Bab 59
David terdiam tak lama kemudian mengangguk.
"Tapi, apakah saat ini, perasaan kakak pada kak An adalah nyata? Kakak mencintainya?"
David bangkit dari duduknya. Pertanyaan itu sangat sulit dijawab bahkan untuk dirinya sendiri. Apa sebenarnya yang dia rasakan pada Anesia.
Ia menatap kearah jendela.
"Anesia?"
******
"Anesia? Yah benar itu Anesia,"ucap David meyakinkan dirinya.
"Hah? Apa maksud kakak?"
Alice seketika langsung berlari dan menatap ke arah, dimana pandangan David tertuju.
"Mana? Kak An di mana?" Alice mencari dan menyusuri semua tempat yang dijangkau oleh retinanya, namun nihil, ia tidak melihat tanda-tanda adanya Anesia.
Tanpa menjawab pertanyaan Alice, David langsung pergi.
"Kak, Kak David kemana?"
Alice mencoba mengejar, namun langkahnya kalah oleh kaki panjang David.
'Ada apa dengan Kak David Tuhan. Aku mohon pertemukan ia dengan Kak An. Ia bahkan sudah mulai terliha
Bab 60"Kenapa aku baru sadar sekarang, setelah aku telah banyak menyusahkan orang orang sekitarku. Hiks hiks hiksss, kenapa? Jawab aku?" Alice mencengram kerah baju sahabatnya.Setelah beberapa lama, jam sudah menunjukan pukul 3 pagi,Tangis Alice mullai mereda,"Pokoknya setelah kak An ketemu dan masalah kak David selesai, aku akan kembali ke swiss, aku akan coba ngelupain dia."Sekarang jam berapa?"tanya Alice"Jam 3 pagi, Al.""Apa? Jam tiga pagi?""Aku harus segera pulang, mereka semua nggak ada yang tahu aku keluar,kecuali pak satpam. aku bohongin mereka, aku harus pulang sebelum ketahuan."~~~Alice telah berada di kamarnya. Untung ia berhasil masuk tanpa ketahuan. Jika ketahuan, nasibnya dan nasib pak satpam akan dalam bahaya.'Bahkan aku melibatkan Pak Satpam dengan semuanya. Kamu memang benar benar jahat Alice, kamu nggak mikirin orang lain, kamu hanya mikirin diri kamu sendiri. Kamu egoiiis
Bab 61"Tapi aku memaksa Anesia!" ucap David penuh penekanan."Tapi aku nggak mau!" Anesia kemudian masuk dan kembali akan menutup pintunya, namun David bisa menggagalkannya dan menariknya keluar."Kalau kau tidak mau aku akan menggendongmu."Tiba tiba"Brukk"********David tidak akan membiarkan Anesia terus menghindarinya, ia ingin menuntaskan semua masalah mereka. Tetapi penolakan Anesia, tidak sejalan dengan pemikiran David, yang menganggap bahwa semua kata yang ia ucapkan adalah perintah untuk siapapun yang di tujunya.Tanpa berpikir bahwa itu akan membuat Anesia akan semakin membencinya.Ia memaksa Anesia untuk mengikutinya. Jika ia masih tidak mau, maka ia akan menggunakan cara yang lain.Seketika David akan memggendong Anesia. Sampai kemudian sebuah pukulan melayang di rahangnya, yang kemudian membuat Anesia terlepas dari David."Auwww,"seketika David memegang rahangnya yang terasa sakit. Ia tersung
Bab 62Kekecewaan jelas nampak di wajah Alice. Ia berpikir, setidaknya ia bisa merasakan pelukan terakhir kali pada Alex. Namun nyatanya ia tidak bisa melakukannya. Ia langsung melangkah dengan senyum yang tidak luntur di wajahnya.Tetapi, tiba-tiba dirinya tertarik dan langsung berada dalam dekapan seseorang yang tak lain adalah Alex.Alice sangat kaget, matanya melotot dan tubuhnya membeku, sampai beberapa detik setelahnya, ia merasakan kenyamanan. Tangannya diulurkan untuk memeluk Alex, matanya terpejam menikmati setiap detik perpisahan mereka."Maafkan aku untuk semuanya Alice, tapi aku bukanlah seorang yang tepat untukmu.keputusan yang kau ambil adalah keputusan yang sangat tepat." Mendengar kalimat itu seketika Alice kembali tersadar. Ia langsung melepaskan pelukannya pada Alex dan mendorongnya."Ahh, maaf. Aku pergi!!"******Ditempat lain, Anesia memegang kepalanya, rasanya otak dan hatinya tidak sependapat.Hatin
Bab 63"Ada seseorang yang tertabrak Nona, sepertinya seorang lelaki tua. Dia sangat kasihan." Orang tersebut langsung berlalu."Lelaki tua?" Seketika Anesia dan Azka langsung berlari menuju keramaian, mereka berpikir sesuatu yang sama.Mereka langsung menerobos keramaian dan terlihat seorang tengah terbaring dengan beberapa luka di tubuhnya. Sedang seorang gadis hanya terdiam ketakutan di dalam mobil itu."Ayah!!" Seketika Azka dan Anesia langsung mendekati seorang yang terbaring lemah itu yang tak lain adalah Ayahnya.Azka sangat marah. Ia langsung berdiri dan berteriak."Siapa yang berani melakukan ini?"tanya Azka dengan kemarahan. Terlihat orang orang menunjuk seorang gadis yang tertunduk di dalam sebuah mobil. Azka seketika langsung menariknya keluar. Wanita itu sangat ketakutan.Anesia seketika langsung mendongak melihat keributan yang dibuat oleh Azka."Alice?""Kak An?Mereka saling bertatapan.&nbs
"Aku akan menikah!"ucap Anesia pada David tanpa berniat menjawab pertanyaan David sebelumnya."Apa yang kau katakan?"tanya David bingung."Aku akan menikah dengan Azka minggu ini, jadi kumohon jangan menggangguku. Aku sudah memaafkanmu!"ucap Lemah Anesia."Tapi aku tidak mengizinkanmu menikah dengan siapapin saat ini.""Apa hak mu melarangku!! Kita hanya berpura pura pacaran, dan semua kebohongan itu juga telah terbongkar kan? Lalu apa lagi, yang bisa menghentikanku? Kumohon! Jangan menambah beban pada diriku. Aku terlalu lelah dengan semuanya.David tidak bisa berkata-kata lagi. Rasanya ia sanagt marah, ia ingin melampiaskan kemarahannya.Ia langsung berbalik pergi yang kemudian menabrak Alice dan Alex yang baru saja datang dari luar."Kak, kakak kemana?"tanya Alice namun tidak mendapat jawaban."Kak? Ada apa?""Nggak ada apa apa, aku hanya mengatakan padanya untuk berhenti mengganguku, karena dalam minggu ini aku akan
Bab 65David sudah tenang. Ia tidak lagi mengamuk seperti sebelumnya.Hari berlalu dengan cepat, dua hari sudah David menjalani aktifitasnya. Ia juga tidak datang untuk mengunjungi pasien yang ditabrak oleh adiknya, ia hanya tidak ingin bertemu dengan Anesia. Ia ingin melupakannya.Tetapi semua di luar kendali David, ia tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya, bahkan sekedar untuk menyelesaikan satu berkas ia tidak mampu. Pikirannya terus berputar tentang ucapan Anesia.Ia menarik napas dan mencoba kembali berkonsentrasi, mengambil satu berkas untuk diceknya. Namun, belum beberapa menit,David langsung membanting berkas itu."Akhhhh, akhhhh, apa yang terjadi padamu David? Akhhh." teriak David frustasi. David mengambil sebuah hiasan yang ada di ruangannya. Ia ingin menghancurkannya untuk pelampiasan rasa stres yang dialaminya.namun saat ia hampir membantingnya. Ia sadar akan semuanya. Ia menahan diri, bahkan sampai urat tangannya menimbul
Bab 66******Urat tangan Azka menimbul saat ia mengepal. Memarahan nampak jelas diwajahnya saat mendengar ucapan Alice. Bagaimana bisa gadis itu menjatuhkan dirinya dihadapatn Anesia, saat dia sendiri sangat sulit untuk membujuk Anesia, dan saat kesempatan ini datang, dia bagai iblis penggoda yang ingin menghancurkan semuanya. 'Ini nggak bisa dibiarin.' Azka seketika menarik Alice dengan kasar dan menjauh dari ruang rawat ayahnya.Disusul Anesia yang mengikuti mereka."Awww, hey tanganku sakit!! Jangan menariknya seperti itu, kau memang lelaki yang sangat kasar!" teriak Alice membuat kemarahan Azka semakin memuncak lalu seketika menghempaskannya.Anesia yang mengejar mereka, kehilangan jejak. Ia tidak tau kemana Azka dan Alice pergi."Kemana mereka? Aku harus mencarinya, jangan sampai Azka melakukan sesoqtu yang salah pada Alice."Azka seketika menarik rambut Alice dan membuat Alice mendongakkan kepalanya."Aw, lepaskan rambutku! Pria brengsek!"
Bab 67Saat ini David ingin menenangkan diri. Ia ingin melupakan masalahnya dengan Anesia. maka itu dia meminta Alex untuk membawa beberapa gadis cantik sebagai peralihan pikirannya.Maka disinilah gadis-gadis itu, dihadapannya. dengan tampilan glamor dan make up yang tebal, dan jangan lupa pakaian yang seksi, entah apa yang mereka pikirkan. Apa mereka mengira David akan tergoda dengan mereka? Tidak, tidak sama sekali. Dia mengundang beberapa gadis itu untuk melampiaskan kemarahannya dan hanya sebagai pelayan saja. Tanpa boleh menyentuhnya sama sekali, karena ia sangat jijik dengan wanita seperti itu.Tiba- tiba seorang gadis mencoba memegang pundaknya. David yang merasa marah, seketika langsung mencengram tangan gadis itu kuat. Belum sempat dia mengatakan apapun, seseorang langsung masuk ke ruangannya yang tidak lain adalah Anesia. Anesia sangat kaget melihat pemandangan dihadapannya, 'Apa yang David lakukan dengan empat gadis ini? Dan itu apa? Kenapa David me