oleh suara dibelakangnya
"dinar kamu sedang apa, ? Ayo kita pergi" raccel datang dengan kebingungan karena dinar seperti berbicara sendiri
"aku hanya duduk saja, tadi lagi ngobrol saja dengan lunar" sambil menunjuk k arah belkangnya.
Raccel memiringkan kepala untuk melihat lunar yang dikatakan dinar tadi, tapi dia tidak melihat siapa-siapa disana. Raccel tersenyum dan mulai meledek dinar
"kamu lagi bicara sama batu ya? Kamu kasih nama lunar" ledek raccel
Sontak dinar kaget dan menoleh untuk melihat ternyta benar tidak ada siapa-siapa disana hanya benatuan besar saja. Dinar tidak tau apakah yang berbicara dengannya tadi sudah pergi atau bahkan hanya khayalannya saja. Dinar bertanya-tanya dalam hatinya. Dia menoleh kemana-mana tetap tidak menemukan siapapun
Dinar menoleh pada raccel lagi, "yasudah ayo kita pergi kagi" kata dinar kebingungan
Mereka berjalan-jalan diaepanjang pantai, sambil sesekali memainkan airnya.
Dinar masih memikirkan gadis yang ditemui nya tadi, dia tidak tau kemana perginya. Sepertinya dia penasaran dengan gadis itu, dia akan kesana lagi besok tanpa raccel. Dia banyak diam saat itu dan hanya mendengarkan raccel saja sepanjang perjalanan.Tak terasa sudah sore, mereka kembali pulang dan menikmati pemandangan diperjalanan menuju rumah. Melihat lampu dan rumah warna warni dipinggir jalan. Itu seakan membius dinar dan melupakan gadis manis yang dia temui siang tadiRaccel yang melihat dinar banyak diam juga ikutan diam dan berfikir mungkin dinar lelah dan ingin cepat berbaring dikasur. Dan tidak lama mereka sudah sampai dirumah.Tumben sekali tidak ada kakek dirumah, sedangkan makanan sudah tehidanh dimeja makan."kakek dimana ya?" tanya raccelDan saat mereka duduk raccel melihat kertas bertinta emas dibawah gelas jusnya"nak, maaf kakek tidak bisa makan malam bersama, karena kakek ada urusan mendesak kepulau sebelah, mun
Dinar masih terpaku dengan gadis ikan tadi, "hm..ternyata masih banyak kejutan ditempat ini" ungkap dinar sambil tersenyum.Dirumah, raccel yang bangun sudah hampir siang mencari dinar kekamarnya dan dia tidak menemukannya, mencari kemana-mana tapi dia tidak menemukan dinar, dia berlari keluar dan menemukan edward yang sedang membersihkan mobil."edward, apa kamu melihat dinar? dari tadi aku tidak menemukannya dimana-mana" tanya raccel dengan cemas."oh..tenang saja, tuan muda tadi katanya ingin berjalan-jalan dikota""apa? dia sendirian?" tanya raccel bertambah cemas"iya, tidak apa-apa nona aku akan menjemputnya sekarang" jawab edward sambil tersenyum manis"baiklah, tolong bawa dia pulang dengan cepat"Edward memasuki mobil dan melajukan mobilnya dengan cepat, dia senang jika berbicara lebih lama dengan raccel, dan dia agak sedikit cemburu jika raccel mulai mencemaskan dinar.Dinar yang masih terduduk ditempat tadi ber
Dinar tidur dengan cepat hari itu dan bangun pagi-pagi sekali, dia pergi ketaman belakang dan mengambil beberapa tangkai mawar merah, dia berniat mengunjungi lunar hari ini, dan lebih pagi agar lunar bisa lebih lama berada didaratan. Dia akan membawakan lunar mawar-mawar yang indah itu. Dan menuju halaman depan untuk membangunkan edward dan minta anatar padanya kekota."tuan, kenapa anda bangun pago sekali?" tamya edward penasaran,"aku ingin kekota sebentar, aku ingim bertemu seseorang" jawab dinar sambil tersenyum, edward melihat ketangan kanan dinar terlihat dia sedang memegang beberapa tangkai mawar, dan dia tau kalau mungkin dinar akan bertemu seorang gadis, edward sungguh sangat tenang melihat itu.karena dengan begitu dia tetap bisa mencintai raccel diam-diam tanpa dicinti orang lain juga.Edward mulai menjalankan mobilnya dan sesekali melihat dinar dikaca, sungguh sangat ceria dia hari ini, dia pasti sedang jatuh cinta, fikir edward."tuan, k
Dinar menatap wajah lunar sesaat sebelum lumar masuk kelaut lagi, dia berjanji akan menemui lunar setiap pagi, tentu saja dengan membawakan beberapa tangkai mawar untuknya."sampai bertemu lagi"ucap lunar,"aku akan kembali besok" lanjut dinar. Dan meteka berpisah saat itu juga, dinar berbalik dengan semua rasa penasaran diotak nya. Tentu saja edward sudah menunggu. Semoga saja raccel belum bangun."tuan, hari ini kakek pulang, sebaiknya kita langsung penjemputnya kepelabuhan" ucap edward."oh ya..baiklah, aku juga sangat merindukan kakek" jawab dinar senang.Mereka menuju pelabuhan yang sangat sederhana itu, benar saja tak lama mereka menunggu kakek tampak berjalan dengan seseorang yang belum dikenalnya."selamat datang kembali kakek" ucap dinar"terimakasih cucuku sayang, bagaimana kabarmu?" tanya kakek."aku baik kek, kakek bagaimana?, apa perjalanannya menyemangkan?" ucap dinar."ya sangat menyenang
Kakek memandangi keluar dan tertuju kepada bebatuan tempat dimana dinar bertemu lunar. Dia seakan tau sesuatu, dan melihat wajah sendu kakek seketika."kakek kenapa?, apa tidak enak badan?" tanga dinar pada kakek,"tidak ada apa-apa, kakek hanya lelah saja, kamu jangan cemas kakek akan beristirahat" ungkap kakek sambil menepuk bahu dinar dan pergi meninggalkan kamar. Melihat taut wajah kakek, dia tau kakek sedang memikirkan sesuatu, tapi apakah itu? Apa benar ayahnya yang dikenal lunar dulu? Apakah brama ayahnya yang dimaksud lunar yang sudah mengkhianatinya? Semua pertanyaan ini berkecamuk difikiran dinar, dia memandangi kembali kepantai, matahari mulai terbenam dan lampu-lampu dibawah sana sangat indah terlihat, dan juga lampu kapal nelayan yang juga terlihat. Dinar selalu menatap kearah mereka biasanya duduk, dia berharap bukan ayahnya yang mengkhianati lunar, dan berusaha melupakan nama itu. Dia tidak ingin lunar tau kalau brama itu adalah ayahnya.Dinar ber
"tok tok tok" suara ketukan pintu terdengar dari pintu kamar dinar, yang mengagetkannya dam langsung duduk dengan cepat. Dia melihat jamnya, ternyata sudah pukul 9 pagi."yaah, sudah sangat telat untuk pergi menemui lunar" keluh dinar dalam hati, dnegan cepat bangkit dan membukakan pintu kamarnya."kakek menyuruhku mengantarkan sarapan ini untukmu" ucap raccel sambil menyodorkan roti sandwich dan teh hangat untuk dinar."kamu tidak perlu repot-repot, aku telat bangun hari ini" jawab dinar, "ayo masuk dulu, temani aku sarapan" sambung dinar pada raccel yang berdiri mematung tidak banyak bicara. Raccel masuk kekamar itu dan melihat kearah balkon yang masih dengan pintu tertutup. Raccel membukanya dan menghirup udar laut yang sangat disukainya."aku sudah dari dulu minta kamar ini pada kakek tetapi tidak dikasih, ternyata kamar ini jauh lebih indah dari kamarku" ucap raccel dengan wajah cemberutnya."ah, apa kamu mau bertukar kamar d
Dinar duduk dan mengunci pintu kamarnya selepas raccel keluar dari kamarnya. Dia melihat ke lemari tua yang kemarin dia buka, dinar mengambil kunci dibelakang lemari dan membuka lemari itu. Dinar langsung melihat kotak kecil kemarin membawanya keatas tempat tidur dan membukanya lagi. Sungguh banyak mutiara warna warni disana, dan dia penasaran dengan kerang yang berbentuk menyerupai terompet itu.Dinar pelan meniupnya, tapi tidak bisa mengeluarkan suara. "ah ini pasti cuma hiasan saja" ucap dinar dalam hatinya. Dan meletakkan kerang itu kembali, dia melihat sati persatu mutiara itu, dia ingat mutiara-mutiara itu sangat mirip dengan perhiasan yang dipakai kunar tempo hari. Dia mengambil tali dan merangkai butiran mutiara itu dan berniat untuk memberikannya nanti pada raccel, pasti raccel akan menyukai itu apalagi dia yang membuatnya sendiri, mengingat lunar sudah mempunyai kalung seperti itu dinar akan membuatkan ini untuk raccel saja.Dia, merangkai mutiara-mutiara ind
Hari ini sangat membahagiakan bagi raccel, dia seperti mendapat jawaban dari hatinya, hari itu raccel masih melihat kalung mutiara yang diberikan dinar untuknya. Dia sangat senang sehingga tidak henti-hentinya tersenyum.Dikamar dinar sibuk memikirkan lunar, sehari ini tak bertemu rasanya sangat rindu, dan besok dia akan kepantai menemui lunar, diluar terdengar suara memanggil dinar bergegas membuka pintu kamar, rupanya paman bima."dinar, kamu sedang apa?""oh paman, mari masuk" sambil mempersilahkan paman bima masuk dan menyiapkan tempat duduk untuk mereka di balkon."baiklah...paman besok akan pulang, apa kamu mau ikut paman?" ungkapnya."lain kali saja paman, nanti aku akan berkunjung kesana, kenapa paman pulang cepat sekali?" lanjut dinar"paman tidak bisa berlama-lama, banyak urusan yang harus paman kerjakan" ucap dinar.Dinar melihat tubuh tinggi tegap itu sangat membayangkan ayahnya yang pasti juga mirip dengan pamannya