Share

Part 99. Aku Sekarat

Gerakan yang makin gesit dan dengan mudah berkelit, saat aku kembali menghunuskan pedang padanya. Ah … sepertinya monster ini sudah belajar dari pengalaman, ya? Kukira bodoh, ternyata tak sebodoh itu.

Akan tetapi, satu hal yang kutangkap darinya. Luka tusukan itu membuat luka dan darah merembes dari sana. Namun, kenapa tidak selambat di leher? Padahal jika sitilik lebih dalam, seharusnya yang di leher alirannya lebih deras karena di sana ada nadi.

Tidak mungkin tusukanku mengenai jantungnya. Dengan kulit bersisik sekeras itu, tentu tusukanku bukan apa-apa. Paling-paling kalau berhasil mengena, jantungnya hanya tergores saja. Lagi pula, monster itu masih bergerak dengan bebas. Tidak ada tanda-tanda dia akan tumbang.

“Tusuk sekali lagi!” perintah Dad. Masih dengan kondisi hanya suara yang bisa kudengar, sedang raganya entah di mana. Meski begitu, aku memiliki firasat bahwa kemungkinan berhasil itu lebih

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status