Share

Video

Anjani yang ketakutan langsung melempar ponselnya ke lantai hingga ponsel itu rusak. Tubuhnya kembali gemetaran dan makin putus asa dia merasa jijik pada dirinya sendiri.

"Hiks.., Kenapa mesti aku!" Isak tangisnya pecah dalam keheningan kamar yang sunyi senyap.

Sedangkan di sisi lain, Bryan terus-menerus mencoba mencari tahu tentang apa yang sebenarnya Anjani alami malam itu. Saat akan masuk ke mobil tiba-tiba ia mendapat notifikasi dari ponselnya. Bryan kemudian memeriksa dan betapa terkejutnya saat melihat sebuah video yang kini beredar. yang mana isi video itu merupakan pelecehan dialami oleh Anjani. "Gadis yang menjual diri karena membutuhkan uang." Kira-kira seperti itu coption yang tertulis untuk keterangannya.

Bryan syok, perasaan marah, kecewa, malu dan rasa bersalah menjadi satu. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat, harapannya pupus seketika mengetahui jika orang yang dia cintai telah dilecehkan dan dipermalukan. Karena berita itu, Bryan langsung bergegas menuju ke rumah Anjani. 

Begitu pula dengan Ridwan dan Anita, setelah menyaksikan video yang beredar tersebut, perasaan mereka hancur sehancur hancurnya. terlebih lagi Anita setelah usai menyaksikan video itu, Iya langsung tak sadarkan diri karena syok hingga membuat Ridwan panik.

"Anita, ya ampun!" Ridwan langusung menimang tubuh istrinya yang terkapar lemas dan langsung membawanya ke sofa. Setelah itu ia berteriak memanggil Artnya.

"Bibi, cepat bawakan air!" teriak Ridwan.

Teriakan Ridwan terdengar sampai ke kamar Anjani, sehingga membuat Anjani penasaran tentang apa yang terjadi di luar sana dan bertanya-tanya mengapa sang ayah berteriak seperti itu. Karena penasaran, akhirnya ia keluar dari kamar untuk pertama kalinya dan saat tiba di ruang tamu ia terkejut melihat ibunya terbaring di sofa tak sadarkan diri.

"Mama!" Anjani berlari menghampiri ibunya. 

Ridwan yang melihat kemunculan Putrinya langsung teringat akan video yang tadi mereka saksikan dan merasa semakin hancur.

"Pah, apa yang terjadi kenapa Mama pingsan?" Tanya Anjani cemas. Dan kebetulan juga Bryan baru saja sampai dan terkejut melihat keadaan itu.

"Mama!" Ujar Bryan panik, kemudian berjalan mendekati Anita dan Anjani.

Melihat kedatangan Bryan, Anjani langsung mengalihkan pandangannya lalu bergegas pergi dari sana. Dia merasa belum siap untuk bertemu secara langsung dengan Bryan. Melihat Anjani yang tiba-tiba pergi membuat Ridwan dan Bryan tertegun. Hingga tak berapa lama bi Imah akhirnya datang membawa segelas air putih.

"Ya Allah nyonya, ini Tuan airnya." Ujarnya lalu memberikan air itu ke Ridwan. Yang  kemudian dipercikkan sedikit ke wajah Anita agar tersadar. Bryan dan bi Imah menunggu dengan cemas, akhirnya Anita pun tersadar yang langsung menangis mengingat isi video tadi. Karena istrinya menangis, pertahanan Ridwan pun runtuh ia ikut menangis memikirkan nasib Putri kesayangannya. Melihat kedua orang tua Anjani menangis Bryan khawatir sekaligus bingung.

"Ada apa pah, Kenapa kalian menangis?" Bryan bertanya dalam kebingungan.

Ridwan kemudian hanya menatap Bryan dan langsung memeluknya disertai isakan tangis pilu dari seorang ayah. Lagi pula orang tua mana yang tidak hancur jika tahu anaknya sudah diperlakukan seperti itu. karena tidak mendapat jawaban, Bryan kembali bertanya ada apa dan barulah kali ini Ridwan memberitahunya tentang video yang mereka saksikan tadi. mengetahui itu, Bryan langsung terdiam seribu bahasa matanya memerah menahan air mata. Di tengah kesedihan itu, Tanpa mereka sadari jika Anjani yang berada di lantai dua mendengarkan semuanya dan itu membuat dirinya semakin frustasi.

____

"Iya Tuhan, apa salah putriku kenapa dia harus mengalami kejadian memalukan ini." Anita menangis tak berdaya.

"Ini semua gara-gara dirimu, andai Anjani tidak pergi denganmu malam itu semuanya tidak akan terjadi." Anita langsung menyalahkan Bryan. Bryan diam tak berdaya mendengar perkataan Anita, penyesalan dalam dirinya semakin besar.

"Maafkan aku karena tidak bisa melindungi Anjani." Ujar Bryan dengan suara serak menahan tangisnya.

"Kami tidak butuh maaf darimu, semuanya telah hancur, reputasi dan kehormatan kami sudah hancur!" Teriak Anita dengan emosi. 

Mendengar semua itu, Anjani tidak tahan lagi ia lalu berlari ke kamarnya sambil menangis.

"Aku berjanji, orang yang telah melakukan ini pada Anjani akan mendapatkan hukumannya." Bryan mengepalkan tangannya.

Akan tetapi, Anita justru terus-menerus menyalahkan Bryan dan menyuruhnya untuk tidak ikut campur tentang Anjani dan keluarga mereka lagi. Dan kala itu pula emosi Ridwan meledak, dia marah dan ikut menyalakan Bryan atas semua yang terjadi. Setelah puas memaki, dia lalu mengusirnya dari sana.

"Pergi kau dari sini, mulai sekarang jangan pernah datang lagi!" Ridwan berteriak mengusir Bryan.

"Jangan pah, aku mohon jangan katakan itu aku berjanji akan mencari orang yang sudah___." seketika ucapannya terhenti karena Ridwan langsung menamparnya sehingga membuat Anita Dan Bi Inah terkejut.

"Saya tidak membutuhkan janjimu, waktu itu kau juga berjanji untuk menjaga putriku, tapi apa, putriku sampai mengalami hal buruk karena dirimu." Ujar Ridwan dalam kemarahan.

Bryan terdiam mendengarkannya, dia merasa bahwa apa yang dikatakan Ridwan itu benar. Dan terpaksa Bryan pergi meninggalkan rumah itu dengan beban yang semakin besar di kepalanya. Dia marah, benar-benar marah bukan karena Ridwan memakainya akan tetapi dia marah kepada orang yang telah melecehkan kekasihnya. Karena kemarahannya, dia sampai mengendarai mobilnya secara ugal-ugalan.  Ucapan Ridwan dan isi video terus berjalan di dalam pikirannya seperti kaset rusak. Sampai-sampai dia tidak menyadari jika dia sudah keluar jalur, dan dari arah berlawanan ada sebuah truk yang melaju dengan kecepatan. Untung saja dia cepat tersadar karena suara klakson dari truk tersebut sehingga ia pun membanting setir untuk kembali ke jalur yang benar. Bryan yang syok menghentikan mobilnya terlebih dahulu untuk menenangkan pikirannya.

"Uff, hampir saja, Argh kenapa semuanya seperti ini, KENAPA!!"  Ia berteriak melepaskan amarahnya, sambil terus menerus memukul setir mobil hingga tangannya terluka. 

"Siapapun kau, aku tidak akan mengampunimu!!" Dia menggenggam setir mobil dengan erat sambil berteriak. Di tempat itu Bryan meluapkan semua kemarahannya. setelah merasa agak tenang ia pun melanjutkan perjalanannya untuk pulang.

_____

Di rumah keluarga Ridwan, di dalam kamarnya, Anjani terduduk di pojok ruangan sambil memeluk kedua lututnya. Matanya membengkak karena terus-menerus menangis.apalagi dengan kejadian tadi yang membuatnya semakin merasa bersalah. Dia tidak menyangka jika ucapannya tempo hari akan membawanya ke dalam jurang kehancuran.

"Hiks, maafkan Anjani, mah, pah. Karena telah menghancurkan nama baik kalian." Gumamnya dengan derai air mata yang tak henti-hentinya tercucur.

Saat tengah malamun, matanya seketika tertuju pada pisau cutter yang berada di atas meja. Lama ia memandangi pisau itu, setelah itu ia berdiri dan mengambilnya. dia kemudian meletakkan pisau itu di lengannya berniat untuk mengakhiri hidup saat itu juga. Namun, seketika Ia terhenti karena mendengar suara ketukan pintu kamarnya.

"Nak, ini mama tolong buka pintunya, sayang!." Ujar Anita dari balik pintu.

Mendengar suara dari sang ibu, Anjani mengurungkan niat untuk melakukannya. Perlahan-lahan ia berjalan mendekati pintu namun tidak untuk membukanya.

"Ma-mama, maafkan Anjani, hiks." Anjani menyandarkan tubuhnya ke pintu sambil terus meminta maaf dengan suara lirih.

Anita yang mendengar itu tak mampu  menahan diri untuk tidak menangis, apalagi mendengar suara putrinya terseduh pilu di dalam sana.

"Anjani, hiks tolong buka pintunya, nak." Sekali lagi Anita memohon, dan barulah Anjani mau membuka pintu, Mereka pun langsung berpelukan sambil menangis.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status