Share

Bab 36. Perbincangan Selanjutnya.

Mata Tuan Fidel semakin lembab lalu kemudian basah. Ia terlihat benar-benar sedih dan berduka.

“Kalau saja Lusy bisa memberikan saya keturunan, Saya tidak mungkin tega menduakannya.” ucap Tuan Fidel menerawang menatap ke arah tak tentu. Seakan ia teringat dan merindui istri tuanya itu. Dua tetes air mata gugur membasahi pipinya, lalu segera ia seka dengan punggung tangannya.

Janeta hanya menatap Tuan Fidel dengan prihatin.

“Alangkah pembohongnya kamu Tuan Tua, kamu bahkan mentigakan Nyonya Lusy di saat beliau masih hidup.” kutuk Janeta dalam hati begitu ia terbayang sebuah foto Salma dan Tuan Fidel yang terlihat begitu mesra, lalu terngiang kembali percakapan Pak Warno dengan Shania sebelum Pak Warno meninggal dunia.

“Hmmm...” suara lelaki itu mendehem.

“Sebulan sebelum meninggal, Lusy datang kemari. Ia mengatakan kalau ia pernah melihat suami kalian pergi ke hotel dengan seorang wanita muda.” ucap lelaki itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status