Ki Kalinga juga merasakannya, tetapi bukan tertekan energi Banny.
Hanya saja mereka rasa damai, dan hangat dengar energi itu.
Setelah itu, Banny langsung menyambut serangan murid kekelawar iblis.
Dengan sahnya perang terjadi kembali, tetapi perang antara hidup dan mati.
Terjadi letupan dan teriakan, antara murid kekelawar iblis itu, yang meregang nyawa.
Darrrr! Akkkkkk! Arkkkk!
Ini adalah bencana bagi yang terlibat, hanya Ki Laphel saja, yang tidak ikut menyerang.
Melihat semua itu Ki Laphel, meradang dengan mata memerah.
Dan langsung mengores tanganya, sehingga keluar darah segar.
Dan Langsung meminum darah itu, seketika Ki Laphel mengeluarkan energi iblis.
Dan menjadi raksasa, yang memiliki tinggi sekitar 10 meter.
Kejadian itu membuat Banny tersenyum miring, dan berkata dengan nada menghina.
"Ahahaha inikah rupa pengiku
Akan tetapi musuhnya adalah iblis, dengan bergitu laju.Masih bisa di imbangi, dengan kekuatan iblis, yang mengunakan energi aslinya.Wusss! Burmmm! Darrr!Setelah pertemuan dua serangan itu, terjadi ledakan besar.Yang mengempaskan apa saja, yang di lewat ledakan itu.Banny tersenyum melihat itu semua, setelah membangkitkan unsur apinya.Termasuk mustika Es abadi, membuat Banny hanya sedikit memiliki.Balas kasian pada lawanya pada kawannya, Banny menjadi sosok berbeda. Wuss! Duarrr! Bummm!Banny dan makhluk itu, sama-sama terpental, Banny terpental sekitar 500 meter.Bagi makhluk itu pula, hanya terpental 150 meter.Terlihat berbezaan energi dan kekuatan, tetapi Banny belum terlalu serius.Hurkk! Hurkk! Warkk!Banny terbatuk dua kali, dan memuntahkan darah segar.Memandangkan Banny terluka
Setelah seminggu Banny di perguruan itu, Banny akhirnya kembali.Kembali menulusuri daratan besar itu, melihat Banny akan pergi.Fera merasa sedih, dan tidak rela di tinggalkan, dengan muka cemburut Fera Berkata."Popo boleh aku ikut dia?" Tanya Fera."Bisa saja, jika Banny menijinkan kau ikut bersamanya." jawap Ki Kalinga.Mendengar itu, Fera langsung berlari kecil menuju.Ruang rehat Banny, kerana Banny belum pergi, Banny berniat pergi.Bila waktu sudah memasuki suasana malam, setelah sampai di dekat ruang Banny.Fera mengetuk pintu, berharap Banny akan membuka pintu itu.Kerana Fera tahu, tanpa suara atau semacamnya pun.Banny masih mengatahui itu dirinya, setelah menunggu beberapa saat.Akhirnya Banny membuka pintu ruang itu, dan keluar tanpa memakai baju.Hal itu membuat Fera terkejut, dan seketika Fera menutup matanya.&n
Awal sekali mereka cari di kampung itu, rumah makan kerana lapar.Banny dan Fera menekan energi kependekaran mereka, agar tidak di curigai.Orang-orang di kampung itu, melihat Banny dan Fera.Kerana mereka tidak merasakan energi kependekaran, sehingga mereka.Memandang mereka dengan pandangan hina, dan memandang rendah.Hal itu membuat Fera mengepalkan tangannya, ingin menyerang mereka.Tetapi Banny menahan Fera, agar tidak membuat masalah.Terlebih tangan kirinya, di tutupi kain panjang, membuat mereka tambah curiga.Tetapi Banny hanya menangapi biasa saja, tetapi unsur Api dan Es.Berkobar-kobar, ingin menyerang mereka yang melihat. Banny juga sebenarnya ingin menyerang mereka, tetapi Banny tau ini tempat orang.Setelah 30 minit akhirnya, mereka akhirnya jumpa rumah makan.Yang memiliki ruang inap, Banny dan Fera
Setelah Fera menyelesaikan semua pendekar itu, Fera menyusul.Di meja Banny dengan pipi mengembung, kerana marah.Musuhnya sangat senang di kalahkan,dan juga Banny meninggalakan dirinya.Banny yang Melihat itu malah terkekeh, dan berkata."Hihihi gadis tengkil, kenapa muka mu macam udang." Banny terkekeh."kakang itu, mengapa meninggalkan aku sendiri," marah Fera"sudahlah itu latihan mu juga, kerana ini baru sedikit, belum lagi nanti, ketemu perguruan golongan hitam," bebel Banny.Panjang lebar membuat Fera terdiam, dengan kepala menunduk."Kenapa kau menyesal mengikuti ku?" tanya Banny.Serta merta Fera menjawap, dengan senyuman di bibirnya."Tidak kakang aku malah senang, mengikuti dirimu," jawap Fera.Setelah menunggu 10 minit, akhrinya pelayang yang tadi.Mengambil pesanan Banny, datang membawa 2 porsi ayam, dan sebotol arak.Tetapi se
Setelah beberapa saat, menunggu musuhnya akhirnya mereka tiba di sana.Dengan senjata masing-masing mereka, dengan berani ketua mereka berkata."Jika diri mu berani, mari maju sini,tunjukan kekuatan mu" kata ketua mereka."Ahahah, kalian berani keroyokan, dasar lemah sekali," hina Banny."Binatang beraninya dirimu menentang kami, sepertinya mencari mati" Balas ketua tersebut.dengan nada marahnya, tidak terima semua hinaan itu, seketika ketua kumpulan tersebut, memasang kuda-kuda."Jurus Penarik Nyawa!" teriak ketua tersebut.Melihat serangan itu, Banny membuka sedikit energinya, agar bisa menahan serangan tersebut.Setelah Banny membuka energinya, bersamaan dengan itu juga, serangan ketua penyerang tersebut tiba, di tempat Banny."Tameng Es Abadi!" Teriak Banny dengan lantang.Dan serangan dari ketua tersebut, telah pun tiba di tempat Banny, saling dorong satu sama lain.
Tetapi harimau itu malah mengerang, kerana tertekan energi Banny.WARKK! WARKK!Banny fikir kekuatan hewan itu, hanya bergitu saja, tetapi beberapa minit kemudianKekuatan hewan tersebut itu, tiba-tiba saja bertambah kuat.Banny terdesak kesal akan hal itu, tetapi harimau tersebut.Telah pun terlepas dari pengekang Banny, dan berniat menyerang Banny.Sekelip mata harimau itu, telah hilang dari pandang mata Banny.Membuat Banny memasang siap-siaga, tanpa Banny rasakan.Dari arah belakang, harimau tersebut menyerang Banny, dengan cekarannya itu.WUSSS! TRAKKK!Banny pun menghilang, dan kembali muncul di atas pohon.Dengan senyuman di bibirnya, Banny mengibaskan tangannya.Dan memegang sebotol arak, bagi menemaninya bertarung.Tetapi harimau tersebut, tidak memberikan Banny rehat sesaat pun.Har
"Kerajaan kami telah hancur, di sebabkan oleh, kawanan iblis sialan," maki Boyot."Ternyata tujuan kita sama, aku pun akan mencari, perguruan golongan hitam, dan termasuk pengikut iblis durjana," balas Banny.Setelah itu, mereka kembali di mana, tempat Fera ditinggalkan."Sialan punya anak manusia, seorang wanita kau tinggalkan, seorang diri di goa ini?" Tanya Boyot.Dengan di sertai makiannya tersebut, tetapi Banny yang telah biasa.Hanya tersenyum menangapi semua itu, dan mengeleng kepala."sudahlah kau harimau jelek, mulut mu bau bangkai," umpat Banny."mulut mu bau arak, celaka maniak arak," balas Boyot."Arkkkk! sudah lebih kita teruskan masuk goa ini," marah Banny.Setelah beberapa minit, mereka memasuki goa tersebut, mencari keberadaan Fera.Sehingga Banny mengunakan tenaga dalam, untuk memanggil Banny."Fera! ohhh, kekasihku dimana dikau!" Teriak Banny.&nb
"Mau apa kalian, memasuki kampung ini?" Tanya pendekar tersebut."Kami hanya mencari rumah makan, kerana sudah 3 minggu, kami tidak makan," jujur Banny."Cihhhh, melihat baju mu saja, membuat ku berfikir, dan terlihat sangat dirimu golongan hitam." hina pendekar tersebut.Dengan matanya melihat Banny, dari atas ke bawah, seperti memandang rendah.Hal tersebut membuat Fera, mengangam tangannya akibat menaham marah.Tetapi Banny menahan Fera, dan menganggap seperti biasa saja.Kerana memang bajunya, cuma itu saja bewarna hitam, itu pun warna kesukaannya."Apa memang, kami tidak bisa memasuki kampung ini?" Tanya Banny dengan sopan."Bisa tetapi ingat, kami akan mengawasi kalian, dan kami tidak segan-segan, membantai kalian." Amaran pendekar tersebut."Terima kasih, kerana kalian sudi, menerima kedatangan kami." tunduk Banny berterima kasih."Sudah kalian masuk saja, aku muak meliha