Share

43. Pak Dadang

Sembari menunggu Farid mengganti pakaian, sesuai instruksi Dito sang ketua, aku menuju rumah tetangga-Pak Dadang. Awalnya sama sekali tidak curiga kenapa harus aku yang melakukan ini. Ternyata sekarang aku tahu alasan paling tepat. Dito pernah mencoba meminjam motor Pak Dadang kemarin, sayangnya ia tidak mendapatkan ijin itu. Setidaknya itu info yang aku dengar dari bisikan Arfa saat aku melangkah keluar rumah. Pesannya lagi, jangan lupa senyum.

Aku sudah tiba di depan rumahnya. Tamannya sangat asri lengkap dengan bunga-bunga yang sangat menawan hati. Dengan pintu ruang tamu yang selalu terbuka seolah siap menerima tamu kapan saja. Rumahnya terlihat sangat sepi atau mungkin orang yang tinggal di dalamnya yang tak berisik.

Perlahan ku langkahkan kakiku semakin dekat lalu mengetuk pintu rumah itu, tak lupa dengan sebuah salam.

“Selamat pagi,” ucapku dengan sopan. Tidak terlalu keras namun tidak kecil.

Tidak ada tanggapan. Aku sedikit kecewa. Aku

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status