Share

150. Menebus Kesalahan Masa Lalu

***

Setelah Sean mengantarkan Sarah dan Nisa ke apartemen, ia berpamitan. Awalnya, Nisa melarangnya pulang, tetapi Sean beralasan bahwa ayahnya ingin bertemu dengannya.

Nisa hanya sibuk melamun dan senyum-senyum tanpa jelas, membuat Sarah heran menatap gadis itu, "Kenapa senyum terus dari tadi?" tanya Sarah.

"Si Tampan, dia tadi gugup bertemu denganku," jawab Nisa dengan wajah bahagia.

"Iya, dia gugup karena ketemu sama demit," gurau Sarah.

"Nyebelin! Demit cantik kayak aku, siapa sih yang bisa nolak?" Nisa menyombongkan diri.

"Sean kan yang nolak?" celetuk Sarah.

"Kamu itu sahabatku, harusnya kamu dukung aku dengan si Tampan. Kamu harus puji aku di depannya," pinta Nisa.

"Aku sudah melaksanakan titahmu, wahai titisan Nyai Nisa Kidul," kelakar Sarah.

"Lalu reaksinya bagaimana, wahai cupid cintaku?" tanya Nisa dengan sorot mata yang tak sabar.

"Mau jujur atau bohong?" Sarah memberi pilihan.

"Jujur."

"

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status